Polusi Udara Memburuk, Masyarakat Diminta Waspada terhadap ISPA

gejala awal ISPA yakni memiliki keluhan batuk pilek berulang yang kemudian berujung pada infeksi saluran pernapasan atas

Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN MEDAN/HO
dr Imyadelna Ibma N SpA. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN – Salah satu penyakit infeksi yang umum menyerang anak-anak adalah ISPA atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Pada kondisi kronis, ISPA bisa menghambat perkembangan anak. Jika tidak ditangani, bisa berdampak pada masa depannya.

Menurut dr Imyadelna Ibma N SpA, dalam live bersama Doodle Exclusive Baby Care, ISPA yang dikenal dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut merupakan infeksi yang terjadi pada pernapasan mulai dari hidung sampai ke paru-paru dan terjadi secara akut. Infeksi ini biasanya menyerang mulai dari bayi hingga dewasa.

Ditambahkannya, gejala awal ISPA yakni memiliki keluhan batuk pilek berulang yang kemudian berujung pada infeksi saluran pernapasan atas. Dan jika sudah turun kepernapasan bawah akan muncul sesak dan lain-lain.

“Penyakit ini timbul karena adanya virus, bakteri atau benda asing yang masuk ke dalam pernapasan. Munculnya karena infeksi implamasi yang menyebabkan gejala seperti demam, lalu pilek yang akan mengganggu saluran napas. Akibatnya kemudian menggangu saluran napas yang menyebabkan hidung tersumbat, batuk, batuk yang berdahak. Apabila terkena paru-paru akan menyebabkan sesak yang berbahaya terutama untuk anak-anak akan membuat nafasnya ngos-ngosan dan cepat. Disebut akut karena penyakit ini muncul secara cepat dan mendadak,” terang dokter Ibby.

Baca juga: Antisipasi ISPA, Dinkes Sumut Imbau Masyarakat Terapkan PHBS

Dokter spesialis anak ini mengungkapkan jika paling sering ISPA memiliki gejala awal pilek yang ingusnya meler akibat virus, meski pun kemungkinan juga bisa jadi dari bakteri. Apabila penyakit ini penyebabnya dari virus atau bakteri, gejala awal diawali dengan batuk, pilek dan kemudian demam.

Di sisi lain, katanya, polusi juga merupakan salah satu pencetus meningkatnya munculnya ISPA. Meski pun bukan menjadi penyebab langsung, tetapu mampu meningkatkan resiko terjadinya infeksi saluran pernapasan.

“Perlu diketahui bahwa polusi udara terdiri dari polusi di luar rumah, tetapi ada juga polusi udara di dalam rumah. Memang polusi udara tidak langsung menyebabkan ISPA, disini polusi hanya faktor resiko terjadinya ISPA yakni batuk pilek atau radang paru. Bukan penyebab langsung dari ISPA, polusi udara yang meningkatkan resiko terjadinya infeksi saluran pernapasan,” ungkapnya.

Dokter yang praktek di Jakarta Medical Center ini menerangkan jika kebanyakan anak-anak yang mengalami radang paru. Hal ini terjadi karena polusi udara, di mana anak-anak memiliki saluran napas dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Dengan adanya ISPA ini, akan mengganggu sistem imunnya yang mampu melawan virus dan bakteri.

“Kenapa anak-anak yang sering terkena ISPA? Karena anak-anak proses pertumbuhan dan perkembangan sehingga saluran nafas belum maksimal. Selain itu anak-anak juga suka bermain diluar, aktivitas kebanyakan diluar saat polusi tinggi dihirup polusi. Secara normal anak-anak juga memiliki kecepatan nafas juga lebih tinggi daripada orang dewasa sehingga lebih banyak menghirup polusi,” katanya lagi.

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved