Pemkab Deliserdang Gelar Sosialisasi Jiwa Semangat Nasional-45 untuk Sambut HUT ke-78 Indonesia

Pemerintah Kabupaten Deliserdang menggelar sosialisasi Jiwa Semangat Nasional 45 untuk menyambut HUT ke-78 Kemerdekaan Indonesia

Editor: Jefri Susetio
Istimewa
Pemerintah Kabupaten Deliserdang menggelar sosialisasi Jiwa Semangat Nasional 45 untuk menyambut HUT ke-78 Kemerdekaan Indonesia. 

TRIBUNMEDAN.COM, LUBUKPAKAM - Pemerintah Kabupaten Deliserdang menggelar sosialisasi Jiwa Semangat Nasional 45 untuk menyambut HUT ke-78 Kemerdekaan Indonesia.

Wakil Bupati Deliserdang, Yusuf Siregar mengatakan sosialisasi Jiwa Semangat Nasional 45 bertujuan menguatkan dan memanfaatkan semangat kebangsaan, nasionalisme dan nilai-nilai bela negara.

"Memupuk semangat persatuan dan kesatuan bangsa serta mengingatkan kepada generasi muda akan sejarah perjuangan terbentuknya Indonesia," ujarnya.

Baca juga: Eks Pelatih PSDS Deliserdang Syahrial Efendy Latih Tim Liga 3 Riau, Resmi Teken Kontrak di PS Siak

 

Ia menambahkan, generasi penerus bangsa juga pelaksana cita-cita tokoh para pejuang negara.

Agar Indonesia tetap utuh di bawah Pancasila dan undang-undang Dasar (UUD) 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.

"Kemerdekaan bangsa Indonesia bukanlah hadiah atau pemberian dari bangsa penjajah atau bangsa lain. Tapi kemerdekaan yang kita raih hasil perjuangan kesuma bangsa yang gagah berani melawan serta mengusir penjajah dari bumi pertiwi," katanya.

Dia menuturkan, semangat perjuangan pantang menyerah dan disertai Tuhan yang Maha Kuasa.

Dan, akhirnya bangsa Indonesia dapat proklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

"Kita menyadari nilai-nilai nasionalisme dan semangat juang tidak datang tiba-tiba. Tetapi harus ditanamkan sendiri kepada generasi penerus," ujarnya.

Baca juga: Wakil Bupati Deliserdang Lepas Kontingen Pramuka Deliserdang Ikut Jambore Raimuna Nasional

 

Sedangkan, Camat Lubukpakam, Drs.Syahdin Setia Budi Pane menyampaikan pengalamannya pernah menjadi perwira dinas pendek selama dua tahun dan bertugas di Timor Timur.

"TNI dulunya bisa menjadi camat, bupati, gubernur. Dulu karena memang situasi pemerintahan Indonesia jadi waktu itu butuh figur," katanya.

"Sering dipertontonkan kepada kita bagaimana perjuangan-perjuangan dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Kita boleh berbangga hati sebagai warga negara Indonesia dibandingkan negara tetangga," tambahnya.

(*)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved