Peringati Hari Kesehatan Jiwa, Pemprov Sumut Ajak Masyarakat Periksa Kesehatan Mental Sejak Dini

memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, pihaknya memberikan literasi promosi kesehatan jiwa kepada masyarakat di Sumut.

Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN MEDAN/HO
Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof Dr Ildrem, Ismail Lubis. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia pada 10 Oktober 2023, Pemerintah Provinsi Sumut melalui Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof Dr Ildrem mengajak masyarakat melakukan pemeriksaan kesehatan jiwa sejak dini.

Direktur Umum RSJ, Ismail Lubis mengatakan, khusus memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, pihaknya memberikan literasi promosi kesehatan jiwa kepada masyarakat di Sumut.

"Literasi promosi kesehatan jiwa akan diberikan kepada generasi muda yang masih duduk di bangku sekolah. Pasalnya, generasi muda selalu cenderung  bergantung kepada gadget, rokok, dan perilaku menyimpang ke arah Narkoba. Karena, perilaku tersebut merupakan bagian dari mental yang tidak sehat," ujar Ismail, Rabu (11/10/2023).

Baca juga: 6 Casis Polwan Tantang Polda Sumut Gelar Ujian Ulang, Akibat Tidak Lulus Tes Kesehatan Jiwa

Dalam memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, kata Ismail, pihaknya juga sudah menyapa masyarakat, keluarga pasien pelanggan, yang juga diberikan tentang literasi promosi kesehatan sejak dini.

Ismail berharap, rumah sakit jiwa tidak lagi menakutkan di mata masyarakat. Ia ingin masyarakat yang datang merasa aman, nyaman dalam melakukan pemeriksaan kesehatan jiwanya.

Dikatakan Ismail, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah layanan promosi kesehatan dan fasilitas seperti dokter, tempat tidur Napza, pelayanan promosi kesehatan deteksi sejak dini, psikolog, serta pemeriksaan kesehatan lainnya.

"Berdasar undang-undang, rumah sakit jiwa harusnya 60 persen itu untuk layanan jiwa dan 40 persen itu untuk layanan umum. Jadi di rumah sakit jiwa ini bisa juga melakukan pemeriksaan kesehatan lainnya. Karena kami sudah menyiapkan dokter-dokter yang bukan ahli jiwa saja. Namun untuk saat ini layanan yang masih dominan adalah layanan jiwa yang hampir 100 persen," sebutnya.

Ismail menyebutkan, pemeriksaan dini sangatlah penting untuk mengetahui apakah mental dan jiwa seseorang itu sehat. Gangguan mental, katanya, bisa dilihat dari sejumlah gejala-gejalanya, seperti susah tidur, tidak fokus, sering menyendiri, cemas berlebihan, dan curiga berlebih.

"Mental yang sehat itu bisa mewujudkan suatu kreativitas. Kami berharap dukungan masyarakat, keluarga pasien, untuk terus mendukung pasien yang sedang menuju sehat mental, agar selalu didampingi sampai kepada pendampingan sosial. Sehingga mereka bisa menjadi manusia yang hidup bersosial dan produktif kembali," pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved