Breaking News

CPNS 2023

Contoh Soal Latihan Tes Wawasan Kebangsaan CPNS 2023 Lengkap dengan Kunci Jawabannya

Tes Wawasan Kebangsaan, atau TWK, adalah tes CPNS yang bertujuan untuk mengukur wawasan kebangsaan Indonesia setiap peserta. Ini contohnya.

Penulis: Rizky Aisyah | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/HO
Ilustrasi Ujian CPNS 2023 

TRIBUN-MEDAN.com.MEDAN – Pendaftaran seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil atau CPNS 2023 telah dimulai. 

Untuk memaksimalkan persiapan peserta dalam menghadapi seleksi tersebut, Tribun Medan telah mengumpulkan contoh soal latihan CPNS 2023 yang bisa Anda pelajari.

Soal yang di ujiankan terdiri dari tiga jenis tes yaitu Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Karakteristik Pribadi (TKP), dan Tes Intelegensia Umum (TIU).

Tes Wawasan Kebangsaan, atau TWK, adalah tes CPNS yang bertujuan untuk mengukur wawasan kebangsaan Indonesia setiap peserta.

Berikut Contoh Soal Latihan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) CPNS 2023


1. Hari lahirnya Pancasila diperingati setiap tanggal?

1 Oktober

1 Juni

17 Agustus

18 Agustus

Jawaban: b. 1 Juni

Pembahasan: Istilah Pancasila pertama kali dicetuskan oleh Ir. Soekarno. Ia mengutarakan ide tentang Pancasila itu saat sidang BPUPKI pertama pada 29 Mei-1 Juni 1945.

Pengutaraan ide dasar negara ini dilaksanakan selama tiga hari dan dirumuskan oleb Moh Yamin pada 29 Mei, Soepomo pada 31 Mei, dan oleh Soekarno pada 1 Juni.

Kemudian Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila menetapkan bahwa 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila.

2. Berikut ini merupakan anggota dari Panitia Kecil, kecuali...

Ir. Soekarno

Mr. A. Maramis

H. Agus Salim

Mohammad Yamin

Jawaban: b. Mr. A. Maramis

Pembahasan: Panitia Kecil adalah panitia yang terdiri dari 8 anggota dan dibentuk dengan tujuan untuk merumuskan kembali dasar-dasar negara yang disampaikan dalam Sidang Pertama BPUPKI.

Anggota Panitia Kecil yaitu: Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Achmad Soebardjo, Agus Salim, Mohammad Yamin, KH Abdul Wahid Hasyim, Abdul Kahar Muzakkir, Abikoesno Tjokrosoejoso.

3. Untuk menghentikan tembak-menembak antara RI-Belanda maka mulai 10 November 1946 diadakan perundingan...

Perundingan Renville

Perundingan Linggarjati

Perundingan Meja Bundar

Perundingan Roem-Royen

Jawaban: b. Perundingan Linggarjati

Pembahasan: Dibentuknya Perundingan Linggarjati untuk mencegah keinginan Belanda dalam menguasai kembali Indonesia.

Meski Indonesia sudah merdeka sejak 17 Agustus 1945 di bawah kendali Jepang, Belanda masih berniat untuk mengembalikan keadaan Indonesia sebagai negara jajahan sebelumnya.

4. Rumusan naskah Proklamasi yang asli adalah tulisan tangan Bung Karno dan diketik oleh...

Hatta

Sayuti Melik

Soekarni

Soewiryo

Jawaban: b. Sayuti Melik

Pembahasan: Sayuti Melik adalah salah satu golongan pemuda yang berjasa dalam pengetikan naskah proklamasi. Dia kemudian dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional.

5. Nama lain dari BPUPKI adalah...

Dokuritsu Junbi Cosakai

Enkyu Gurupu Kenkyu

Kodomo No Oasobi

Gakusei Junbi Cosakai

Jawaban: a. Dokuritsu Junbi Cosakai

Pembahasan: BPUPKI adalah nama badan yang dibentuk pada masa penjajahan Jepang dengan nama lain yaitu Dokuritsu Junbi Cosakai. Sama halnya dengan PPKI yang juga badan yang dibentuk setelah BPUPKI dengan nama lain Dokuritsu Junbi Inkai.

6. Kongres pemuda 2 diselenggarakan pada tanggal...

26 Mei 1926

28 Agustus 1926

28 Oktober 1928

26 Mei 1927

Jawaban: c. 28 Oktober 1928

Pembahasan: Kongres Pemuda dilaksanakan 2 kali, yang pertama pada 30 April-2 Mei 1926 dan kedua pada 27-28 Oktober 1928. Untuk lebih mudah mengingat tentang Kongres Pemuda II, kamu bisa menandainya sebagai awal mula Sumpah Pemuda.

7. Setelah pendirian BPUPKI dan berjalan lahirlah Piagam Jakarta pada tanggal...

1 Maret 1945

29 Mei 1945

22 Juni 1945

1 Juni 1945

Jawaban: c. 22 Juni 1945

Pembahasan: Piagam Jakarta ditandatangani oleh Ir. Soekarno pada 22 Juni 1945.

Piagam Jakarta ini berisi rumusan dasar negara yang paling awal dengan sila pertama yang belum diganti, yaitu masih Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

Kemudian sila tersebut diganti oleh Moh. Hatta menjadi Ketuhanan yang Maha Esa supaya tidak menimbulkan konflik antaragama.

 (cr30/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved