Komik
Mahasiswa Antroplogi USU Desain Komik untuk Kampanye Pencegahan Kekerasan Seksual
David Dodi Lumbantobing, mahasiswa Antroplogi Sosial USU bersama teman-temannya ciptakan komik dengan tujuan kampante pencegahan kekerasan seksual
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Sejumlah mahasiswa Antropologi Sosial Universitas Sumatera Utara (USU) menciptakan komik yang berisi muatan kampanye pencegahan kekerasan seksual, khususnya di kalangan perguruan tinggi.
Gambar-gambar dalam komik tersebut menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh mahasiswa untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual di kampus.
David Dodi Lumbantobing, mahasiswa di Prodi Antropologi Sosial, selaku Ketua Tim pembuatan komik tersebut menjelaskan, hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, mengingat masih tingginya angka kekerasan seksual di Indonesia.
"Kasus kekerasan seksual menjadi hal yang harus menjadi perhatian bersama," ujarnya, Jumat (24/9/2023).
David mengatakan, bahwa komik tersebut disusun menggunakan materi wawancara yang telah mereka lakukan sebelumnya.
“Sebelum menyusun komik itu, kami telah melakukan banyak wawancara pada mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, bahkan Satuan Tugas Penanggulangan Kekerasan Seksual di dua perguruan tinggi di Sumatera Utara ini. Seluruh data tersebut kami kumpulkan dan meramunya menjadi bahan bagi komik kami," ungkapnya.
David bersama timnya yang terdiri dari Paula Sigiro, Novi Nazara, dan Cecilia Sitanggang, mendesain komik ini ditujukan kepada mahasiswa-mahasiswa di perguruan tinggi.
"Komik itu kami buat menarik, menggunakan bahasa anak muda, dan menampilkan figur mahasiswa yaitu kami sendiri," jelasnya.
Isinya menjelaskan bahwa setiap mahasiswa harus bisa membela temannya.
Maka judul komik tersebut adalah Ayo Bela Teman Kita.
Dalam waktu dekat, David dan kawan-kawan akan menguji coba komik ini.
Dimana sudah ada dua dosen yang bersedia menjadikan kelasnya sebagai tempat melakukan uji coba komik ini.
“Jika komik ini sudah rampung dalam tahap uji coba, kami akan mengurus hak cipta kami atas komik ini," katanya.
Tim ini dibimbing oleh Fotarisman Zaluchu, dosen di Prodi Antropologi Sosial.
Ia mengatakan kekerasan seksual di kalangan perguruan tinggi sangat menyedihkan.
"Banyak mahasiswa yang mengalami kekerasan seksual tidak berani melawan, dan yang lebih menyedihkan adalah mahasiswa yang seharusnya bisa membantu temannya terhindar dari hal ini justru tidak berani," ujar Fotarisman.
Mereka juga takut risiko yang akan mereka alami.
Sampai sekarang mahasiswa yang menerima tindakan kekerasan seksual masih terjadi, terlebih di era kemajuan teknologi.
"Dari wawancara pada mahasiswa, ada dosen yang melakukan pembicaraan panggilan video (video call) pada mahasiswa perempuan dengan latar belakang pakaian dalam, atau hanya mengenakan celana pendek," ungkapnya.
Dari hasil wawancara mereka juga menemukan ada dosen yang menelpon mahasiswa dan memaksa memanggil dengan panggilan yang tidak etis.
"Semua kejadian tersebut sebenarnya bisa dicegah jika kita mendorong mahasiswa berada di sekitar peristiwa sehingga saat terjadi kemungkinan tersebut, mereka melakukan aksi menyetop, menarik temannya, atau melawan pelaku," pungkasnya.
(cr26/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.