Rahudman Harahap Nomor Urut-4 Dapil Sumut-1 Partai Nasdem, Minta Maaf sama Anak-anak Sebelum Nyaleg
Mantan Wali Kota Medan, Rahudman Harahap bersama istrinya kini ia akan bertarung menjadi caleg DPR RI Dapil Sumut-1 nomor urut-4 dari Partai NasDem.
TRIBUN: Lalu Bang, maju sebagai calon legislatif di Senayan, bagaimana kemudian keluarga melihat keputusan ini? Apakah ada menyampaikan sudahlah Pak di rumah aja. Bagaimana yakinkan keluarga?
RAHUDMAN: Saya mohon maaf kepada anak-anak karena memang mereka sudah berkarier. Saya sampaikan kepada anak-anak beri saya kesempatan dalam usia seperti ini, masih di Allah kesempatan. Masih bisa melaksanakan sesuatu mencoba mengabdi lagi, agar bisa melakukan yang terbaik untuk bangsa ini.
TRIBUN: Dan, anak-anak bisa mengerti?
RAHUDMAN- Dan, mereka mengerti.
TRIBUN: Waktu sudah berkurang untuk keluarga karena harus turun ke masyarakat?
RAHUDMAN- Ya. Iya memang kadang-kadang saya lari ke pesantren untuk lihat cucu, kadang-kadang lari ke rumah anak. Saya yang menjumpai mereka, kadang mereka ke rumah saya tidak ada.
Ada istilah begini saya telepon, lagi ada di rumah? Ada, yaudah aku datang. Jadi kita buat sportif, kita kondisikan di komunikasi, bagaimana pertemuan itu berkualitas. Tidak seringnya, tapi sesekali bertemu tapi berkualitas.
TRIBUN: Proses menuju Senayan ini akan panjang sekali tentu membutuhkan persiapan yang besar, nanti ketika pemilihan berlangsung tentu ada program yang disiapkan. Lalu, bagaimana kemudian NasDem memberikan tugas secara personal terhadap caleg agar program dijalankan dengan baik. Ada seperti digembleng dulu, visi-misinya disamakan dulu. Caleg-caleg ini dulu ada di partai lain jadi harus menyamakan persepsi.
RAHUDMAN: Kita contoh, sudah orientasi Bacaleg Nasional, dipersiapkan itu. Sudah saya ikuti rangkaian itu. Nanti bacaleg provinsi akan dibekali lagi, dan bacaleg kabupaten/kota akan dibekali lagi. Apa sebenarnya visi dan misi kita di NasDem ini supaya ini jadi gambaran, pemahaman agar punya kemampuan menjalankan tugas.
Sekarang kuncinya bagaimana kader ini membangun jembatan hati kepada masyarakat. Bisa bertaut dia, bisa mengenak dia. Kita tidak menjanjikan tapi beri gambaran bisa berubah dengan bicara konsepnya. Saya tidak akan berjanji apa-apa.
Saya kira itu, kalau hanya pidato, usang itu. Yang penting buktikan. Kalau Anda dalam posisi eksekutif, apa yang sudah Anda lakukan? Terasa tidak yang Anda lakukan pada masyarakat?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.