TRIBUNWIKI
Deretan Tokoh Berpengaruh Suku Karo, Pernah Mengemban Jabatan Penting di Indonesia
Ternyata banyak tokoh dari Suku Karo yang berpengaruh dan pernah menduduki jabatan penting.
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN – Suku Karo merupakan satu dari sekian banyak suku yang ada di Indonesia, khususnya Sumatera Utara.
Ternyata banyak tokoh dari Suku Karo yang berpengaruh dan pernah menduduki jabatan penting.
setidaknya ada 4 tokoh berpengaruh suku Karo yang menjadi pahlawan hingga menteri di Indonesia.
Berikut deretan tokoh Suku Karo berpengaruh di Indonesia.
1. Kiras Bangun

Kiras Bangun lahir di Kampung Batu Karang, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo pada tahun 1852.
Ia adalah pemimpin gerilyawan Batak yang melawan penjajah Belanda dan memiliki julukan Garamata "bermata merah”.
Kiras Bangun tidak pernah sekolah di pendidikan formal, namun dengan kecerdasannya dia berhasil menguasai bahasa Melayu serta aksara Karo dari kunjungannya ke Binjai.
Kiras Bangun bisa menulis dan membaca huruf latin, belajar secara otodidak melalui suatu perjalanan dari satu kampung ke kampung lain.
Karena hal itu, Kiras Bangun dapat membangun ikat kekerabatan dengan masyarakat di sekitar Tanahkaro.
Selama hidupnya, Kiras Bangun menyandang banyak jabatan, diantaranya Sesepuh Adat Karo, Ketua Urung (desa) Lima Senina, Penghulu Lima Senina Batu Karang, Juru Damai Perang Antar Desa dan Pemimpin Urung Tanahkaro.
Kiras Bangun sangat berjasa untuk negara karena telah berjuang melawan Belanda.
Ia melakukan kerja sama melalui lintas etnis dan agama yang menghasilkan kurang lebih 3 ribu pasukan.
Selain itu, Ia juga berjasa dalam mencerdaskan masyarakat Tanahkaro pada masanya hingga ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No.82/TK/Tahun 2005.
2. Djamin Ginting

Letjen TNI (Purn) Djamin Ginting lahir di Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, Sumatra Utara pada 12 Januari 1921.
Djamin Ginting menempuh pendidikan sekolah dasar di Kabanjahe dan pendidikan menengah di Kota Medan.
Di masa pendudukan Jepang, Djamin Ginting mengikuti pendidikan calon Perwira Gyugun, dan selanjutnya bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dibentuk pemerintah Republik Indonesia dengan membentuk BKR di Kabanjahe.
Djamin Ginting adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan pada era pemerintahan Hindia Belanda di Tanahkaro yang cukup terkenal di Sumatra Utara.
Ia berjasa dalam mendamaikan pertikaian antarlaskar perjuangan di Sumatera Timur yang melawan pasukan Belanda dan pengawalan perjalanan Wakil Presiden Mohammad Hatta dari Berastagi ke Bukittinggi yang telah dikuasai pasukan Belanda.
Atas jasa-jasanya, nama Djamin Ginting dijadikan nama jalan dari Kota Medan hingga ke Berastagi.
Penabalan nama Djamin Ginting sebagai nama jalan itu diberikan oleh mantan Wali Kota Medan H. Agus Salim Rangkuti sebagai wujud apresiasi terhadap jasa-jasanya .
Berkat jasanya untuk negara, Djamin Ginting dibangunkan museum pada 2011 yang diresmikan oleh Menteri Pertahanan RI pada 17 September 2013, yang kini menjadi tempat wisata di Sumatra Utara.
Selain itu, Djamin Ginting melebarkan sayap dengan menulis beberapa buku, diantaranya “Bukit Kadir” yang menceritakan tentang perjuangan di daerah Karo hingga ke perbatasan Aceh melawan Hindia Belanda.
Karya nya terinspirasi dari kisah nyata.
Bukit Kadir menjadi saksi bahwa seorang anggotanya yang bernama Kadir telah gugur saat pertempuran dengan pasukan Belanda di perbukitan Tanahkaro.
Perjalanan karirnya dari Kepala Staff Kodam II/Bukit Barisan, Assisten Dua Bagian Perang di TNI, Panglima TT I Bukit Barisan, Panglima Sumatera Utara, Wakil Sekretaris Jenderal Front Nasional, Penggerak dari pembentukkan GAKARI yang membentuk GOLKAR, dan masa baktinya sebagai Duta Besar untuk Kanada.
Letjen Djamin Ginting diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada 7 November 2014.
3. Malem Sambat Kaban

Malem Sambat Kaban biasa dikenal dengan M.S. Kaban lahir di Binjai, Sumatera Utara pada 5 Agustus 1958.
Ia merupakan mantan Menteri Kehutanan (Menhut) di Kabinet Indonesia Bersatu periode 2004 hingga 2009.
M.S. Kaban menempuh pendidikan di SMA Negeri 7 Medan, melanjutkan S-1 di Fakultas Ekonomi Universitas Jayabaya, dan menempuh Pendidikan S-2 Institut Pertanian Bogor.
Sebelum terjun di dunia politik M.S. Kaban meniti karir di Pendidikan sebagai dosen Universitas Ibnu Khaldun, Bogor dan mengajar di Universitas Islam As-Syafiiyah.
Awal karirnya di dunia politik sejak tahun 1997 dengan bergabung dengan partai Bulan Bintang, saat pemilu 1999 ia terpilih menjadi anggota DPR RI dan semakin bersinar pada pemilu 2004 terpilih menjadi anggota Dewan perwakilan Rakyat (DPR).
Hingga masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didaulat untuk menjadi menteri kehutanan menggantikan Yusril Ihza mahendra, rekan satu partainya dan dilantik pada 21 Oktober 2004.
Selama menjabat Ia menangani pembalakan hutan secara liar untuk menyelamatkan hutan di Indonesia.
4. Tifatul Sembiring

Tifatul Sembiring lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada 28 September 1961.
Ia adalah seorang politikus yang pernah menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika.
Tifatul Sembiring memulai pendidikan dasarnya di SDN 01 Benteng Pasar Atas, Bukittinggi.
Selanjutnya dia mengenyam pendidikan di Sekolah Teknik Menengah (STM) Pembangunan Jakarta atau SMK Negeri 26.
Lalu, Tifatul Sembiring melanjutkan studinya ke IAIN Syarif Hidayatullah Ciputat, jurusan Komputer Management dan International Politic Center for Asian Studies Strategic Islamabad, Pakistan.
Awal karir nya bekerja di PT PLN (persero) pada bidang telekomunikasi dan pemrosesan data.
Selanjutnya Tifatul Sembiring melebarkan sayap ke dunia politik dimulai sebagai aktivis Yayasan Pendidikan Nurul Fikri (1990), Presiden Partai Keadilan Sejahtera (2005 hingga 2009), Menteri Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (2009 hingga 2014) dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia.
Selama menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika, Ia melakukan program yang dikenal lelang penggunaan kanal 3G dan mobil pintar yang mengatasi problem jangkauan internet di daerah terpencil.
Selanjutnya di tahun 2013, Ia berhasil meningkatkan penerimaan negara bukan pajak dari Kemenkominfo, sebanyak 72 ribu desa berhasil terkoneksi dengan sambungan telepon, dan seluruh kecamatan juga terhubung dengan internet melalui Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) dan Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK).
Tak hanya itu, Kemenkominfo melskukan kegiatan secara rutin dalam melahirkan innovator baru melalui ICT Award, ICT Training Center, proyek e-learning, Indonesia Open Source Award, hingga program beasiswa S-2 dan S-3 untuk bidang IT dan komunikasi
Tifatul Sembiring juga mendapat berbagai penghargaan, diantaranya Bintang Mahaputera Adipradana oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Bintang Mahaputera merupakan simbol penghargaan bagi warga Indonesia yang berprestasi di bidang atau peristiwa tertentu.
(cr16/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.