Viral Medsos

Siswa Bintara Polri Advent Telaumbanua Tewas, Jenazah Diautopsi Ulang di RS Adam Malik Medan

Keluarga sepakat untuk melakukan autopsi ulang terhadap jasad Advent Pratama Telaumbanua di RS Adam Malik Medan.

|
Editor: AbdiTumanggor
TribunSumsel/facebook Temanaso Ndruru
Advent Pratama Telaumbanua, Siswa SPN Polda Lampung yang meninggal dunia tak wajar. Kini diautopsi ulang di RSUP H Adam Malik Medan. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Siswa Bintara Polri di SPN Polda Lampung atas nama Advent Pratama Telaumbanua meninggal dunia tak wajar. Pihak keluarga di Medan telah melakukan autopsi ulang terhadap jenazah di RSUP Adam Malik Medan.

Sang ayah, Ifon Telaumbanua dan keluarga awalnya curiga dengan kematian Advent Pratama Telaumbanua yang disebutkan kematiannya diduga karena kelelahan saat mengikuti sesi latihan di SPN Polda Lampung.

Salah satu kecurigaan keluarga, ketika datang ke Rumah Sakit Bhayangkara, pihak keluarga tak diizinkan melihat langsung jenazah dari Advent Pratama Telaumbanua.

Dikutip dari Tribunlampung.co.id, karena hal tersebut, keluarga sepakat untuk melakukan autopsi ulang terhadap jasad Advent Pratama Telaumbanua di RSUP H. Adam Malik Medan.

"Bagi kami (kematian almarhum) tidak masuk akal, keluarga besar meminta otopsi ulang di Medan (Sumatera Utara) saja, supaya jelas penyebabnya," kata Ifon.

Siswa Bintara asal Kabupaten Nias Selatan bernama Advent Pratama Telaumbanua tewas saat menjalani pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Lampung.
Siswa Bintara asal Kabupaten Nias Selatan bernama Advent Pratama Telaumbanua tewas saat menjalani pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Lampung. (Kolase Tribun Medan)

Sejumlah luka di tubuh Advent Pratama

Kecurigaan keluarga pun semakin menjadi-jadi saat melihat sejumlah luka pada tubuh Advent Pratama.

Ia mengatakan, jika di tubuh Advent Pratama Telaumbanua terdapat luka yang memanjang di pelipis dan dagu, luka di bibir atas, dua memar membiru di bawah dada, dan luka bergaris sebelah kanan.

Lambung korban juga terlihat membusung, ditambah luka memanjang di jari telunjuk tangan dan luka membulat di atas pinggang.

Ada pula memar menghitam di bagian tulang ekor dan luka di jari hingga siku.

Dugaan adanya tindak kekerasan diperkuat oleh informasi dari teman Advent yang mengindikasikan bahwa penyiksaan telah dilakukan oleh lebih dari satu orang. Bahkan, oknum tersebut disebut-sebut telah melarang Advent Pratama makan.

Baca juga: Siswa Bintara Polri Asal Nias Selatan Tewas saat Pendidikan di SPN Polda, Keluarga Curiga

Penjelasan dokter Bhayangkara 

Sebelumnya, dokter RS Bhayangkara dr Andriani mengatakan, pihak Rumah Sakit (Rumkit) Bhayangkara Polda Lampung telah melakukan tiga siklus Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau upaya untuk mengembalikan fungsi sirkulasi dan pernapasan kepada APT siswa Pendidikan Pembentukan Bintara SPN (Diktuba SPN) Kemiling.

"Kami sudah melakukan upaya dengan RJP akan tetapi APT termasuk ke dalam kategori koma dan dinyatakan henti jantung dan napas," kata Dokter Rumkit Bhayangkara Polda Lampung dr Andriani.

"Jadi untuk penyebabnya atau diagnosa meninggalnya APT tersebut karena henti jantung dan henti napas," kata dr Andriani.

Ia mengatakan, dokter RS Bhayangkara tidak melakukan autopsi karena pihak keluarga APT telah menerima kenyataan.

"Kami tidak melakukan autopsi karena alasan pihak keluarga telah menerima hasil diagnosa tersebut," kata dr Andriani.

Pemeriksaan lanjutan bisa didapatkan pemeriksaan bagian dalam tubuh atau autopsi.

"Keluarga yang mewakili di Lamtim (Lampung Timur) dan orang tua berada di Nias Sumut sudah menyetujui. Keluarga menyatakan penolakan dan menganggap kejadian ini lumrah karena sakit," kata dr Andriani.

"Korban meninggal dunia karena henti napas, dan pihak keluarga telah menerimanya," kata dr Andriani.

Ia mengatakan, pihak keluarga juga sudah membuat surat penolakan untuk tidak melakukan pemeriksaan lanjutan.

Saat ditanya apakah ada riwayat penyakit dahulunya, dr Andriani mengatakan, APT tidak ada riwayat penyakit yang dideritanya.

Pasalnya, keluarga awalnya mendapat informasi bahwa Advent meninggal karena sakit. Itulah alasannya keluarga menerima kenyataan tersebut tanpa melakukan autopsi pada jenazahnya.

Pada tanggal 16 Agustus 2023 lalu, jenazah Advent Pratama Telaumbanua telah dikirim ke Nias, Sumatera Utara.

Namun, pandangan keluarga berubah setelah melihat kondisi jenazah Advent.

Viral di Media sosial

Setelah dilakukan autopsi di RS Adam Malik Medan, ditemukan luka-luka tidak wajar di sekujur tubuh korban seperti luka sayatan di bagian jari tangan kanannya, bahkan sejumlah luka lebam di bagian tubuhnya.

Foto sejumlah luka di bagian tubuh Advent Pratama itu kini beredar di media sosial.

Foto-foto tersebut tersebar usai diposting oleh akun Facebook Mutiara J Waruwu, Sabtu (19/8/2023).

Dalam unggahan di Facebooknya itu, Mutiara menyebut siswa SPN Polda Lampung yang meninggal dunia itu adalah adiknya, yang baru 3 minggu masuk pendidikan Bintara Polri.

Mutiara meminta agar kasus kematian adiknya yang tidak wajar tersebut segera diusut tuntas.

"Bantu viralkan, Baru 3 minggu masuk pendidikan Bintara Polri di POLDA Lampung, adk saya meninggal tidak wajar,"

"Dengan luka robek dan lebam di sekujur tubuh," tulis Mutiara J Waruwu.

"Patut diduga meninggal akibat kekerasan dan Mohon bantuan teman2 utk mem viralkan kejadian ini, ini sgt kejam tak berperilaku kemanusian,"

"Semoga terungkap dengan terang-benderang!" sambungnya.

Polda Lampung Bentuk Tim Khusus

Kasus meninggalnya siswa sekolah polisi negara (SPN) Polda Lampung Advent, pihak kepolisian memeriksa 30 orang yang terlibat.

Meninggalnya Advent dinilai janggal oleh pihak keluarga.

Pasalnya, keluarga menemukan ada bekas luka di tubuh korban.

Atas kejadian ini, Polda Lampung membentuk tim khusus untuk mengusut kasus kematian Advent.

Terbaru, Polda Lampung juga memeriksa sebanyak 30 orang untuk dimintai keterangan karena dinilai terlibat dalam peristiwa yang terjadi.

Hal ini diungkapkan oleh Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Umi Fadilah Astutik.

"Polda Lampung telah membuat tim khusus, menindaklanjuti peristiwa meinggalnya siswa di SPN Polda Lampung," ujar Umi dilansir TribunBengkulu.com dari KompasTV, Selasa (22/8/2023).

"Saat ini kami telah melakukan beberapa pemeriksaan dengan sekitar 30 orang dimana orang-orang ini adalah mereka yang saat peritiwa itu terjadi mengetahui hal tersebut," ungkapnya

Adapun tim khusus yang dibentuk untuk menyelidiki kasus kematian Advent sendiri diketuai langung oleh Kapolda Lampung.

Selain teman dari korban Umi menyebut dalam pemeriksaan, ada juga pengasuh yang bertugas di SPN Polda Lampung.

Hingga saat ini menurut Umi, kematian dari Advent yang dinilai karena penganiayaan belum terbukti meski sudah memeriksa 30 orang saksi.

"Sampai saat ini indikasi terkait adanya penganiayaan itu belum terbukti, jadi dari hasil pemeriksaan dari Dipropam dan Ditreskrimum unutk saat ini belum ada indikasi terkait adanya penganiayaan terhadap anada Advent," ujarnya.

Diketahui Advent merupakan siswa baru bintara yang meninggal saat pendidikan di sekolah polisi negara Polda Lampung.

Sementara itu, pihak keluarga korban tidak terima dengan kematian korban dan akan menempuh jalur hukum karena curiga ada dugaan penganiayaan.

(*/Tribun-medan.com)

Baca juga: Siswa Bintara Tewas saat Pendidikan di SPN Polda Lampung, Keluarga Sebut Ada Luka Tak Wajar

Baca juga: Jasad Siswa SPN Polda Lampung Akan Diautopsi di Ulang Medan, Keluarga Curiga Banyak Luka di Tubuhnya

Artikel ini Tayang di Tribunlampung.co.id Dengan Judul keluarga-rasakan-kejanggalan-jenazah-siswa-spn-kemiling-akan-diautopsi-di-medan

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved