Berita Viral
Ingin Terlihat Sukses, Pasutri Beli Mobil dengan Pinjam Pinjol, Utang Rp 3 Juta jadi Rp 60 Juta
Ternyata untuk DP mobil uang kami kurang 3 juta. Akhirnya kita pinjam uang melalui pinjol karena ingin proses yg cepat. benar2 bodoh
TRIBUN-MEDAN.com - Ingin terlihat sukses, pasutri beli mobil dengan pinjam pinjol.
Utang Rp 3 juta membengkak jadi Rp 60 juta
Kisah pasutri terjerat pinjol karena utang membengkak viral di media sosial.

Berawal dari ingin membeli mobil, pasutru berutang pinjol.
Utang yang awalnya Rp 3 juta, membengkak menjadi Rp 60 juta hanya dalam waktu 4 bulan.
Kisah tersebut diceritakan seorang istri bernama Mirna dan dipopulerkan akun TikTok Khalisa Melia.
Mirna menceritakan kisah pilunya terjerat pinjaman online alias pinjol.
Baca juga: Ternyata Ini Duduk Perkara Kasus Viral Guru SMPN 15 Medan Menangis Massal, Bongkar Laku Kepsek
Dilansir dari TribunStyle, Mirna dan suaminya adalah seorang perantau. Suaminya bekerja di pabrik dan Mirna membuka warung di rumah.
Pasangan muda tersebut memilih menunda anak karena ingin fokus membeli mobil dan rumah.
"Kami bersepakat utk menunda kehamilan dulu. Kami bertekad sebelum punya anak, kami ingin punya rumah dan mobil dlu.
Setelah uang terkumpul kami memutuskan untuk DP perumahan subsidi. Dan di rumah baru kami, aku membuka warung.

Kami sangat senang. Karena satu persatu mimpi kita akhirnya terwujud. Ekonomi kita benar2 sudah stabil. Lagi tenang-tenangnya hidup, malah kita tergoda untuk menyicil mobil ini benar2 keputusan yg sangat fatal," cerita Mirna.
Mirna mengaku membeli mobil karena ingin dianggap sukses di perantauan.
"sebenarnya kita belum terlalu butuh mobil tapi karena ingin dianggap sukses di perantauan saja,".
Saat hendak membayar DP mobil, uang Mirna pun kurang Rp 3 Juta. Akhirnya ia nekat pinjam di pinjol sebesar Rp 3 Juta.
Baca juga: VIRAL Sosok Bang Long, Tokoh Melayu Rempang, Bikin Kapolres Gentar saat Demo di Batam!
Ternyata untuk DP mobil uang kami kurang 3 juta. Akhirnya kita pinjam uang melalui pinjol karena ingin proses yg cepat. benar2 bodoh,".
Keputusan tersebut menjerumuskan hidup Mirna. Ia harus mencicil rumah, mobil dan pinjol.
"Uang tabungan kita benar-benar habis malah cicilan kita yg bertambah banyak.
Ternyata gaji suami tidak cukup untuk membayar semua cicilan2 kita karena pinjol bunganya sangat besar dan jatuh tempo yg cuma 2 minggu. Akhirnya kita mulai gali lubang tutup lubang,".

Dalam waktu 4 bulan, utang Rp 3 Juta tersebut berubah menjadi Rp 60 Juta.
"4 bulan kemudian utang kita sudah 60jt.
Tambah stress lagi lah kita apalagi teror debt collector sudah sampai ke orangtua dan mertua.
Mobil impian Mirna pada akhirnya disita pihak leasing. Mirna pun memutuskan kabur bersama suaminya.
"Akhirnya aku dan suami memutuskan kabur. Kita tinggalkan semua di kota itu. Pekerjaan, rumah, dan perabotan," tandasnya.
Baca juga: VIRAL Sosok Bang Long, Tokoh Melayu Rempang, Bikin Kapolres Gentar saat Demo di Batam!
Kisah serupa juga terjadi di tempat lain, beberapa waktu lalu.Seorang wanita harus menerima nasib pilu.
Sebab, dia terjerat pinjol hingga puluhan juta rupiah.
Bermula dari ingin tolong teman.
Kisah seorang wanita yang berniat membantu teman kesusahan malah berujung apes.
Ia mengaku terjerat pinjaman online dengan nominal puluhan juta.
Sahabatnya tak membayar dan tak bisa dihubungi, wanita ini kemudian melaporkannya ke polisi.
Tri Sulastri (24) kecewa, niat hati ingin membantu teman yang kesusahan, dia justru terlilit utang pinjaman online (pinjol).
Dilansir dari TribunTrends, Tri Sulastri meminjami uang dari pinjol kepada sahabatnya bernama Putri Ardita sebesar Rp 22,5 juta, namun tidak ada itikad baik dari pelaku untuk melunasinya.
Tri pun melaporkan dugaan penipuan tersebut ke SPKT Polrestabes Kota Palembang.
Dia melaporkan terduga terlapor Putri Ardita yang sama-sama bekerja di Jalan POM IX Kelurahan Lorok Pakjo, Kecamatan IB I Kota Palembang, Sabtu (12/8/2023) lalu.
Kronologi
Berdasarkan pengakuan Tri, ia meminjam uang mengatasnamakan dirinya melalui pinjol.
Kemudian meminjamkan uang tersebut ke Putri Ardita dengan alasan untuk mengeluarkan orangtuanya dari penjara.
"Saya telepon nomor Hp-nya sudah tidak aktif dan tidak ada kabar sampai sekarang," kata Tri Sulastri.
Dia berharap pelaku dapat ditangkap dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Laporan kasus ini sudah diterima SPKT Polrestabes Palembang dan masih dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
Kisah serupa juga pernah terjadi di tempat lain, beberapa waktu lalu.
Kisah sekretaris desa (sekdes) terpaksa menghidupi keluarga dengan pinjaman online atau pinjol viral di media sosial.
Ini karena sekdes tersebut belum menerima gajinya sebagai perangkat desa di Kecamatan Tunjung Teja, Serang, Banten selama lima bulan.
Hal ini akhirnya memicu sekdes pinjol karena gaji belum dibayar.
Sosok sekdes terpaksa pinjam online itu berinisial AN.
Rupanya, kondisi tersebut sudah cukup lama terjadi.
Lebih parah memang pada saat ini, yakni hingga 5 bulan gaji perangkat desa di Kecamatan Tunjung Teja belum dibayarkan.
Adapun gaji yang mestinya didapat sebagai sekdes adalah Rp 2,7 juta per bulan.
Rekan-rekan AN sesama perangkat desa di Kabupaten Serang juga terpaksa meminjam uang ke pinjol.
"Ada memang sampai terjerumus ke pinjol, termasuk saya pribadi."
"Sampai hari ini saya diteleponin aplikasi."
"Setidaknya walaupun kecil, kalau gaji rutin bisa mengaturnya," ujar AN seperti dilansir dari Tribun Solo, Jumat (25/8/2023).
AN menjelaskan, sejak 2019 penghasilan tetapnya tidak teratur dibayarkan oleh Pemkab Serang.
Atas kondisi tersebut membuat dirinya harus memutar otak untuk bisa membiayai hidup sehari-hari bersama istri dan satu orang anak.
"Kerja tiga bulan, gaji dibayarnya hanya sebulan."
"Kan bingung kami," kata AN.
Menurutnya, dengan gaji Rp 2,7 juta per bulan sebagai sekdes membuatnya tidak bisa punya rumah.
Bahkan kini ia hanya bisa hidup menumpang di rumah mertuanya.
"Rumah masih numpang di mertua, boro-boro mau bikin rumah, buat hidup sehari-hari saja masih minjem ke pinjol," ucap AN.
Diungkapkan AN, perangkat desa lainnya bahkan ada yang rela berutang ke tetangga, ke warung untuk makan sehari-hari.
Ketika mendapatkan gaji sudah langsung habis untuk membayar utang-utangnya.
"Ada yang pinjem ke tetangga, pokoknya berbagai cara dilakukan untuk bertahan hidup."
"Nah, ketika pas gaji cair para perangkat desa enggak pegang uang, habis buat bayar utang," ungkapnya.
Untuk itu, AN meminta Pemkab Serang dapat membayar gaji 5 bulan dan mensejahterakan perangkat desa.
Artikel ini sudah tayang di TribunJabar.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.