TRIBUNWIKI

Mengenal Layanan Posyandu Remaja dan Puskesmas PKPR, Berikut Sasaran Layanannya

Mengingat masih minimnya sosialisasi terhadap masyarakat terkait program PKPR tersebut.

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/HUSNA
Sosialisasi posyandu remaja kepada kepala puskesmas yang berlangsung di Medan beberapa waktu lalu. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN- Pelayanan kesehatan usia sekolah dan remaja di Puskesmas dilakukan melalui penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).

Mendorong pelaksanaan program tersebut Aliansi Sumut Bersatu (ASB) selaku fasilitator terus berupaya dalam peningkatan layanannya.

Mengingat masih minimnya sosialisasi terhadap masyarakat terkait program PKPR tersebut.

Direktur Aliansi Sumut Bersatu Ferry Wira Padang menyampaikan peran ASB memfasilitasi dan mengedukasi kepada remaja, betapa pentingnya layanan PKPR dan HKSR sebagai pemenuhan hak anak, terkait hal kesehatan reproduksi.

"Kami bersama masyarakat sipil dan anak remaja, melakukan advokasi di kabupaten Langkat, terkait adanya peningkatan atau kemajuan layanan PKPR di kabupaten Langkat," ujarnya.

Disebutnya bahwa penting melakukan peningkatan PKPR di kabupaten Langkat karena sejauh ini belum menjadi prioritas.

Kabupaten Langkat menjadi pilot project, untuk pelaksanaan program sendiri ada di 6 provinsi di Indonesia.

"Masyarakat sejauh ini belum tau program PKPR ini, jadi inilah kita mau edukasi lebih gencar kepada masyarakat bahwasanya ada layanan untuk mewadahi para remaja mengatasi permasalahannya," ungkapnya.

ASB senantiasa mengimbau kepada remaja di kabupaten Langkat untuk belajar kesehatan reproduksi, memberikan hati untuk mau mengakses layanan yang sudah disediakan.

Sejauh ini ASB disudah melakukan pengkaderan terhadap 25 orang.

Bagaimana merubah seseorang yang tidak memiliki kesadaran, mengubah hal itu melalui edukasi-edukasi.

"Nah, dari edukasi tersebut lah kita memiliki kader, yang berhasil kita rangkul untuk berbuat dan mau melakukan sesuatu," katanya.

ASB juga menyediakan layanan konselor sebaya, dimana butuh proses cukup panjang untuk melatih konselor sebaya.

"Diakhir tahun ini kita upayakan mereka sudah bisa terjun langsung untuk melakukan konselor, karena untuk menemukannya pun butuh proses yang cukup panjang," jelasnya.

Akan ada 15 orang yang memiliki kapasitas menjadi seorang konselor, dan akan ditempatkan di posyandu remaja.

Dikatakannya sejauh ini permasalahan remaja masih begitu kompleks, namun sudah semakin banyak remaja atau perempuan berani untuk menyuarakan apa yang terjadi terhadapnya.

"Bahwa seseorang sudah berani speak up, itu berarti edukasinya berjalan dengan baik, perempuannya semakin berani. Saya pikir ini edukasinya berhasil, sehingga banyak anak yang mau mengutarakan permasalahannya," katanya.

Qamarun Khairul Arifin salah satu kader remaja, menyampaikan tantangan dan hambatan dalam menyelenggarakan posyandu remaja.

Dimana masih minimnya kemauan atau kesadaran masyarakat dan teman-teman sendiri untuk mengakses layanan yang telah disediakan.

Itu sebabnya Qamarun sebagai remaja hadir untuk mengajak rekan sebayanya agar tidak takut mengutarakan permasalahannya.

"Tugas kita memberikan edukasi terhadap teman-teman kami yang memiliki permasalahan. Jika kami tidak bisa menjawab, ada petugas dari puskesmas yang dapat memandu hal tersebut," ujarnya.

Dikatakannya remaja itu memiliki banyak permasalahan, banyak tuntutan dari berbagai sudut, membuat mereka terjun kearah aktivitas negatif.

"Kami itu selaku remaja cenderung bingung melampiaskan moodnya kemana, karena banyaknya tuntutan yang kami hadapi tersebut. Nah, jadi dari situ banyak teman-teman yang melampiaskan moodnya ke arah negatif," ungkapnya.

Peran layanan posyandu remaja dan PKPR disini agar dapat memberikan ruang konsultasi bagi para remaja.

Adapun sasaran layanan Puskesmas PKPR adalah sebagai berikut :

- Remaja disekolah (menyediakan konselor sebaya)

- Remaja di luar sekolah (posyandu remaja)

- Remaja putri sebagai calon ibu dan remaja hamil tanpa permasalahkan status pernikahan

- Remaja yang rentan terhadap penularan HIV

- Remaja berkebutuhan khusus (korban kekerasan, penyandang cacat, di daerah konflik)

- Puskesmas membina satu posyandu remaja

(cr26/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved