Dua Kecamatan di Simalungun Langganan Kebakaran Hutan, Dipicu Kekeringan Semak

Kedua kecamatan tersebut adalah Kecamatan Purba dan Kecamatan Haranggaol Horison yang merupakan kawasan perbukitan pinggiran Danau Toba.

Penulis: Alija Magribi | Editor: Eti Wahyuni
HO
Kebakaran hutan yang melanda kawasan Kecamatan Haranggaol Horison pada awal Agustus 2023. 

TRIBUN-MEDAN.com, SIANTAR - Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah II Pematang Siantar mengaku heran dengan dua kecamatan di Kabupaten Simalungun yang selalu mengalami kebakaran hutan.

Kedua kecamatan tersebut adalah Kecamatan Purba dan Kecamatan Haranggaol Horison yang merupakan kawasan perbukitan pinggiran Danau Toba.

Menurut catatan KPH II Pematang Siantar, pada tahun 2023 ini saja, kebakaran sudah beberapa kali terjadi di kedua kecamatan yang bertetangga tersebut. Teranyar kebakaran terjadi pada Kamis (3/8/2023) beberapa pekan yang lalu di Simpang Salbe, Kecamatan Haranggaol.

"Areal luas kebakaran hutan yang terakhir yaitu awal Agustus tahun ini mencapai 15-20 hektare. Berdasarkan analisa kita, sumber api berasal dari perladangan masyarakat," kata Tigor Siahaan, Kepala Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat KPH Wilayah II Siantar.

Baca juga: Penampakan Dekorasi Mewah Pesta Ngunduh Mantu Anak Eks DPRD Langkat Sebelum Kebakaran

Dijelaskan Tigor, banyak kemungkinan menjadi penyebab kebakaran hutan. Mulai dari musim kemarau yang meningkatkan kekeringan semak, rerumputan dan kayu-kayuan, sampai dengan perilaku dari masyarakat sekitar yang sembarangan mengelola pertanian dan beraktivitas di sekitar.

"Jadi masalahnya campur lah itu. jangankan bekas pembakaran. Dari puntung rokok pun bisa berefek langsung, kalau sedang kemarau," kata Tigor.

Dijelaskan Tigor, beberapa desa/nagori langganan kebakaran tersebut antara lain Nagori Purba Saribu, Kecamatan Haranggaol, Nagori Sihalpe, Kecamatan Haranggaol Horison, Nagori Purba Dolok, Kecamatan Purba, Nagori Urung Pane, Kecamatan Purba, dan Nagori Bage Ujung Saribu, Pematang Silimakuta.

"Total seluruh lahan yang kebakaran selama ini, itu 50-an hektare. Itu memang rata-rata potensi itu di sekitaran pesisir Danau Toba. Itulah biasanya terjadi kebakaran," kata Tigor.

Pasca-kebakaran, ujar Tigor, KPH Wilayah II Pematang Siantar akan melakukan penanaman. Sebab, bila terjadi lahan kosong yang dibiarkan itu bakal diokupasi oleh masyarakat.

"Makanya kita lakukan sosialisasi Karhutla. Makanya kita juga memberikan pengadaan bibit untuk membantu menanam tanaman yang bermanfaat di kawasan hutan itu. Misalnya alpukat dan aren serta tanaman lain yang cocok untuk tanah," katanya.

"Jadi kan ketika nanti tanaman tumbuh besar kan bisa bermanfaat masyarakat. Dengan konsep perhutanan sosial. Dengan izin asas kelestarian. Kalau di Simalungun lebih kurang 100 ribu hektare luas hutan kita," terang Tigor seraya berharap kesadaran dari masyarakat dan satuan pemerintah terkecil untuk ikut menjaga kelestarian hutan.

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved