News Video

Nasib Gibran Jadi Cawapres Bergantung Putusan Prabowo, Tapi Maju Tidaknya Ditentukan Megawati

Nasib Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka untuk maju sebagai bakal calon wakil presiden di Pilpres 2024.

TRIBUN-MEDAN.COM- Nasib Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka untuk maju sebagai bakal calon wakil presiden di Pilpres 2024 bergantung pada putusan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.

Hal tersebut disampaikan oleh Mantan politisi PDIP yang kini dengan Prabowo, Budiman Sudjatmiko.

Diketahui, setelah Mahkamah Konstitusi mengumumkan batas usia capres-cawapres di bawah 40 tahun atau berpengalaman sebagai kepala daerah, nama Gibran menjadi pendamping Prabowo menguat.

Kendati demikian, maju atau tidaknya Gibran menjadi cawapres Prabowo juga ditentukan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Menurut saya ini sekali lagi tergantung dari apakah Prabowo sanggup. Karena begini seorang politisi yang punya anak politik memang pasti punya cita-cita kan ya," sambungnya.

"Tapi ingat Mas Gibran secara politik lebih terikat dengan Bu Megawati ketimbang Pak Jokowi, ya atau tidaknya tergantung negoisasi Pak Prabowo dengan Bu Megawati," jelas Budiman.

Pasalnya menurut Budiman, tidak tepat apabila Prabowo meminta izin ke Presiden Jokow Widodo untuk mengajak Gibran jadi cawapresnya di Pilpres 2024.

"Kalau memang Pak Prabowo mau ambil Mas Gibran, bukan tanya kepada Bapak (Presiden Jokowi) ya. Tapi tanya kepada ketumnya Bu Megawati Soekarnoputri, saya pikir itu ya," tutur Budiman Sudjatmiko.

Budiman menyebut, apabila ke Jokowi, Prabowo hanya perlu mengkonsultasikan saja lantaran selaku ayah dari Wali Kota Solo tersebut.

"Jadi menurut saya jangan lihat hubungnya Pak Jokowi, Pak Prabowo, Pak Prabowo minta konsultasi Pak Jokowi." jelas Budiman.

"Saya kira justru yang paling dekat adalah Pak Prabowo bertanya kepada ketumnya Mas Gibran yaitu PDIP Megawati Soekarnoputri. Menurut saya Pak Jokowi tidak dalam layak atau tidak ditanya. Yang ditanya Ketumnya atau Wasekjen atau apalah," terang Budiman.

Terkini, Budiman menyatakan turut membela sikap cawe-cawe Jokowi menjelang berakhirnya masa jabatannya sebagai Presiden.

Yakni, Jokowi sedang mempersiapkan karier politik untuk keluarganya.

Menurut Budiman, politik dinasti terjadi di banyak negara.

"Kalau soal kita bicara klan politik ya, klan politik banyak juga di negara-negara demokasi lain, di Amerika Serika ada Bush Family, ada namanya Kenedys, segala macam," pungkasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved