Sumut Memilih

Nama Besar tak Jamin Keterpilihan, Menteri hingga Eks Wakapolri Bertarung di Dapil Sumut I

Masyarakat tak akan memilih perwakilannya di DPR RI jika tak pernah bersinggungan secara langsung.

Penulis: Anugrah Nasution |
Tribun
BEREBUT KURSI SENAYAN - Ilustrasi. Gedung DPR RI di Jakarta. Menteri, Eks Wakapolri hingga Eks Gubernur Bertarung di Dapil I Sumut. Total kursi DPR RI yang diperebutkan dari Dapil Sumut I, Sumut II dan Sumut II berjumlah 30 kursi. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Sejumlah tokoh politik tersohor nyaleg sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Sumatera Utara I.

Sejumlah politisi senior teridiri dari Menteri, ada pensiunan Wakapolri, mantan Gubernur Sumut hingga anggota DPR RI incumbent. Mereka akan bertarung merebut suara masyarakat pada Pileg 2024.

Ada pun nama nama kesohor seperti Menteri Hukum dan HAM, Prof Dr Yasonna H Laoly, mantan Wakapolri Komjen Pol (purn) Oegroseno hingga mantan Gubernur Sumut, Tengku Erry Nuradi.

Ada juga nama-nama kepala daerah seperti Bupati Deliserdang Ashari Tambunan dari PKB, mantan Wali Kota Medan Rahudman Harahap dari Nasdem, Ir Akhyar Nasution yang juga mantan Wali Kota Medan maju dari Demokrat.

Selain itu ada anggota DPR RI seperti Romo Muhammad Syafii dari Gerindra, Dr Sofyan Tan dari PDIP, Meutya Hafid dari Golkar, Prananda Surya Paloh dari NasDem.

Dapil Sumut I sendiri terdiri dari empat wilayah, yakni Medan, Deliserdang, Serdangbedagai dan Tebingtinggi.

Persaingan ketat para Bacaleg di Dapil I Sumut memunculkan istilah 'Dapil Neraka'.

Pengamat Politik Sumut, Dr Arifin Saleh Siregar mengatakan, persaingan merebut kursi DPR RI dari Dapil Sumut I memang dipenuhi elit politik.

Namun sebutnya, nama besar belum tentu menjamin keterpilihan. Apalagi dari beberapa nama tersebut adalah tergolong politisi dan pensiunan.

"Iya perang bintang, meski sebenarnya sudah banyak juga yang tergolong bintang tua. Para caleg tetap harus melakukan kampanye sesuai ketentuan. Kalau mau mendapat perhatian dan selanjutnya dipilih, para caleg harus mampu menunjukkan kampanye yang kreatif. Jual ide, gagasan, sekaligus jawab kebutuhan masyarakat serta selesaikan permasalahan rakyat," kata Arifin kepada Tribun, Selasa (22/8).

Arifin mengatakan, persaingan merebut suara di Dapil Sumut I bakalan berjalan ketat, oleh karena itu seluruh caleg tidak cukup berdiam manis mengandalkan nama besarnya.

Menurutnya, masyarakat tak akan memilih perwakilannya di DPR RI jika tak pernah bersinggungan secara langsung.

Apalagi saat ini sebut Arifin, banyak caleg-caleg muda yang lebih energik dan punya cara-cara lebih maju untuk menjangkau pemilihnya.

Dia pun mengingatkan agar caleg tak terlalu percaya diri dengan bermodalkan nama besarnya.

"Nama besar akan tinggal nama besar saja kalau yang mereka lakukan masih pola lama dan konsevatif. Tidak tertutup kemungkinan caleg-caleg nama besar itu akan digilas para pendatang baru, para caleg muda yang menerapkan kampaye menarik, memiliki semangat, ide dan amunisi dan energi berlebih," kata Arifin.

"Kalau cuap-cuap saja seperti caleg yang lain, hasilnya juga hanya sebatas cuap-cuap juga. Artinya, masayarakat pemilih tidak akan mau mencoblosnya di bilik suara. Jadi intinya, jangan terlalu PeDe dengan nama besar. Nama besar itu tidak jadi jaminan," ungkapnya.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhamadiyah Sumatera Utara (UMSU) ini menilai, ada beberapa parameter yang harus dimiliki calon agar dapat meraih kemenangan.

Salah satunya partai politik tempat calon terdaftar, hingga dukungan terhadap calon presiden.

Selain itu, Caleg kata Arifin harus juga mandiri mempersiapkan tim pemenangan dan cost politik.

"Meski ada elit dan beberapa nama besar, tapi tetap saja kemenangan caleg itu tidak bisa dilepas dari beberapa variable seperti partai politiknya dan mesin partainya. Capres yang didukung, kesiapan si caleg, baik dari aspek fisik maupun non fisik dan cost politics. Kemudian tim pemenangan yang dibentuk khusus di luar mesin partai politik," tutup Arifin.

Dapil II dan III Pun Diisi Petahana hingga Petinggi Parpol

Perebutan 20 kursi DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumut II dan Sumut III juga akan berlangsung sengit.

Sejumlah petahana, petinggi parpol hingga publik figur telah masuk dalam daftar calon sementara (DCS) yang ditetapkan oleh KPU RI.

Adapun Dapil Sumut II terdiri Kabupaten Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan, Padanglawas, Padanglawas Utara, Mandailingnatal, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Nias, Nias Utara, Nias Barat, Nias Selatan, Humbahas, Tapanuli Utara, Toba dan Samosir, Kota Sibolga, Padangsidimpuan dan Gunungsitoli.

Sementara itu Dapil Sumut III meliputi Kota Pematangsiantar, Binjai dan Tanjungbalai. Kemudian Kabupaten Asahan, Batubara, Simalungun, Dairi, Pakpak Bharat, Karo dan Langkat. Dari masing-masing Dapil itu, memiliki alokasi 10 kursi DPR RI.

Sejumlah nama-nama populer pun mewarnai pertarungan perebutan kursi Senayan.

Mereka mulai dari petahana yang saat duduk di DPR RI, pimpinan partai tingkat Provinsi hingga kalangan artis atau publik figur.

Sejumlah petahana yang kembali nyaleg seperti, Gus Irawan Pasaribu Gerinda anggota DPR RI sekaligus Ketua DPD Gerindra Sumut. Gus Irawan terdaftar sebagai Bacaleg dari Dapil II Sumut.

Kemudian ada nama anggota DPR RI dari PDIP Trimedya Panjaitan dan Sihar Sitorus, keduanya maju dari Dapil II dari PDIP.

Kemudian NasDem kembali memajukan Martin Manurung yang kini duduk sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI.

Sementara itu pada Dapil III Sumut sejumlah nama anggota DPR RI juga terdaftar, di antaranya seperti dari PDIP Djarot Saiful Hidayat, Junimart Girsang. Ahmad Doli Kurnia Tanjung anggota DPR RI dari Golkar juga kembali maju.

Politisi senior dari PAN Nasril Bahar juga tak ketinggalan. Kemudian ada Hinca I P Pandjaitan dan Jansen Sitindaon DPR RI dari Demokrati serta Prof Dr. Ir Djohar Arifin Husin dari Gerinda.

Selain petahana, sejumlah pimpinan partai juga tampil sebagai penantang baru. Di antaranya seperti mantan Bupati Samosir yang juga Ketua DPD PDIP Sumut Rapidin Simbolon maju dari Dapil Sumut II, Sekretaris DPD Gerindra Sumut Sugiat Santoso Bacaleg dari Dapil Sumut III.

Selain itu, ada juga nama kalangan publik figur seperti Razman Arif Nasution pengacara kontroversi asal Sumut yang maju sebagai Bacaleg dari Partai Hanura.

Ramzam terdaftar sebagai Bacaleg dari Hanura dengan nomor urut 5 dari Dapil Sumut II.

Sementara nama lain ada mantan Bupati Simalungun JR Saragih sebagai Bacaleg NasDem dari dapil Sumut III. (cr17)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved