INILAH Jejak Sejarah Negara Israel dan Terbentuknya Kelompok Hamas Palestina
Pada 2 November 1917 Pemerintah Inggris menetapkan Deklarasi Balfour yang menjanjikan orang Yahudi mendapat tanah di Palestina.
TRIBUN-MEDAN.com - Negara Israel adalah sebuah negara yang terletak di Timur Tengah, yang memiliki sejarah panjang dan kompleks.
Bangsa Israel kuno pernah memiliki kerajaan sendiri di tanah Kanaan, yang kemudian dikenal sebagai tanah Israel.
Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Raja Daud dan Salomo, yang menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota dan membangun Bait Suci pertama di sana.
Namun, kerajaan ini kemudian terpecah menjadi dua dan akhirnya ditaklukkan oleh berbagai kekuatan asing. Banyak orang-orang Israel terusir dari tanah tersebut, dan menyebar ke seluruh dunia.
Meskipun mengalami pengusiran dan diaspora selama berabad-abad, orang Yahudi tetap mempertahankan identitas dan agama mereka. Mereka juga terus bermimpi untuk kembali ke tanah leluhur mereka dan membangun kembali negara mereka sendiri.
Pada 2 November 1917 Pemerintah Inggris menetapkan Deklarasi Balfour yang menjanjikan orang Yahudi mendapat tanah di Palestina. Namun, janji ini menimbulkan konflik dengan penduduk Arab Palestina yang juga mengklaim hak atas tanah yang sama.
Namun kekuasaan Inggris yang juga dikenal sebagai Mandat Palestina itu diwarnai kekerasan, yang berujung dibentuknya Komite Investigasi Anglo-Amerika pada 1946.
Perang Dunia II menjadi tragedi bagi orang-orang Yahudi. Pemimpin Jerman Nazi, Adolf Hitler, membantai orang-orang Yahudi atau dikenal dengan istilah Holocoust. Sekitar enam juta orang Yahudi di Eropa dibunuh selama Perang Dunia II
Di sisi lain, Holocoust menjadi momentum bagi orang Yahudi untuk bersatu. Gerakan Zionisme modern akhirnya muncul pada akhir abad ke-19 sebagai usaha untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Setelah Perang Dunia II dan Holocaust yang menewaskan jutaan orang Yahudi di Eropa, tekanan internasional untuk membentuk negara Yahudi semakin meningkat.
Pada 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengusulkan rencana pembagian Palestina menjadi dua negara: satu untuk orang Yahudi dan satu untuk orang Arab. Hingga akhir Maret 1948, setidaknya 2.000 orang tewas dan 4.000 lainnya terluka akibat berbagai kerusuhan.
Komite ini kemudian menyetujui rekomendasi Amerika Serikat (AS), terkait pemindahan segera 100.000 pengungsi Yahudi di Eropa ke Palestina, dan merekomendasikan tak ada negara Arab atau Yahudi di Palestina.
Akan tetapi, implementasi rekomendasi ini ternyata tak mudah. Partai Buruh Inggris berang karena Presiden AS Harry S Truman mendukung imigrasi 100.000 pengungsi Yahudi, tetapi menolak temuan komite lainnya.
Kondisi inilah yang membuat Inggris mengumumkan niatnya menyerahkan Mandat Palestina ke tangan PBB.
PBB lalu membentuk Komite Khusus untuk Palestina (UNSCOP) pada 15 Mei 1947. Terdiri dari 11 negara, komite ini melakukan sidang dan kunjungan ke Palestina untuk melakukan investigasi.
Pada 31 Agustus 1947, laporan UNSCOP merekomendasikan kepada Sidang Umum PBB sebuah skema pembagian wilayah Palestina dalam masa transisi, selama dua tahun dimulai pada 1 September 1947.
Pembagian itu terdiri atas negara Arab merdeka (11.000 km persegi), negara Yahudi (15.000 km persegi), sedangkan kota Yerusalem dan Betlehem akan berada di bawah kendali PBB.
Usulan ini tidak memuaskan kelompok Yahudi maupun Arab. Bangsa Yahudi kecewa karena kehilangan Yerusalem.
Namun, kelompok Yahudi moderat menerima tawaran ini dan hanya kelompok-kelompok Yahudi radikal yang menolak.
Sementara itu, kelompok Arab khawatir pembagian ini akan mengganggu hak-hak warga mayoritas Arab di Palestina. Dalam pertemuan di Kairo, Mesir, pada November dan Desember 1947, Liga Arab mengeluarkan resolusi yang menyetujui solusi militer untuk mengakhiri masalah ini.
Dalam kenyataannya, sejumlah negara Arab memiliki agenda tersendiri. Jordania ingin menguasai Tepi Barat, sementara Suriah menginginkan bagian utara Palestina, termasuk wilayah yang diperuntukkan bagi Yahudi dan Arab.
Inggris sendiri menerima usulan pembagian ini, tetapi enggan menerapkan di lapangan karena jelas-jelas solusi tidak diterima kedua pihak.
Inggris juga tidak mau memerintah Palestina bersama PBB di masa transisi.
Jadi Israel ada sejak kapan?
Jawabannya adalah 14 Mei 1948 atau sehari sebelum Mandat Inggris di Palestina berakhir.
Ketua Yishuv (Komunitas Yahudi di Palestina), David Ben-Gurion, kala itu mendeklarasikan berdirinya negara Israel di hadapan 250 orang undangan di Museum Tel Aviv.
Dalam deklarasi itu Ben-Gurion sama sekali tidak menyebutkan batas-batas negara Israel yang baru berdiri.
Sejumlah catatan menyebut para pendiri Israel sepakat tidak menyebutkan batas negara itu, karena negara-negara Arab di sekitar Israel pasti tidak akan menyetujuinya.
David Ben-Gurion pada akhirnya menjadi perdana menteri sekaligus menteri pertahanan pertama Israel. Masa jabatan pertama dia emban pada 1948 hingga 1953.
Setelah itu, dia menjabat lagi pada 1955 hingga 1963. Di mata orang Israel, pria kelahiran 16 Oktober 1886 itu dipuja banyak orang.
Bahkan setelah dia memutuskan untuk pensiun dari pemerintahan, Ben-Gurion dihormati sebagai Bapak Pendiri Bangsa.
Israel pun adalah negara satu-satunya di dunia yang rakyatnya mayoritas Yahudi, mencapai 70 persen lebih.
Sejarah Terbentuknya Hamas
Harakat al-Muqawamah al-Islamiyyah atau Hamas adalah sebuah gerakan nasionalis dan Islam Palestina yang bermarkas di Jalur Gaza.
Berdiri pada 1987, Hamas menentang pendekatan sekuler oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang mewakili otoritas nasional Palestina, terhadap konflik Israel-Palestina.
PLO sendiri merupakan organisasi yang dibentuk pada 28 Mei 1964 dengan tujuan menyatukan berbagai kelompok Arab dan menciptakan Palestina yang merdeka di Israel.
Dikutip dari laman Director of National Intelligence (2014), Hamas dibentuk pada awal intifadah atau perlawanan Palestina yang pertama.
Kelompok militan ini didukung oleh Syiah Iran dan menganut ideologi Islam Ikhwanul Muslimin yang didirikan di Mesir pada 1920-an.
Hamas memiliki sayap militer, dikenal sebagai Brigade Izz al-Din al-Qassam yang telah melakukan banyak serangan anti-Israel di wilayah Israel dan Palestina sejak 1990-an.
Serangan-serangan tersebut termasuk pemboman skala besar terhadap sasaran sipil Israel, serangan senjata kecil, bahan peledak rakitan di pinggir jalan, serta serangan roket.
Kelompok Hamas mencirikan aktivitas bersenjatanya sebagai perlawanan terhadap pendudukan Israel, dikutip Reuters, Sabtu.
Kelompok ini telah menguasai Jalur Gaza sejak 2007 setelah perang saudara singkat dengan pasukan yang setia pada gerakan nasionalis sekuler pimpinan Presiden Mahmoud Abbas yang berbasis di Tepi Barat, Fatah.
Mahmoud Abbas juga merupakan Ketua PLO yang dianggap sebagai "perwakilan sah dari bangsa Palestina".
Pengambilalihan Gaza oleh Hamas tersebut terjadi setelah kemenangan mereka dalam pemilihan parlemen Palestina pada 2006.
Kemenangan ini mengakhiri kekuasaan Fatah di wilayah Palestina.
Sejak itu, banyak konflik Hamas vs Israel yang sering kali melibatkan serangan roket dari Gaza ke Israel.
Hamas menolak mengakui negara Israel, bahkan dengan keras menentang Perjanjian Perdamaian Oslo yang dinegosiasikan oleh Israel dan PLO pada pertengahan 1990-an.
Kelompok ini pun ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, Mesir, dan Jepang.
Sementara itu, piagam pendirian Hamas pada 1988 menegaskan, organisasi ini didirikan untuk membebaskan Palestina dari pendudukan Israel.
Sekaligus, mendirikan negara Islam di wilayah yang saat ini menjadi Israel, Tepi Barat, serta Jalur Gaza.
Namun, pada Juni 2008, kelompok ini menandatangani perjanjian enam bulan dengan Israel yang secara signifikan mengurangi serangan roket.
Setelah masa tenang selama beberapa saat, Hamas melanjutkan serangan roketnya yang memicu operasi militer besar-besaran Israel pada akhir Desember 2008.
Setelah menghancurkan sebagian besar infrastruktur Hamas di Jalur Gaza, Israel kemudian mengumumkan gencatan senjata sepihak pada 18 Januari 2009.
Meski basis kekuatannya berada di Gaza, Hamas juga memiliki pendukung di seluruh wilayah Palestina serta memiliki pemimpin yang tersebar di negara-negara Timur Tengah.
(tribunmedan.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siapa Kelompok Militan Palestina Hamas yang Luncurkan Serangan Mendadak ke Israel?" dan "Sejarah Berdirinya Negara Israel"
sejarah negara Israel
Sejarah Israel
Israel
sejarah Hamas
Palestina
perang Israel
Perang Palestina Israel
perang Palestina
| Indonesia Tak Bisa Jadi Tuan Rumah Olimpiade dan Piala Dunia FIFA Usai Larang Atlet Israel |
|
|---|
| Larang Atlet Israel, Indonesia Kini Dihukum Berat IOC soal Kejuaraan Dunia Senam |
|
|---|
| Mengenal Apa Itu Pengadilan Arbitrase Olahraga, Tempat Federasi Senam Israel Ajukan Gugatan |
|
|---|
| Beredar Kabar Prabowo Pergi Kunjungi Israel, Langsung Dibantah Menlu, Ini Agenda Usai Hadiri KTT |
|
|---|
| Dibocorkan Donald Trump, Hamas dan Israel Akan Gencatan Senjata di Gaza, Saling Bebaskan Tawanan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.