Harga Karet

Harga Karet Anjlok, Sejumlah Petani Beralih Nanam Sawit, tapi yang Lainnya Buka Pasar Lelang

Harga karet di pasaran saat ini tengah anjlok. Beberapa petani beralih menanam sawit karena harganya lumayan

Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN/HO
Petani karet sedang menderes kebun karet. 

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Sejumlah petani karet di Sumatra Utara kian terpuruk.

Sebab, harga karet saat ini anjlok, dan hanya dibanderol Rp 7.500 per kilogram.

Tak ayal, sejumlah petani karet kini justru beralih profesi menjadi petani sawit.

Namun, sebahagian lainnya bertahan menanam karet.

Ketua Kelompok Tani Karet Mbuah Page, Sungkunen mengatakan, harga karet saat ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga  10 tahun lalu.

Baca juga: Harga Karet Anjlok, Petani Beralih ke Tanaman Sawit

Saat itu, harga karet menembus Rp 14 ribu per kilogram. 

"Harga karet saat ini turun dan sudah lah harganya murah," kata Sungkunen, Minggu (13/8/2023).

Ia mengatakan, waktu itu harga karet sesuai dengan harga beras di pasaran. 

Namun, harga itu berubah drastis, hingga membuat para petani karet beralioh profesi menjadi petani sawit.

Untuk tetap mempertahankan tanaman karet ini, Sungkunen dan ratusan lebih petani lainnya di Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hilir dan Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hulu, Kabupaten Deliserdang membuka pelelangan bahan olah karet (bokar).

Baca juga: Ekspor Karet Alam Sumut Kembali Anjlok

Pelelangan bokar dari kelompok tani ini bertujuan untuk memotong mata rantai tata niaga karet yang panjang dan mendongkrak penjualan bokar yang kian lesu.

"Sehingga dengan demikian mendapatkan harga jual yang lebih optimal," ujarnya.

Menurutnya, dengan mendatangkan langsung sejumlah perusahaan dan bersaing dalam mendapatkan bokar tersebut akan memberikan harga yang maksimal kepada petani

"Tujuan kita bagaimana supaya harga karet ini terbantu lah sedikit, kalau kita hadirkan perusahan itu ke kita dan dengan mereka bersaing tentu mereka akan memberikan harga yang maksimal, berbeda dengan kita antar ke tempatnya," jelasnya.

Baca juga: Ekspor Karet Alam Sumut Anjlok Lagi, Manufaktur China Jadi Pemicunya

Dikatakannya, pasar lelang bokar ini selanjutnya akan dilakukan setiap dua minggu sekali dan akan ditingkatkan menjadi seminggu sekali bila jumlah bokar per minggunya telah mencapai 40 ton.

"Pasar lelang ini sudah dilakukan pada hari Kamis kemarin untuk perdana, selanjutnya kalau sudah mencukupi bisa seminggu sekali, ini kan masih tahap awal, semakin banyak yang bisa kita lelang semakin banyak yang minat kan," ucapnya.

Dia berharap, dengan adanya pasar lelang ini harga karet dapat lebih terbantu dan stabil.

"Harapan kita kalau bisa harga karet seperti dulu dimaksimalkan dia, minimal sama seperti harga beras saat ini," pungkasnya(cr10/Tribun-Medan.com)

Update berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter  

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved