Berita Sumut

Kasus Bully dan Pengeroyokan Pelajar MTS di Asahan, Polisi Sebut Masih Lakukan Penyelidikan

Polisi sudah melakukan penyelidikan terkait pengeroyokan yang dilakukan enam pelajar MTS Al Mashun Asahan terhadap seorang siswa berinisial YA.

Tribun Medan/Alif Al Qadri Harahap
YA bersama ibunya, Dewi Zul Hidayani terbaring memegang perut yang masih keram akibat perundungan yang dilakukan oleh rekan-rekan sekolahnya. 

TRIBUN-MEDAN.com, ASAHAN - Polisi sudah melakukan penyelidikan terkait pengeroyokan yang dilakukan enam pelajar MTS Al Mashun Asahan terhadap seorang siswa berinisial YA.

YA, siswa kelas IX MTS Al Mashun Asahan disebut dikeroyok oleh rekan satu sekolahnya di dalam kelas.

Baca juga: Siswa SMP di Asahan Jadi Korban Bully, Teranyar Dipukuli Enam Rekannya, Kini Trauma Tak Mau Sekolah

"Kasus ini dilaporkan pada 11 Agustus 2023 lalu, sementara saat ini kami masih melakukan penyelidikan," ujar Kanit PPA Polres Asahan, Ipda Rospita Nainggolan, Sabtu (2/9/2023).

Katanya, saksi-saksi dan korban sudah dimintai keterangan untuk melengkapi berkas penyelidikan.

Perundungann MTS Al Mashun
Tangkapan layar aksi perundungan pelajar MTS Al Mashun Asahan terhadap seorang pelajar berinisial YA.

"Saksi dan korban sudah kami panggil untuk di BAP. Pihak sekolah dan diduga para pelaku juga sudah kami panggil," katanya.

Namun, Rospita enggan mengungkapkan hasil dari BAP para pelaku dan korban.

Menurutnya, hal tersebut masih belum bisa disampaikan ke publik.

"Nanti ya, tunggu sudah selesai penyelidikan kami sampaikan," kata Rospita.

Sementara, orang tua korban Dewi Zul Hidayani berharap kasus ini dapat berlanjut, demi menimbulkan efek jera.

Sebab menurutnya, sudah tiga tahun anaknya mengalami perundungan dan baru kali ini diketahui kejadiannya

Baca juga: Jadi Korban Bully, YA Sempat Dirawat di Rumah Sakit Akibat Dipukul dan Ditendang Teman Satu Sekolah

"Dari kelas VII sampai kelas IX dia dibully, ditendang, dipukul wajah dan kepalanya. Baru sekarang dia biang. Saya ingin ada pelajaran yang didapat oleh mereka karena telah memukul dan menyakiti anak saya," kata Dewi.

Katanya, sempat ada pertemuan mediasi antara pelaku dan korban yang difasilitasi sekolah.

"Namun tidak ada titik terangnya. Mereka seperti tidak mau bertanggungjawab," katanya.

(cr2/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved