Versi LSI, Ganjar Diklaim Lebih Tinggi Elektabilitasnya Ketimbang Prabowo di Sumut, PDIP tak Kaget

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengklaim bahwa elektabilitas Ganjar Pranowo lebih tinggi ketimbang Prabowo Subianto.

Dalam hasil survei, Ganjar Pranowo disebut mendapatkan angka 65 persen, disusul Prabowo 30 persen dan Anies Baswedan lima persen.

Menanggapi hasil survei itu, Wakil Ketua DPD PDIP Sumut Aswan Jaya merasa tak terkejut.

Katanya, sosok Ganjar memang sangat diterima oleh masyarakat Sumatera Utara. 

Baca juga: Ribuan BNBG Gelar Deklarasi Dukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024

"Tentunya buat kami sebagai partai pengusung hasil survei itu penting. Namun itu bukan sesuatu yang mengejutkan, karena kami yakin dapat dukungan kuat di Sumut," kata Aswan kepada Tribun-medan, Selasa (3/10/203). 

Aswan mengatakan, hasil survei LSI itu relevan dengan hasil kajian partai pengusung Ganjar di Sumut. 

Aswan yakin jika hasil survei itu memperlihatkan dukungan masyarakat kepada Ganjar di Sumut sangat tinggi adalah sebuah fakta. 

"Pertama bila kami konversi dari hasil lembaga survei yang ada Ganjar memang pada posisi teratas. Sehingga pada kajian kami juga meyakini jika hasil survei itu sebuah fakta di lapangan," sebut Aswan. 

Baca juga: Ganjar Pranowo Ngaku Sudah Tahu Nama Bacawapres Pendampingnya di Pilpres 2024, Siapa ya Kira-kira?

Menurut Aswan ada beberapa hal yang membuat elektabilitas Ganjar khususnya di Sumut berada di posisi teratas. 

Pertama masyarakat yakin Ganjar adalah sosok penerusan kepemimpinan Jokowi yang sudah cukup baik. Selain itu, kesadaran masyarakat juga semakin membaik dalam melihat sosok pemimpinnya. 

"Kemudian baik kader, Bacaleg dari partai pendukung, relawan juga terus turun ke masyarakat dalam memperkenalkan Ganjar. Ini adalah hal yang kemudian membuat elektabilitas Ganjar terus naik," kata dia. 

Baca juga: Bahas Potensi Kerawanan Pilkades Paluta, Kapolres Tapsel Pimpin Lat Pra Ops Mantap Huta Toba

Aswan pun meyakini jika Ganjar bakal menang dalam satu putaran pada pemilihan presiden tahun depan. 

"Ya, tentunya mengevaluasi pilpres tahun lalu, dimana titik lemah itu, disebabkan oleh beberapa isu yang tidak mendidik seperti poltik identitas. Namun saat ini pemilih sudah makin cerdas dan kami akan isi daerah daerah yang lemah suaranya untuk kita tingkatkan," tutup Aswan. (cr17/tribun-medan.com)