Berita Viral

Sosok Nanda Maulidya, Calon Paskibraka Nasional Mendadak Diganti 2 Hari Jelang Karantina, Kini Syok

Belum lama ini, seorang siswi SMA Negeri 8 Kota Ternate sedang menjadi perbincangan publik. Siswi tersebut bernama Nanda Maulidya.

Editor: Liska Rahayu
Kolase Surya.co.id
Sosok Nanda Maulidya, Calon Paskibraka Nasional Mendadak Diganti 2 Hari Jelang Karantina, Kini Syok 

TRIBUN-MEDAN.com - Belum lama ini, seorang siswi SMA Negeri 8 Kota Ternate sedang menjadi perbincangan publik.

Siswi tersebut bernama Nanda Maulidya.

Sosoknya menuai perhatian publik lantaran dinyatakan lolos seleksi nasional Calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) perwakilan Maluku Utara.

Akan tetapi dua hari sebelum karantina, Nanda Maulidya gagal dibawa ke Jakarta.

Kabar tersebut pun langsung heboh di media sosial, salah satu akun pun mengunggah hal tersebut, @tanyarlfes.

Akun Menfess @tanyarlsfes itu mengunggah tangkapan layar sebuah berita tentang Nanda Maulidya yang lolos seleksi nasional Paskibraka.

Sementara itu, dalam keterangan unggahannya menyebutkan bahwa Nanda Maulidya telah diganti oleh peserta yang lain dua hari menjelang karantina.

 

 

 


 

 

Sementara itu, Nanda Maulidya mengaku kaget dengan keputusan tersebut.

Hal itu lantaran pergantiannya dalam waktu yang sangat singkat, yaitu dua hari sebelum jadwal karantina.

Diketahui, Nanda Maulidya digantikan oleh Muftafia Asmar Badarab, siswi SMA Negeri 1 Halmahera.

“Hasilnya saya dinyatakan memenuhi standar Capaska pusat, dan tanggal 17 hari itu langsung di input ke pusat," kata Nanda Maulidya dikutip dari rri.go.id/ternate, Minggu (16/7/2023).

Sosok Nanda Maulidya, Calon Paskibraka Nasional Mendadak Diganti 2 Hari Jelang Karantina, Kini Syok
Sosok Nanda Maulidya, Calon Paskibraka Nasional Mendadak Diganti 2 Hari Jelang Karantina, Kini Syok (Kolase Surya.co.id)

Nanda mengatakan, pada Senin tanggal 19 Juni 2023 Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengadakan zoom dengan topik penyampaian data MCU Calon Paskibraka tingkat pusat tahun 2023.

Ia merasa heran hasil keputusan tersebut begitu mendadak.

"Tapi kenapa hasil keputusan Nanda batal ke pusat tanggal 13 Juli. Sedangkan tanggal 15 Juli sudah pelaksanaan Diklat Paskibraka di Jakarta," katanya.

"Range waktunya kenapa terjepit seperti ini? Sedangkan sebelumya tidak ada info kapan Nanda berangkat. Yang kami tahu akhir bulan," sambungnya.

Nanda menyatakan bahwa alasan pergantian dirinya berdasarkan surat dari BPI adalah menyatakan dirinya tidak memenuhi syarat, karena sesuai hasil MCU ditemukan mata minus dengan ukuran 20/80, pemeriksaan THT ditemukan torsil T2-T2.

Namun, pengumuman keputusan secara mendadak tersebut membuatnya syok.

Tak Lolos PPDB, Keluarga Siswa Ukur Jarak Rumah dan Sekolah

Ayip Amir melakukan tindakan yang menghebohkan, yakni mengukur jarak sekolah ke permukiman warga secara manual.

Ayip Amir mengukur jarak sekolah ke permukiman menggunakan meteran.

Aksinya terekam kamera dan dibagikan di media sosial.

Videonya pun tersebar dan kini menjadi viral.

Ayip Amir nekat melakukan aksi itu lantaran kecewa sang adik tidak diterima di SMAN 5 Tangerang pada PPDB jalur zonasi.

Ia pun menjelaskan kronologi kejadian yang tengah menjadi buah bibir tersebut.

"Pada saat pendaftaran, tanggal 3 sampai 6, adik saya aman-aman saja. Dengan zonasi awalnya dari google maps 412 (meter), posisinya di depan pintu sekolah," kaya Ayip Amir melansir YouTube tvOneNews, Kamis (13/7/2023).

Namun, jarak itu berbeda dengan yang ada di sistem zonasi.

"Kalau dimasukin ke SMA 5, titiknya 430-an. Tapi di sistem zonasi dapat 467 meter. Tapi saya nggak masalah," ia mengatakan.

Namun, nama sang adik dinyatakan tidak lolos PPDB zonasi saat pengumuman.

"Tanggal 6 pendaftaran aman-aman saja, tapi tanggal 7 jam 7.48, ketendang adik saya," kata Ayip Amir.

"Di atas (nama) adik saya, ada dua lagi yang ikut tertendang," lanjutnya.

Ia mengatakan bahwa adiknya itu tidak lolos PPDB zonasi karena jarak rumah.

"Kalah dengan yang terkahir kuota 152 itu (jarak rumah) 463 (meter), adik saya 467. Beda 4 meter doang," ujarnya.

"Makanya saya coba klarifikasi ke sekolah, untuk melihat bagaimana tanggapannya," kata Ayip.

Saat melakukan klarifikasi, pihak sekolah mengatakan bahwa PPDB zonasi dapat diperbaiki.

"Tapi di jukis PPDB tidak dijelaskan (terkait perbaikan). Ketika sekolah tidak bisa menjelaskan lebih dalam dan meminta data doang, saya mencoba melakukan pengukuran."

Kemudian, seperti yang beredar di media sosial di mana Ayip mengukur jarak ke sekolah ke pemukiman warga.

Saat itu, Ayip mencari rumah siswa yang diterima PPDB zonasi di SMAN 5 Tangerang dengan jarak yang paling dekat, yakni 59 meter.

"Warga sekitar dan mantan RW tidak mengenal (siswa yang diterima) dengan nomor urut 1. Kalau mantan RW bilang, mungkin ada di belakang."

"Saya berpikir pasti di belakang. Cuman jarak nggak mungkin 59 meter, akan lebih," jelas Ayip Amir.

(*/Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved