Mahasiswi USI Diduga Dibunuh
Breaking News: Jenazah Mahasiswi USI Dimakamkan, BEM FE USI Minta Pelaku Pembunuh Dihukum Maksimal
BEM FE USI minta polisi hukum Arya Lesmana setinggi-tingginya atas kasus pembunuhan Tantri Yulaila Tanjung
Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COM,SIMALUNGUN - Jenazah Tantri Yulaila Tanjung, mahasiswi USI (Universitas Simalungun) Fakultas Ekonomi Manajemen yang dibunuh mantan pacar sudah dimakamkan pihak keluarga.
Pemakaman dilangsungkan pada Sabtu (15/7/2023) malam, setelah jenazah korban ditemukan di Dusun I, Desa Afdeling VI Dolok Ilir, Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten Sergai.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi USI, Dina Aulia Sinambela mendesak polisi agar menghukum pelaku seberat-beratnya.
Dina mengatakan, apa yang dilakukan pelaku Arya Lesmana begitu keji.
Korban dihabisi dengan cara dipukuli menggunakan batu.
"Kami berharap agar hukum ditegakkan seadil-adilnya," kata Dina, Minggu (16/7/2023).
Dina sendiri begitu terpukul mendengar rekannya itu tewas dalam kondisi mengenaskan.
Ia tak menyangka, temannya yang dikenal baik itu pergi dengan cara tragis.
"Kami curiga pelaku sudah merencanakan aksinya dengan berpura-pura mengajak bertemu, lalu membawa ke lokasi sepi dan melakukan pembunuhan secara sadis," kata Dina.
Ia mendesak polisi menjerat pelaku dengan pasal pembunuhan berencana.
Dibuang ke Semak Belukar
Tantri Yuliala Tanjung (20), mahasiswi Universitas Simalungun Fakultas Ekonomi Manajemen dibunuh secara brutal oleh mantan pacarnya bernama Ari Lesmana.
Jenazah mahasiswi USI itu kemudian ditemukan membusuk di semak belukar yang ada di Dusun I, Desa Afdeling VI Dolok Ilir, Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten Sergai.
Saat ditemukan, kondisi jenazah dalam keadaan rusak lantaran sudah lima hari tergeletak di lokasi pembunuhan.
Baca juga: JPU Tak Bisa Hadirkan Saksi di Perkara Pembunuhan Paino, Pengacara Terdakwa Tato dan Sahdan Berang
Pengungkapan Kasus
Terungkapnya pembunuhan Tantri Yuliala Tanjung ini bermula saat keluarga membuat laporan ke Polres Simalungun.
Sudah lima hari sejak Senin (10/7/2023) lalu, Tantri tak pulang ke rumahnya.
Terakhir kali meninggalkan rumah, Tantri terlihat pergi bersama mantan pacarnya Ari Lesmana.
Atas laporan itu, polisi kemudian melakukan penyelidikan, dan mengamankan Ari di kediamannya yang berada di Jalan Cempaka Bawah, Nagori Simalungun, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun.
Baca juga: 6 Fakta Menarik Drakor Bitch and Rich, Drama yang Mengungkap Misteri Pembunuhan di Sekolah Elit
Setelah polisi menangkap Ari, penyidik mulai melakukan serangkaian pemeriksaan.
Dari hasil pemeriksaan, terungkap bahwa Ari sudah membunuh Tantri.
Sontak, pengakuan itu membuat polisi kaget dan langsung meminta pelaku menunjukkan dimana jenazah korban.
Pada Sabtu (15/7/2023) pagi, petugas Polsek Bangun, Polres Simalungun kemudian berkoordinasi dengan aparat Polres Tebingtinggi.
Meski wilayah pembunuhan ada di Kabupaten Sergai, tapi wilayah hukumnya berada di bawah kewenangan Polres Tebingtinggi.
Dalam waktu singkat, polisi mendatangi Dusun I, Desa Afdeling VI Dolok Ilir, Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten Sergai.
Baca juga: Sidang Pembunuhan Eks Anggota DPRD Langkat, JPU Hadirkan Penyidik dan Saksi Ungkap Hal Mengejutkan
Di sana, ditemukanlah jenazah korban Tantri Yuliala Tanjung yang sudah membusuk dan berbau.
Spontan, penemuan jenazah ini membuat warga sekitar heboh dan gempar.
Kabar penemuan mayat itu kemudian menyebar luas, hingga lokasi kejadian berubah bak lokasi pasar tumpah.
"Pelaku menghabisi korban menggunakan batu," kata Kasat Reskrim Polres Tebingtinggi, AKP Junisar Silalahi.
Kronologis Pembunuhan
Menurut pengakuan pelaku pada polisi, kronologis pembunuhan berawal saat pelaku mengajak korban untuk bertemu.
Sebelum pembunuhan terjadi, pelaku mengirimkan pesan lewat media sosial.
Setelah menerima pesan dari pelaku, pada Senin (10/7/2023), Tantri beranjak dari rumahnya mengendarai motor Honda Vario 125 warna putih.
Korban kemudian menjemput pelaku di kawasan Rambung Merah, Kabupaten Simalungun.
Baca juga: 4 Tahun Kasus Noven Siswi SMK Mari Suri, Polisi Belum Yakin Sosok Asli Pelaku Pembunuhan
Setelah bertemu, pelaku mengajak korban ke lokasi pembunuhan.
Tanpa curiga, korban pun menuruti permintaan pelaku.
Sampai di lokasi, pelaku meminta korban untuk jalan lebih dahulu.
"Saat korban jalan di depan, pelaku kemudian mengambil batu dan memukulnya ke arah kepala korban," kata Kasat Reskrim Polres Tebingtinggi, AKP Junisar Silalahi.
Mendapatkan pukulan keras, korban limbung dan terjatuh.
Baca juga: Akhirnya Ditangkap Pelaku Pembunuhan Pasutri di Ruang Karaoke, Motifnya Soal Batu Akik 250 Juta
Korban kemudian berteriak minta tolong.
Namun, pelaku yang kalap dan panik kembali memukul korban.
Kali ini, pelaku menghantamkan batu ke arah wajah dan kepala korban berkali-kali hingga mengucurkan darah segar.
Usai menghabisi korban, pelaku lantas mengambil semua harta benda korban, termasuk sepeda motor.
Pelaku pun kemudian pergi meninggalkan lokasi, dan membuang jenazah korban di semak-semak.
Korban Anak yang Baik
Kepala Desa/Pangulu Karanganyar, Syafii mengatakan bahwa Tantri Yulaila Tanjung adalah anak yang baik, ceria dan lugu.
"Kebetulan dia sering ke rumah kakeknya di sini (sebelah rumah kepala desa). Dia anak semata wayang," ujar Syafii di ruangan kepala desa.
Berdasarkan interaksi yang terjalin dengan tetangga termasuk perangkat desa, kata Syafii, bahwa Tantri adalah anak yang baik.
Saat ini Tantri mengenyam pendidikan di perguruan tinggi Universitas Simalungun, dan sudah memasuki semester VI Fakultas Ekonomi Manajemen.
"Sudah semester akhir lah dia ini. Dia ini bagus, baik, dan lugu. Makanya sempat emosi saya dengan pelaku, kok tega lah dia melakukan itu. Saya tanya itu ke dia (pelaku)," terang Syafii.
Menurut Syafii, jenazah korban dibawa ke RS Bhayangkara Kota Tebingtinggi.
Setelah pemeriksaan, jenazah akan dibawa ke rumah kakek korban di Huta V, Nagori/Desa Karang Anyar, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun.
Sesuai rencana, jenazah akan dimakamkan di pemakaman umum keluarga yang berada di Huta V ini.
Pembunuh Tantri Pekerja Serabutan
Arya Lesmana, pelaku pembunuhan terhadap Tantri Yulaila Tanjung merupakan pria yang bekerja serabutan.
Menurut pengakuan teman-temannya, Arya bekerja di pabrik tahu/tofu.
Namun, ia kerap tidur di Jalan Cempaka Bawah, Nagori Pematang Simalungun, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun.
"Dia enggak tetap kerjanya itu, bang. Kalau malam dia ke sini nginap sama kami. Kalau kerjanya dia di pabrik tahu. Tapi kadang kerja, kadang enggak. Serabutan lah," ucap teman-teman pelaku.
Teman-teman Arya Lesmana ini tak mengetahui siapa keluarga Arya di Simalungun.
Sebab, berdasarkan informasi yang mereka tahu, Arya sudah tak tinggal bersama orangtuanya lagi.
Senada dengan teman-teman pelaku, Syafi'i yang merupakan Pangulu/Kepala Desa Karang Anyar, (pimpinan desa tempat tinggal korban) menyebut bahwa pelaku sudah tinggal sendirian.
"Kebetulan tadi malam saya ikut lokasi kejadian. Karena memang keluarga sudah melaporkan kehilangan Tantri kepada Gamot/Kepling kita sejak beberapa hari lalu. Ternyata terungkap bahwa pelaku adalah Arya Lesmana," katanya.
"Jadi berdasarkan info dari Gamot ke saya dan saya juga hadir di kantor polsek, bahwa si pelaku ini anak brokenhome. Orangtuanya di Rantauprapat," sambung Pangulu.
Pangulu Syafi'i pun mengaku sangat kesal dengan psikologis Arya Lesmana yang seperti tak berdosa dan menyesal setelah menghabisi nyawa Tantri Yulaila Tanjung. Arya mengaku hanya ingin menguasai barang-barang Tantri seperti sepeda motor, HP dan cincin emas.
"Saya tanya kok tega dia membunuh, katanya dia butuh barang-barang korban. Kalau nggak dibunuh, nggak bisa dikuasai," ujar Syafii yang kebetulan ikut dalam proses pengungkapan kasus ini. (cr17/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.