Pengamat Soroti Hegemoni Kekuasaan Keluarga Presiden, Kecewa Gubernur Tak Beri Kata Sambutan

justru yang diberi kesempatan untuk menyampaikan sambutan adalah Wali Kota Medan Bobby Nasution

Editor: Eti Wahyuni
HO
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi saat mendampingi Presiden Joko Widodo membuka Rakernas Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) di Lapangan Benteng Medan, Sabtu (19/8/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Koordinator Pusat Monitoring Politik dan Hukum Indonesia (PMPHI) Gandi Parapat mengaku kecewa karena Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi tidak mendapat kesempatan menyampaikan kata sambutan atau ucapan selamat datang pada acara pembukaan Rakernas GAMKI yang dihadiri Presiden Jokowi, di Lapangan Benteng Medan, beberapa waktu lalu.

Ia menilai, gubernur seharusnya menyampaikan sambutan ucapan selamat datang kepada presiden dalam setiap acara yang dilaksanakan di wilayahnya. Namun menurut Gandi Parapat, hal itu tidak terjadi pada pembukaan Rakernas GAMKI.

Anehnya, lanjutnya, justru yang diberi kesempatan untuk menyampaikan sambutan adalah Wali Kota Medan Bobby Nasution yang adalah menantu Presiden Jokowi.

"Peristiwa ini sangat memalukan, karena menimbulkan kesan secara vulgar terjadinya hegemoni kekuasaan di kalangan keluarga Presiden, sampai-sampai urusan kata sambutan saja harus mereka kuasai dan menunjukkan nepotisme yang begitu kuat," kata Gandi melalui keterangannya, Rabu (23/8/2023).

Baca juga: Mantan Anggota DPRD Sumut Kritik Gubernur Edy Rahmayadi yang Buru-buru Sahkan APBD 2024

Lebih lanjut, tokoh Sumatra Utara itu mengatakan, seharusnya sebagai tuan rumah, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi memberi sambutan selamat datang kepada Presiden dan kepada seluruh peserta Rakernas yang datang dari seluruh pelosok Tanah Air.

"Dengan tidak diberi kesempatan kepada Gubsu untuk menyampaikan sambutan, sebenarnya yang rugi adalah peserta Rakernas, karena seyogyanya para peserta bisa memperoleh gambaran tentang kondisi Sumut sehingga dapat dijadikan bahan referensi untuk merumuskan program dan kebijakan organisasi GAMKI, apalagi Sumatra Utara dikenal sebagai salah satu basis GAMKI di Indonesia," ucapnya.

Gandi menambahkan, kehadiran Presiden Jokowi di Sumut kali ini terkesan adanya unsur kesengajaan men-downgrade (menurunkan) posisi Edy Rahmayadi sebagai Gubernur dan kepala wilayah di Sumut, sebaliknya, justru memberi ruang yang lebih banyak kepada menantunya sebagai Wali Kota Medan.

"Hal ini bisa dilihat, pada dua acara berskala nasional Muktamar Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan rakernas GAMKI, Gubernur Edy Rahmayadi tidak diberi kesempatan menyampaikan sambutan selamat datang, namun kesempatan itu justru diberi kepada Wali Kota Medan Bobby Nasution yang juga menantu Presiden," tuturnya.

Pada momentum lain, Gandi Parapat menilai, dalam video yang beredar saat kunjungan Presiden di Pasar Sukaramai, Medan, sosok Gubernur juga tidak terlihat. Yang justru terlihat menonjol adalah Wali Kota Medan yang mendapat tempat di samping Presiden. Padahal Gubernur juga ikut mendampingi sepanjang hari.

Dengan peristiwa itu, Gandi sangat menyesalkan protokoler kepresidenan yang tidak mampu memahami etika keprotokolan dan sangat disayangkan hal itu justru menimbulkan citra buruk bagi Jokowi dan Bobby yang terkesan ‘kemaruk’ tampil bersama Presiden, padahal Jokowi adalah mertuanya sendiri.

Tak Sesuai Etika Birokrasi

Kadis Kominfo Sumut Ilyas S Sitorus membenarkan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi tidak berkesempatan menyampaikan sambutan di acara GAMKI tersebut.

"Bahwa disebut Pak Gubernur tidak memberi kata sambutan adalah benar. Namun itu mengapa demikian, tentu bukan ranah kami yang menjawabnya," ujar Ilyas Sitorus.

Namun Ilyas Sitorus mengatakan, sewajarnya jika Gubernur Edy Rahmayadi diberikan kesempatan untuk memberi sambutan karena etika birokrasinya juga demikian.

"Selaku Gubernur Sumut, kapasitas beliau memang memungkinkan untuk memberi sambutan, etikanya birokrasinya begitu juga. Tetapi sekali lagi, ini bukan ranah kami menjawabnya. Silahkan mungkin ke pihak-pihak yang berkompeten," ujar Ilyas.

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved