PDI Perjuangan Sumut
Bantu Benih P-32 Di Desa Terpencil Nisel Rapidin Terharu Disambut Adat Sumange, Petani Siapkan Lahan
Didampingi Wakil ketua DPD PDIP Sumut Penyabar Nakhe, Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut Drs. Rapidin Simbolon MM terharu
TRIBUN-MEDAN.COM, NIAS SELATAN-Di tengah ladang yang baru dibuka di Desa Hiltobara, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan, aroma tanah basah bercampur haru.
Petani kecil berdiri berjejer di antara rumpun jagung muda. Di hadapan mereka, Ketua DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara, Drs Rapidin Simbolon, MM yang juga anggota Komisi XIII DPR RI, menerima persembahan adat Sumange tanda penghormatan tertinggi dari masyarakat Nias Selatan kepada tamu yang dianggap membawa berkat.
Dalam kebudayaan Nias, Sumange bukan sekadar upacara adat. Ia adalah simbol ketulusan, penghormatan, dan doa agar tamu yang datang diberi kesehatan serta kekuatan dalam pengabdian.
Kali ini, persembahan itu diberikan kepada Rapidin sosok yang datang bukan dengan janji politik, tetapi dengan kerja nyata membagikan benih jagung Pioner-32 kepada kelompok tani di desa terpencil itu, Sabtu (11/10/2025).

Didampingi Ketua DPRD Nias Selatan Elisati Halawa dan Wakil Ketua DPD PDIP Sumut Penyabar Nakhe, Rapidin tak kuasa menyembunyikan rasa harunya.
“Saya tidak mampu membalas penghargaan ini, selain dengan doa dan perjuangan yang lebih besar bagi masyarakat Nias,” ujarnya, suaranya sedikit bergetar.
Ia mengakui, kunjungannya ke Hiltobara menjadi pengalaman spiritual tersendiri. “Ini menjadi cerita bagi keluarga saya. Di sini, saya merasa dihargai seperti orang tua sendiri,” katanya.
Tokoh masyarakat setempat, Zebua, menyampaikan rasa bangga atas kehadiran Rapidin di desa mereka yang terbilang terisolir.
“Ini sejarah, Pak. Belum pernah ada anggota DPR RI yang datang langsung ke desa kami. Kami bangga karena Bapak datang bukan hanya membawa bantuan, tapi ketulusan,” katanya.

Ia menambahkan, warga berharap pemerintah turut membantu menyediakan alat berat untuk membuka lahan pertanian. “Kalau ada alat berat bekas di Senayan, bawalah satu ke sini, Pak, buat kenang-kenangan,” ujarnya berseloroh, disambut tawa ringan.
Rapidin menjelaskan bahwa benih jagung Pioner-32 yang ia bawa bukan sembarang bibit. Dengan produktivitas tinggi satu batang bisa berbuah dua tongkol varietas ini diharapkan menjadi pemicu kemandirian pangan bagi petani lokal.
“Jagung ini bukan sekadar benih, tapi benih harapan. Satu ton benih bisa menanam hingga 20 hektar lahan. Kalau dikelola dengan baik, hasilnya bisa mencapai 140 ton. Dengan harga Rp6.000 per kilogram, nilai ekonominya bisa mencapai Rp840 juta,” katanya.
Ia menegaskan, PDIP hadir bukan sekadar menyalurkan bantuan, melainkan menghidupkan kembali semangat marhaen: berdikari dan bekerja keras dengan tangan sendiri.
Rapidin juga mengingatkan agar pemerintah daerah tidak selalu bergantung pada anggaran pusat.
“Kalau perlu, pinjam atau beli alat berat untuk buka lahan baru. Negara sedang defisit, tapi rakyat tidak boleh berhenti bekerja,” tegasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.