PDI Perjuangan

Senior Partai PDI Perjuangan: Senior Partai yang Benar itu Tidak Konyol Menjelek-jelekkan Partai

Aksi massa yang mengklaim dirinya Forum Senior PDIP mengeruduk Kantor DPD PDI Perjuangan beberapa waktu lalu ditanggapi Harris Simbolon selaku senior

Editor: Arjuna Bakkara
Ist
Ketua DPC PDI Perjuangan Tapsel, Harris Simbolon selaku senior di tubuh Partai PDI Perjuangan.  

TRIBUN-MEDAN.COM, TAPSEL-Aksi massa yang mengklaim dirinya Forum Senior PDIP mengeruduk Kantor DPD PDI Perjuangan beberapa waktu lalu ditanggapi Harris Simbolon selaku senior di tubuh Partai PDI Perjuangan. 


Harris yang merupakan Ketua DPC PDI Perjuangan Tapsel ini berpandangan, aksi yang dilakukan menyerang personal Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut Rapidin Simbolon merupakan issu yang paling seksi 'digoreng-goreng' menggembosi PDI Perjuangan saat ini, terlebih dari sekumpulan yang mengklaim diri sebagai Forum Senior Partai.

"Senior partai yang benar itu tidak konyol menjelek-jelekkan partai. Jadi mereka jangan mengaku-ngaku senior, tapi ikut menggembosi partai dari dalam. Itu bukan senior namanya,"ujar Harris Simbolon mantan Anggota DPRD 3 Periode di Tapsel ini.


Harris menegaskan, seharusnya senior yang baik bila memang ada kekurangan tanggung jawab bersama untuk memperbaiki.

"Kalau ada yang kurang di sana-sini ditutupi dan diperbaiki bersama, dan berkebetulan ini enggak ada kekurangan sebenanrya, hanya saja digoreng-goreng. Ini yang paling tidak mengenakkan bagi kami yang senior,"ujar Harris yang telah dilantik menjadi Anggota DPRD di Tapsel pada tahun 1999 ini.


"Yang paling senior termasuk saya kalau Ketua DPC di Sumatera Utara, artinya tahun 1999 saya sudah dilantik jadi angota DPRD.

Jadi mohon disampaikan kepada yang mrengaku senior-senior itu, seharusnya mereka bukan mengembosi,"tegas Harris.


Bagi Harris, bila benar senior PDI Perjuangan selayaknya menunjukkan sikap dan watak yang elegan dan bersumbangsih.


"Seharusnya mereka ikut andil memberikan penjelasan-penjelasan bahwa issu dana Covid-19 itu tidak benar, dan yang pasti dipelintir,"ujar Harris 


Kepada internal partai maupun publik, Harrisnl meminta untuk benar-benar mencemati, bahwa di tahun politik ini dari ekternal sedang terjadi politik Devide Et Impera agar PDI Perjuangan termasuk di Sumut terpecah belah. 

 

"Tujuan akhir ini, enggak ada yang lain. Supaya PDI Perjuangan kalah di Sumut dan Ganjar Pranowo kalah di Sumut. 

Itulah ada politik gembos-gembos, itulah yang dari Mahkama Agung itu,"sebut Harris 


Menurut Harris,  demo ke Kantor DPD PDI yang mengaitkan proses hukum terkait penggunaan APBD kabupaten Samosir dalam kegiatan Penanggulangan COVID-19. Apalagi sampai berusaha mengintervensi penegak hukum.

 

"Padahal itu sudah cleanband clear. Sebenarnya mereka sadar kalau itu sudah clean and clear, tapi sengaja membangun opini untuk mempengaruhi publik dan Kejatisu sudah menyatakan, sesuai fakta persidanga, Rapidin Simbolon tidak ada menikmati dana Covid-19,"ucapnya.


Penggiringan opini ini, dinilai Harris dimulai dari pencatutan nama terhadap Jabiat Sagala Eks Sekda Samosir oleh Parulian Siregar yang dipakai ke Kantor Kejati Sumut oleh pengacara Vantas Parulian Siregar mencatut nama Jabiat yang kemudian disanggah Jabiat Sagala. 


Menurut Harris, seperti dilakukan Parulian selaku berafiliasi dengan Nasdem. Di sejumlah wilayah baliho Parulian Siregar berlatarn Nadem juga sudah banyak bermunculan.(Jun-tribun-medan.com).

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved