Harga Beras

HARI INI Turun, Harga Beras Diperkirakan Bakal Melambung Lagi, Ini Jadi Pemicunya

Namun meski mengalami penurunan, harga beras medium tersebut masih berada di atas harga eceran tertinggi (HET) yaitu sebesar Rp 11.500 per kilogram.

Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/DIANA
Stok beras di gudang Bulog 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Harga beras medium di sejumlah daerah di Sumatera Utara terpantau mengalami penurunan pada hari ini, Senin (16/10/2023)

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (Disperindag), harga rata-rata beras jenis medium quality di Sumut berada di kisaran Rp 13.422 per kilogram, atau turun sekitar 0.12 persen dari harga sebelumnya.

Namun meski mengalami penurunan, harga beras medium tersebut masih berada di atas harga eceran tertinggi (HET) yaitu sebesar Rp 11.500 per kilogram.

"Hari ini harga beras medium mengalami penurunan harga sebesar 0.12 persen jika dibandingkan dengan harga akhir pekan kemarin, namun harga ini masih 16.1 persen di atas HET," ujar Kasi Pengendalian Barang Pokok Harga dan Promosi Disperindag Sumut, Iskandar Zulkarnaen, Senin (16/10/2023)

Tetapi jika dibandingkan dengan harga pekan lalu, dikatakan Iskandar, harga beras saat ini mengalami kenaikan sebesar 0.2 persen.

"Jika dibandingkan dengan harga pekan lalu yaitu sebesar Rp 13.399 per kilogram, harga beras di minggu II Oktober ada kenaikan sebesar 0.2 persen," katanya.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengatakan bahwa meski harga beras saat ini terpantau mulai stabil, namun ancaman kenaikannya masih begitu terasa.

Hal tersebut lantaran harga gabah di tingkat petani saat musim panen yang baru saja usai di bulan kemarin, masih tergolong mahal yaitu dikisaran angka Rp 5.800 hingga Rp 6.300 per kilogram untuk gabah kering panen.

"Jadi sekalipun memasuki musim panen, harga gabah masih 20 persen lebih mahal dari HPP yaitu Rp 5 ribu per kilogram dan harga beras medium wajar berada dikisaran Rp 12 ribu hingga Rp 13 ribu per kilogram. Jadi sebuah keniscayaan dalam jangka pendek harga beras bisa ditekan untuk mengimbangi harga beras SPHP," tuturnya

Kemudian, dikatakan Gunawan, hal yang patut dikhawatirkan adalah intensifikasi lahan sawah sebagai bentuk pemaksaan, dan memunculkan potensi resistensi petani.

Sawah yang ditanami padi secara terus menerus tanpa jeda, justru dapat membuat produktifitas tanaman padi menurun.

"Pada prakteknya, banyak petani yang memanfaatkan sawahnya untuk bercocok tanam dengan masa 3 kali panen. Namun disaat sudah dua kali panen tanaman padi, petani banyak yang mengganti tanamannya ke tanaman lain, umumnya kacang hijau atau kedelai. Hal tersebut dilakukan untuk menyuburkan tanah, memutus siklus serangan hama, dan mengurangi ketergantungan pupuk kimia pada tanaman padi selanjutnya," jelas Gunawan

Ketiga, biaya produksi yang diakibatkan oleh mahalnya harga pupuk, alokasi pupuk bersubsidi yang berkurang, kenaikan harga pestisida ditambah dengan gangguan cuaca el nino yang masih terjadi akan memicu harga beras kembali melonjak.

"Sehingga sulit buat kita untuk menggenjot produksi tanaman padi dalam waktu dekat. Pemerintah bisa melakukan upaya untuk menghitung ekspektasi produksi. Dan rencana pemerintah yang mengimpor beras dari China menunjukan ada kekhawatiran bahwa pasokan padi belum akan pulih dalam waktu dekat," sebutnya

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan Gunawan dengan petani di Sumut, banyak petani yang pesimis bahwa panen akan mampu lebih tinggi dari sebelumnya pada musim panen mendatang yaitu Januari hingga Februari.

"Karena sawah memasuki musim tanam kedua untuk padi di bulan oktober ini. Produksi gabah sejumlah petani yang di observasi diproyeksi baru akan meningkat tajam pada musim panen semester 2 tahun depan," pungkasnya

(cr10/Tribun-Medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved