Proyek Pemko Medan

Proyek Drainase Pemko Medan Bikin Tekor Warga Rp 9 Juta, Pipa Pecah, Air Mati

Proyek drainase Pemko Medan di Jalan Sutomo, Kelurahan Sidorame Barat I, Kecamatan Medan Timur bikin tekor warga

Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN
Proyek drainase di Jalan Sutomo, Kelurahan Sidorame Barat I, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan bikin tekor warga, Selasa (1/8/2023). Sebab, proyek galian drainase itu bikin pipa air ke rumah warga pecah.(TRIBUN MEDAN/DIKI) 

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Proyek drainase Pemko Medan di Jalan Sutomo, Kelurahan Sidorame Barat I, Kecamatan Medan Timur bikin tekor warga.

Sebab, akibat galian proyek itu, pipa yang mengaliri air ke rumah warga pecah.

Akibatnya, warga yang membuka warung pun tak bisa berjualan seperti biasa.

"Kalau dihitung-hitung, saya sudah rugi Rp 7 juta sampai Rp 9 juta," kata Mutiara, warga yang membuka warung soto, Selasa (1/8/2023) siang.

Baca juga: Proyek Drainase Selesai, Pemko Dituding Tak Tanggung Jawab Biarkan Jalan Warga Rusak Berlumpur

Ia mengatakan, sampai saat ini dirinya tidak tahu pasti, kapan proyek drainase tersebut akan diselesaikan.

Bahkan, Mutiara pun mengaku sudah menyampaikan keluhannya itu pada mandor proyek.

"Tapi jawabannya iya, iya saja," ucap wanita berkerudung cokelat muda itu.

Senada disampaikan Nasrani, pengunjung warung makan.

Katanya, proyek drainase Pemko Medan ini menimbulkan debu dan lumpur.

Baca juga: Proyek Drainase Pemko Medan Bikin Hancur Jalan di Permukiman Warga

Sisa galian berserakan di jalan.

Kalau hujan, jalanan menjadi becek.

Jika panas, debu tebal beterbangan di sekitar Jalan Sutomo. 

"Kalau kerja barang-barangnya berserakan. Kemudian jembatan yang sudah dibongkar tidak mereka perbaiki lagi," kata Nasrani kesal.

Awak media sempat menemui pria bernama Budi yang mengaku sebagai mandor proyek. 

Ketika dikonfirmasi, Budi berdalih bahwa masalah pipa pecah bukan urusan mereka. 

Baca juga: Proyek Drainase di Helvetia Tak Kunjung Selesai, Warga Kesal dan Tanami Pohon Pisang

"Jadi gini bang, kami di sini bekerja menggali parit. Kami bekerja sesuai prosedur," katanya.

Budi bilang, untuk urusan keluhan yang terjadi, baik itu pipa pecah ataupun debu, bisa disampaikan ke kantor kelurahan.

Soal pekerjaan yang dinilai tidak beres oleh warga karena sering hilang timbul, Budi berdalih bahwa mereka kerap terkendala soal adanya kabel optik.

"Kalau kami menggali ini, ada kabel optik, kami harus konfirmasi ke pihak yang bersangkutan. Jadi itu yang buat lama," katanya.

Begitu juga dengan adanya kabel-kabel PLN di lokasi.

Mereka mengaku harus berkomunikasi dengan pihak PLN untuk melanjutkan proses penggalian.(mag2/tribun-medan.com) 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved