Viral Medsos

Istri dan Semua Anaknya Dibunuh Israel Tahun 2014, Ini Sosok Mohammed Deif, Otak Serangan ke Israel

Sosok dan profil Mohammed Deif, komandan "Operasi Badai Al-Aqsa" terhadap Israel pada Sabtu (7/10/2023) lalu.

|
Editor: AbdiTumanggor
ho
Sosok dan profil Mohammed Deif, komandan Operasi Badai Al-Aqsa terhadap Israel pada Sabtu (7/10/2023) lalu. (HO) 

Setelah peristiwa ini, Ahmed Jabari sempat menjadi penjabat komandan sayap militer Hamas Brigade Izz ad-Din al-Qassam.

Pada tanggal 19 Agustus 2014, angkatan udara Israel melakukan serangan udara terhadap sebuah rumah di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza yang menewaskan istri Deif (Widad Asfoura, 27 tahun), dan dua anaknya ( Ali, anak laki-laki berusia 7 bulan, dan Sara, anak perempuan berusia 3 tahun), serta tiga pengawalnya. Lagi-lagi Mohammed Deif selamat.

Pada bulan April 2015, serangan udara Israel kembali diluncurkan, menurut intelijen bahwa Deif selamat dari upaya pembunuhan tersebut.

Kemudian, dalam Operasi Penjaga Tembok pada Mei 2021, dilaporkan bahwa militer Israel telah mencoba membunuh Deif dua kali dalam satu minggu tetapi dia berhasil lolos pada menit-menit terakhir dari kedua upaya tersebut.

Profil Mohammed Deif komandan Operasi Badai Al-Aqsa
Sosok dan profil Mohammed Deif, komandan Operasi Badai Al-Aqsa terhadap Israel pada Sabtu (7/10/2023) lalu. (HO)

Dalam buku yang ditulis Mohammed pada Desember 2010 saat ulang tahun ke-23 berdirinya Hamas, buku yang berjudul Jalan Kemuliaan (Darb al-ezza) memuat pernyataan para pemimpin militer Hamas. Mohammed Deif menulis: "Brigade Izz ad-Din al-Qassam ... lebih siap untuk melanjutkan jalur eksklusif kami yang tidak ada alternatif lain, dan itu adalah jalan jihad dan perang melawan musuh-musuh bangsa Muslim. dan umat manusia.... Kami katakan kepada musuh-musuh kami: kalian sedang menuju jalan menuju kepunahan (zawal), dan Palestina akan tetap menjadi milik kami termasuk Al-Quds (Yerusalem), Al-Aqsa (masjid), kota-kota dan desa-desanya dari masa ke masa. Laut (Mediterania) hingga Sungai (Yordania), dari Utara hingga Selatan. Anda tidak berhak memiliki satu inci pun pun darinya."

Pada tanggal 14 Desember 2022, Deif mengeluarkan pernyataan pada Perayaan HUT ke-35 Berdirinya Hamas . Deif berkata: “Biarkan semua bendera bersatu. Mari semua lini bersatu. Biarkan semua platform ( Perlawanan ) dibuka menuju satu tujuan, dan itu adalah Pembebasan Palestina”.  

Mohammed Deif komandan Operasi Badai Al-Aqsa di Israel
Sosok dan profil Mohammed Deif, komandan Operasi Badai Al-Aqsa terhadap Israel pada Sabtu (7/10/2023) lalu. (HO)

Saat diluncurkan "Operasi Badai Al-Aqsa" pada Sabtu (7/10/2023), Deif mengatakan dalam pesan yang direkam pada hari pertama perang Israel-Hamas tahun 2023, bahwa hal itu sebagai tanggapan atas apa yang dia sebut sebagai "penodaan" Masjid Al-Aqsa, dan Israel membunuh dan melukai ratusan warga Palestina pada tahun 2023.

Deif meminta warga Palestina dan Arab Israel untuk "mengusir penjajah dan menghancurkan tembok". Deif melanjutkan: "Mengingat berlanjutnya kejahatan terhadap rakyat kami, mengingat pesta pora pendudukan dan penolakannya terhadap hukum dan resolusi internasional, dan mengingat dukungan Amerika dan Barat, kami' telah memutuskan untuk mengakhiri semua ini, sehingga musuh mengerti bahwa dia tidak dapat lagi bersenang-senang tanpa dimintai pertanggungjawaban."

Sosok Mohammed Deif komandan Operasi Badai Al-Aqsa terhadap Israel
Sosok dan profil Mohammed Deif, komandan Operasi Badai Al-Aqsa terhadap Israel pada Sabtu (7/10/2023) lalu. (HO)

Deif Terlibat Pembuatan Roket

Deif kemudian dikatakan terlibat dalam pembuatan roket dasar pertama Hamas dan telah berjasa merancang roket Qassam, yang lebih dari 3.000 ditembakkan pada serangan Sabtu. Menurut FT, jumlah persenjataan roket Hamas kini mencapai puluhan ribu. Ini menunjukkan kemampuan Deif untuk terus berkembang seiring dengan pencapaian teknologi militer Israel.

Dia juga dikenal sebagai orang di balik terowongan di bawah Gaza, yang digunakan untuk menyelundupkan senjata, bahan bakar dan barang-barang lainnya ke seluruh Mesir.

Menurut laporan BBC International, ia bahkan diperkirakan menghabiskan sebagian besar waktunya di terowongan ini, menghindari militer Israel dan mengarahkan operasi Hamas, serta tersembunyi dari pandangan.

Menurut tabloid Inggris The Daily Mail, kemampuannya untuk bertahan hidup tetap selangkah lebih maju dari militer Israel telah membuatnya dihormati oleh sesama militan Palestina.

"Bahkan sebelum ini, Deif seperti orang yang suci dan sangat dihormati baik di Hamas maupun Palestina," kata Mkhaimar Abusada, profesor politik di Universitas Al-Azhar di Gaza.

"Operasi terbesarnya melawan Israel kini telah mengubahnya menjadi sosok "seperti dewa bagi kaum muda," tambahnya.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved