Berita Sumut

Harga Beras Ikut Naik di Sergai, Pemilik Grosir dan Warga Mengeluh

Harga beras mengalami kenaikan di beberapa wilayah Sumatera Utara, termasuk Kabupaten Serdangbedagai.

|
Tribun Medan/Muhammad Ardiyansyah
Penjaga grosir sedang melayani pembeli beras di salah satu grosir di Sei Rampah, Jumat (15/9/2023). Kenaikan harga beras turut dirasakan masyarakat Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) sejak dua pekan lalu. 

TRIBUN-MEDAN.com, SERGAI - Harga beras mengalami kenaikan di beberapa wilayah Sumatera Utara, termasuk Kabupaten Serdangbedagai. Satu di antara pemilik grosir yang biasa menjual beras, Lili mengaku kenaikan harga ini cukup dikeluhkan oleh masyarakat.

Lili menjelaskan, kenaikan harga bervariasi dan mengalami selisih berkisar Rp 2000. Untuk harga beras biasa saat ini dijual dengan harga Rp 13.500, Rp 14.500, dan Rp 15.500. Bilangnya, hal ini sangat dikeluhkan oleh masyarakat yang membeli.

Baca juga: Harga Beras Meroket, Politisi PDIP Meryl Saragih Bagikan 1.000 Paket Beras ke Masyarakat

"Yang cap Bunga per kilo Rp 13.500 yang lain Kuku Balam juga. Ada juga yang Rp 14.500, ada juga yang Rp 15.000 yang natural. Semua ya pada ngeluh lah," katanya saat ditemui awak media di grosirnya, di kawasan Jalinsum Sei Rampah-Tebingtinggi, Jum'at (15/9/2023).

Lili menyebut, kenaikan harga ini sudah berlangsung sejak dua pekan lalu. Hal ini menurutnya, termasuk harga pengambilan dari kilang padi.

Untuk ukuran beras 30 kg, ia membeli dengan harga Rp 13.000 per kilo gram.

Sambungnya, masyarakat semakin mengeluh karena kenaikan harga beras ini diikuti kenaikan harga beberapa komoditi lain seperti gula dan minyak goreng.

Menurutnya, tiga komoditi ini yang paling sering dibeli oleh masyarakat.

"Makanya mengeluh, bukan cuma beras harganya yang naik. Minyak goreng, gula juga naik (harganya)," ucap Lili.

Senada dengan Lili, Darwin, satu di antara warga Sei Rampah yang baru saja membeli beras di grosir miliknya juga mengeluh. Pasalnya, kenaikan harga yang mencapai Rp 2000 dinilai tak wajar. 

Meski begitu, Darwin menuturkan, karena beras termasuk ke dalam bahan pokok dalam rumah tangga, mau tidak mau ia tetap membelinya. Selain itu, dirinya juga membeli beras dari grosir karena untuk kebutuhan berdagangnya.

"Ya cuma namanya makanan (kebutuhan) harus tetap dibeli lah. Ini untuk kebutuhan jualan juga. Saya beli yang medium ini harganya Rp 393 ribu, semalam masih Rp 392 ribu. Naik seribu," ujarnya.

Baca juga: Wahyu Ario Pratomo Sebut Kenaikan Beras SPHP Bulog 15,6 Persen Masih Wajar

Karena adanya kenaikan ini, Darwin mengaku, ia yang biasanya membeli beras dengan jumlah yang banyak kini memilih menghemat. Hal itu bakal ia lakukan hingga harga beras dan beberapa bahan pokok lainnya stabil.

"Biasanya saya beli banyak-banyak. Ini sekarang beli sikit-sikit saja lah," katanya.

(cr12/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved