TRIBUNWIKI

Deretan Polwan Berdarah Batak, Ada yang Pernah Jabat Sebagai Jenderal

Berikut ini adalah polisi wanita (polwan) berdarah Batak yang punya karier cemerlang. 

|
Penulis: Rizky Aisyah |
HO
Irjen Pol (Purn) Basaria Panjaitan 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Berikut ini adalah polisi wanita (polwan) berdarah Batak yang punya karier cemerlang. 

Salah satunya pernah menjabat sebagai jenderal dan juga satu-satunya wanita berdarah Batak yang terpilih menjadi komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia. 

Baca juga: Mengenal Pesta Syukuran Pascapanen Raya, Budaya Batak yang Sudah Jarang Dilakukan

Berikut deretan Polwan Berdarah Batak:

1. Miranti Silaban

Miranti Silaban merupakan seorang Polisi Wanita (Polwan) berdarah Batak yang ditugaskan di Brimob. 

Menjadi bagian dari pasukan elit kepolisian Indonesia adalah sesuatu yang tidak pernah diimpikan oleh Miranti Silaban.

Pada tahun 2017, ia menyelesaikan pelatihannya dan langsung ditugaskan sebagai bagian dari Gegana Brimob di Jambi.

Sebagai seseorang yang menyukai tantangan dan tidak mudah menyerah, orang tua Mira menginginkannya untuk menjadi seorang polisi.

Almarhum ayahnya sangat menginginkan Mira menjadi seorang polisi.

Akhirnya, ia mengikuti tes dan lulus.

Baca juga: Profil Richard Tampubolon, Jenderal Berdarah Batak, Kini Menjabat Pangkogabwilhan III

Setelah lulus ujian polwan, ia belajar di Jakarta selama tujuh bulan.

Pada Maret 2017, ia menyelesaikan pendidikannya dan langsung ditempatkan di Brimob di Jambi.

Saat mengetahui bahwa ia ditempatkan di Brimob Jambi, ia merasa tidak senang.

Penugasan itu membuatnya sedih dan bingung, dan dia menangis selama dua minggu.

Selama dua bulan menjalani pelatihan

Itu adalah waktu yang cukup baginya untuk benar-benar menyukai Brimob.

Dia memberikan penghormatan kepada para pelatih Brimob yang telah membuat pekerjaan yang sebenarnya sulit menjadi menyenangkan dan menarik.

Menjadi bagian dari Brimob selama hampir empat tahun, banyak hal yang telah terjadi, termasuk Pilpres 2019, dan ada banyak momen yang tak terlupakan.

2. Irjen. Pol (Purn) Basaria Panjaitan

Irjen. Pol (Purn). Basaria Panjaitan, atau yang akrab disapa Basari, lahir pada tanggal 20 Desember 1957 di Pematang Siantar.

Beliau adalah perempuan pertama yang terpilih sebagai anggota Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia.

Baca juga: SOSOK Irjen Tornagogo Sihombing Pria Berdarah Batak Pimpin Pemecatan Irjen Teddy Minahasa dari Polri

Basaria merupakan alumni SD Nasrani Medan, lulus tahun 1970, dan SMP Putri Cahaya Medan, lulus tahun 1976, dan melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 3 Medan.

Basaria pindah ke Jakarta dan mengambil jurusan akuntansi di Universitas Jayabaya.

Dia tidak puas dengan melanjutkan studinya di Universitas IBLAM, di mana dia mengambil jurusan hukum pidana.

Ia tahu bahwa ia ingin menjadi seorang polisi setelah lulus, sehingga ia melanjutkan studinya di Universitas Indonesia, mengambil jurusan hukum ekonomi.

Untuk mewujudkan mimpinya, ia bergabung dengan Sekolah Calon Perwira Polisi (Sefa) di Sukabumi dan melanjutkan pendidikan polisi Sepamilsukwan pada tahun 1983/1984, dengan mengambil jurusan hukum.

Pendidikan sangat penting bagi Basari, sehingga ia melanjutkan studinya dengan mendaftar di Program Pascasarjana Hukum Ekonomi Universitas Indonesia.

Setelah lulus sebagai perwira polisi dengan pangkat Jepda dan ditugaskan di Reserse Narkotika Polda Bali, Basari mulai bekerja di markas besar kepolisian di Paur Subdisbuk Disku pada tahun 1984, dan kemudian di Toto.

Dia dipindahkan ke Polsek Idik Baya Ditserse mabes pada tahun 1990 dan ke Polda NTB sebagai kepala unit narkotika pada tahun 1997.

Dalam tiga tahun berikutnya, ia berhasil menjabat sebagai Kasat Narkoba Polda Jawa Barat pada tahun 2000, Kasat Reskrim Polda Kepulauan Riau pada tahun 2007, dan Kasubdit V/Tipiter Bareskrim Polri pada tahun 2008.

Ia juga pernah menjabat sebagai Kapusprovos Dibpropam Polri, Karobekum Estelog Polri, dan Widiaiswara Sespim Polri Madija pada tahun 2010.

Baca juga: Sosok Wanita Berdarah Batak Tabitha Napitupulu, Perwakilan Sumut di Panggug Putri Indonesia 2023

Basaria pensiun dari Polri setelah jabatan terakhirnya, sebagai Kapolda Metro Jaya, dan digantikan oleh Irjen. Pol. Tubagus Anis Angkawijaya, ia yang menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Sosial dan Politik Polri sejak 3 September 2015 sampai dengan 20 Desember 2015.

Beliau juga diangkat kembali sebagai Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, menggantikan Dr. Bambang Widjojanto.

Beliau menjabat sebagai Wakil Ketua KPK sejak 21 Desember 2015 hingga 20 Desember 2019, saat dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Wakil Ketua KPK.

Basaria juga merupakan perempuan pertama yang terpilih menjadi komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia. Ia terpilih dalam pemilihan yang dilakukan secara terbuka oleh Anggota Komisi III DPR RI pada bulan Desember 2015. 

3. AKP Dhora Simanjuntak 

AKP Dhora Simanjuntak ditugaskan sebagai Kasat Lantas, wanita berdarah batak ini juga pernah menjabat sebagai Kapolsek Tebing Tinggi dan Kanit PPA.

Dhora, mengakui bahwa dirinya tidak sehebat wanita batak lainnya pada awalnya, namun ia yakin dengan dukungan semua pihak, karirnya akan lebih baik. Ia setia pada pimpinannya dan selalu bersyukur atas berkat Tuhan.

Dhora AKP
AKP Dhora Simanjuntak

Dhora yang juga menerapkan kedisiplinan kepada anggotanya. 

Dalam kehidupan sehari hari di luar jam dinas, Dhora mengaku juga Ayu saat Memakai Kebaya.

4. Komisaris Besar Polisi (Purn.) Nelly Pauna Situmorang

Komisaris Besar Polisi (Purn.) Nelly Pauna Situmorang (lahir 10 September 1924) adalah seorang anggota polisi wanita (polwan) Indonesia.

Bersama lima rekannya yaitu Mariana Saanin Mufti, Rosmalina Pramono, Dahniar Sukotjo, Djasmainar Husein, dan Rosnalia Taher, ia menjadi wanita Indonesia pertama yang menjadi polwan dan juga wanita ABRI pertama di Indonesia.

5. Vani Simbolon 

Lumehety Alpany Boru Simbolon, nama aslinya, merupakan seorang polisi berpangkat Bripda berusia 25 tahun yang berasal dari Sumatera Utara.

Ia diketahui pernah menempuh pendidikan di SMA Negeri 2 Kota Pematang Siantar. 

Setelah lulus, wanita berusia 25 tahun ini mencoba mendaftar di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), namun sayangnya ia tidak lulus.

Alhasil, ia memutuskan untuk mendaftar menjadi Polwan dan berhasil diterima. Vani kemudian menjalani pendidikan selama tujuh bulan di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

(cr30/tribun-medan.com)
 
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter

 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved