PPLP Dispora Sumut Berikan Program Konsultasi Psikologi kepada Atlet Binaan

Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumut melakukan konsultasi psikologi atlet.

TRIBUN MEDAN/ANISA
Panitia Khusus (Pansus) DPRD Medan Abdul Latif Lubis saat membacakan Penyampaian Laporan Panitia Khusus Pembahasan Rancangan Peraturan tentang Kode Etik Sekaligus penandatanganan dan pengambilan keputusan di Ruang Paripurna, Senin (9/10/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumut melakukan konsultasi psikologi atlet.

Kegiatan konsultasi psikologi itu dilakukan PPLP Dispora Sumut secara rutin untuk 11 cabang olahraga yang ada di bawah naungan PPLP. Konsultasi psikologi itu dilakukan untuk memberikan motivasi dan membangkitkan mental para atlet untuk menghadapi event yang akan dipertandingkan.

"Jadi dalam pembinaan PPLP itu kita terapkan sport sains. Sport sains itu memang ada jadwalnya. Direncanakan dua kali dalam satu pekan ada konsultasi psikolog. Jadi itulah sekarang sedang diupgrade untuk pembinaan atlet psikologi atlet untuk membangkitkan motivasi mereka dalam latihan," kata Apri Sugiarto selaku Kepala UPT Kebakatan Olahraga PPLP Dispora Sumut, Senin (9/10/2023).

"Kita lakukan program ini rutin untuk semua cabang olahraga. Memang ada gilirannya, semisal minggu ini cabor A, maka minggu depan cabor B," tambahnya.

Baca juga: 15 Atlet Pertina Asahan akan Ikuti Kejurda di Siantar, Tiga di Antaranya adalah Atlet PON 2024

Menurut Apri, program konsultasi psikologi itu memiliki dampak yang sangat besar untuk para atlet binaan PPLP Dispora Sumut. Karena, kata Apri, dengan adanya kegiatan tersebut dapat membantu para atlet untuk beradaptasi dengan hal hal baru yang mereka lakukan.

"Pandangan kami sangat bagus, karena kehidupan asrama ini kan berbeda-beda. Ada yang mudah atau cepat beradaptasi dengan kehidupan asrama dan ada yang tidak. Jadi kita membutuhkan psikologi untuk memberikan pandangan atau motivasi untuk mereka," katanya.

"Kemudian ketika latihan, kenapa mereka tidak maksimal? Mungkin ada penyebab masalah-masalah nonteknis, jadi orang-orang psikologi yang berperan di situ. Dan ada juga anak-anak yang grogi dan demam panggung. Nah sebelum bertanding, mereka juga diberikan terapi psikologi untuk meningkatkan motivasi mereka," sambungnya.

Ia berharap dengan adanya program konsultasi psikologi itu dapat menyeimbangkan kemampuan teknis dan non teknis yang dilakukan para atlet.

"Target kami jadi seimbang, yaitu dengan kemampuan teknisnya dan dengan kemampuan nonteknisnya hingga seimbang. Jadi kita tidak hanya melakukan pendekatan teknis seperti skill dan pencapaian target, tapi juga diimbangi dengan mental bertanding mereka yang baik dengan penuh rasa optimisme, positif dan tidak mudah menyerah," pungkasnya. (cr29/Tribun- Medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved