Berita Internasional

Sakit Hati Tak Direstui Sang Ibu Nikahi Kekasih yang Hamil Duluan, Pria Baik Ini Lakukan Hal Tragis

Melihat tongkat kayu itu tergeletak di tanah, ia pun mengambilnya dan mengarahkannya langsung ke sang ibu yang terus mengutuknya.

|
TRIBUN MEDAN/HO
ILUSTRASI - Anak nekat bunuh ibunya karena tak direstui. 

Suatu hari, ketika Pho Hien Minh kembali dalam keadaan mabuk, Pho Kham Huong menjadi marah dan mengucapkan banyak kata-kata yang tidak menyenangkan.

Sang ibu berkata bahwa dia harus bekerja keras sepanjang hidupnya, menanggung begitu banyak penderitaan untuk memikul beban keluarga di pundaknya, namun pada akhirnya ia membesarkan seorang anak yang tak mau menaati kata-katanya sendiri hanya demi seorang wanita, jika ia mengetahui hal itu sebelumnya, ia akan menikah lagi dan menjalani hidupnya untuk dirinya sendiri.

Pho Hien Minh sangat mabuk sehingga ia hanya ingin melakukan sesuatu untuk membuat ibunya berhenti.

Melihat tongkat kayu itu tergeletak di tanah, ia pun mengambilnya dan mengarahkannya langsung ke sang ibu yang terus mengutuknya.

Tanpa pikir panjang, ia melancarkan pukulan kedua dan ketiga.

Saat sang ibu berusaha melarikan diri, wanita itu tak sengaja tersandung dan terjatuh, sebelum ia sempat bangun, putranya terus menyerangnya.

Melihat ibunya berlumuran darah, ia tidak takut tapi merasa bahagia.

Memikirkan tentang apa yang harus ia tanggung selama bertahun-tahun, ini adalah pembebasan baginya.

Ibunya selalu mengatakan bahwa jika ia mengetahui hal itu, dia akan memilih untuk tidak melahirkannya.

Tapi jika ia punya kesempatan untuk memilih, ia juga tidak akan mau memilih wanita seperti ibunya.

Merasa tongkat kayu itu tidak meredakan amarahnya, Pho Hien Minh kemudian memungut batu dari tanah dan tanpa pikir panjang ia memukul kepala ibunya.

Sang ibu yang tadinya berteriak-teriak kini terdiam total.

Sang anak terus melakukan pukulan kedua dan ketiga sampai ia tidak mempunyai kekuatan lagi, dan ketika ia memeriksanya, ia menemukan bahwa ibunya telah berhenti bernapas.

Ia takut karena meskipun dia menyalahkan ibunya, ia tidak pernah berpikir untuk membunuh siapapun.

Dalam kebingungan, ia lari ke gunung di belakang rumah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved