Berita Viral

SOSOK Ridi Ferdiana, Teliti Bahasa Kucing Lewat AI, 15 Tahun Dosen Kini Jadi Profesor Muda di UGM

Ridi, yang saat ini berusia 39 tahun sudah menjadi pimpinan Direktorat Teknologi Informasi UGM sejak Oktober 2022 lalu.

Instagram
SOSOK Ridi Ferdiana, Teliti Bahasa Kucing Lewat AI, 15 Tahun Dosen Kini Jadi Profesor Muda di UGM 

TRIBUN-MEDAN.com - Inilah sosok Ridi Ferdiana, teliti bahasa kucing lewat AI.

Selama 15 tahun dosen kini jadi profesor muda di UGM

Inilah kisah dan sosok Ridi Ferdiana, salah satu guru besar berusia muda yang dimiliki Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Baca juga: VIRAL Suami Rela Botak Demi Temani Istri Idap Kanker, Awalnya Dicegah Berujung Nangis Bareng

Ridi, yang saat ini berusia 39 tahun sudah menjadi pimpinan Direktorat Teknologi Informasi UGM sejak Oktober 2022 lalu.

Tak hanya itu, Ridi Ferdiana juga mengemban amanah mengurusi teknologi informasi di tingkat universitas.

Di tangannya, Ridi bertanggung jawab melakukan pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur jaringan dan internet di lingkungan UGM.

Baca juga: VIRAL Aksi Heroik Driver Ojol Atasi Macet Karena Banjir, Rela Basa Kuyup Bersihkan Saluran Air

Ia juga beberapa kali melakukan penelitian di bidang Artificial Intelligence (AI).

15 Tahun Jadi Dosen

Pria kelahiran Cirebon ini menempuh pendidikan sarjana hingga doktor di Fakultas Teknik UGM.

Selepas lulus, ia mulai mengajar di almamaternya.

"Saya masuk (jadi dosen) tahun 2008 bulan Desember. Sekitar 15 tahun menjadi dosen, akhirnya jadi profesor," katanya, dikutip dari laman UGM dikutip Kamis (5/10/2023).

SOSOK Ridi Ferdiana, Teliti Bahasa Kucing Lewat AI, 15 Tahun Dosen Kini Jadi Profesor Muda di UGM
SOSOK Ridi Ferdiana, Teliti Bahasa Kucing Lewat AI, 15 Tahun Dosen Kini Jadi Profesor Muda di UGM

Selama menjadi pengajar, Ridi aktif melakukan penelitian dan mengaplikasikanya di lapangan.

Setiap tahun, rata-rata ia bisa memublikasikan 1-2 dua riset baru yang diterbitkan di jurnal atau dipresentasikan dalam sebuah konferensi internasional.

"Setahun kalau produktif, bisa 1 sampai 2 publikasi, satu jurnal dan satu konferensi. Kalau lagi apes, dua konferensi saja."

"Tiap tahun riset beda topik, karena tergantung pendanaan. Sangat bersyukur, pandanaan di UGM tidak sulit, ada dari prodi, fakultas maupun universitas," kata Ridi.

Sumber: Surya
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved