Pembunuhan di Subang
FAKTA BARU Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang: Mimin Kesal Setiap Minta Uang Harus Persetujuan Tuti
Yosef Hidayah memiliki dua istri. Istri pertama Tuti Suhartini (korban). Dari pernikahan ini lahir dua anak, yaitu Yoris Raja Amanullah dan Amalia
TRIBUN-MEDAN.COM - Korban Tuti Suhartini (55) dan anaknya Amalia Mustika Ratu (23) ditemukan oleh Yosef Hidayat, suami Tuti, di dalam bagasi mobil toyota Alphard yang diparkir di garasi rumah, pada Rabu (18/8/2021). Kedua korban telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Istuning, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Subang, Jawa Barat.
Kilas balik terkait kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini, dari penyelidikan awal polisi bahwa pintu dan jendela rumah korban tidak ada yang rusak. Diduga para pelaku bisa masuk ke dalam rumah karena dibukakan oleh korban. Pelaku juga diduga terlebih dahulu bertamu (bertandang) ke rumah korban pada malam harinya.
Berikut serangkaian fakta yang dirangkum dari pemberitaan-pemberitaan Tribun-medan.com, TribunJabar.id dan TribunnewsBogor.com sejak tahun 2021 hingga 2023 terkait kasus pembunuhan Tuti Suhartini dan anaknya, Amalia Mustika Ratu:
*Latar Belakang Keluarga dan Usaha yang Dikelola*
Yosef Hidayah memiliki dua istri. Istri pertama Tuti Suhartini (korban). Dari pernikahan ini lahir dua anak, yaitu Yoris Raja Amanullah dan Amalia Mustika Ratu (korban).
Kemudian, Yosef Hidayah menikah dengan Mimin Tinarsih. Dari Tinarsih memiliki dua anak laki-laki, yaitu Reksa Pratama dan Abi.
Sementara, M Ramdanu alias Danu merupakan keponakan dari Tuti Suhartini. Danu merupakan anak angkat dari Lilis Sulastri, kakak kandung Tuti Suhartini (korban).
Keluarga ini mengelola salah satu usaha di bidang pendidikan Yayasan Bina Prestasi Nasional.
Yayasan Bina Prestasi Nasional yang mengelola SMP dan SMA ini terletak di Desa Cijengkol, Kecamatan Serangpanjang, Subang.
Yayasan pendidikan ini berdiri sejak Juli 2008 dan mendapat SK pengesahan pendirian pada 2009. Yayasan ini juga tercatat dalam situs verifikasi dan validasi Kemendikbud.
Yayasan Bina Prestasi Nasional mempunyai SK Pengesahan Badan Hukum Menkumham : AHU-0011534.AH.01.04.
*Perombakan Pengurus Yayasan setelah Amalia Lulus Kuliah*
Kepada Tribunjabar.id, salah seorang keluarga korban Tuti Suhartini, Asep Hamdan (34) mengatakan, sebelum pembunuhan terjadi pada 17/18 Agustus 2022, Amalia Mustika Ratu baru lulus kuliah tahun 2021 di salah satu Universitas di Kota Bandung, Jawa Barat. "Baru saja menyelesaikan kuliahnya di Kota Bandung," ujarnya.
Setelah lulus kuliah, Amalia Mustika Ratu langsung ditunjuk oleh ibunya, Tuti Surhartini, menjadi Sekretaris di sekolah Yayasan Bina Prestasi Nasional.
"Amel (Amalia) semenjak lulus kuliah, dirinya menemani ibunya di rumah, tapi sempat kerja juga jadi Bendahara atau Sekretaris di sekolah pak Yosep (ayah kandungnya),"ucap Asep.
"Amel orangnya baik, cuman sedikit pendiam, tapi kepribadiannya sangat baik suka menolong juga," sambung Asep saat, Rabu (18/8/2021).
Diketahui, Mimin istri kedua Yosef, sempat menjadi bendahara Yayasan Bina Prestasi Nasional selama 2 tahun.
Posisinya kemudian digantikan oleh istri pertama Yosef, Tuti Suhartini dan Sekretarisnya, Amalia Mustika Ratu.
Ketua pengurus Yayasan diisi oleh anak tertua Tuti Suhartini, Yoris Raja Amanullah.
Yoris Raja Amanullah selaku ketua pengurus Yayasan mengaku mendapatkan gaji sebesar Rp12 juta per bulan.
Lalu, Amalia Mustika Ratu dikatakan menerima gaji sebesar Rp10 juta per bulan dengan posisi pekerjaan sebagai sekretaris yayasan.
Lalu, korban Tuti Suhartini yang merupakan ibu kandung Yoris dan Amalia, menerima gaji sekitar Rp10 juta sebagai imbalan posisi bendahara.
Sedangkan Yosef, mendapat uang dari yang diberikan oleh Tuti Suhartini.
"Awalnya Yoris memang ketua Yayasan sebelum terjadi pembunuhan. Yosef dewan pembina, Tuti bendahara, Amel sekretaris," papar pengacara Yoris , Leni Anggraeni.
Selama menjabat, Tuti dan Amel mendapat penghasilan sebesar Rp 10 juta, Yoris Rp 10 juta.
Belum lagi Amel dan Tuti selain menampati rumah mewah di Desa itu, juga memiliki mobil alphard yang harganya bukan murah.
"Ahli Psikolog forensik yang bisa menjelaskan ini, kenapa kedua jasad dimasukkan di dalam mobil yang terparkir di garasi rumah".
*Usai Pembunuhan, Terjadi Pencairan Uang dan Perombakan Pengurus Yayasan*
Setelah terjadi pembunuhan Tuti dan Amalia, Yosef Hidayah menempati jabatan sebagai Ketua Yayasan Bina Prestasi Nasional.
Sedangkan Yoris Raja Amarullah menjadi kepala sekolahnya. "Kata Yoris, Mimin kesel kali minta uang teh harus ke mama terus, kan mama bendahara. Mungkin yah," kata Leni.
Informasi dari Yoris, kata Leni, sebagian staf di yayasan tersebut merupakan keluarga Mimin. "Stafnya di Yayasan itu memang banyak dari keluarga bu Mimin" katanya.
Leni Anggraeni menerangkan kesaksian Yoris, tak ada proyek bernilai fantastis di yayasan tersebut. Katanya, hanya ada pencairan dana BOS.
"Kalau setahu Yoris gak ada proyek (nilai fantastis). Tahunya ada dana BOS aja. Gak ada uang lain-lain, kalau pengakuannya Yoris," kata Leni.
Dana BOS di yayasan tersebut cair dua atau tiga kali per tahunnya. Nominalnya sekitar Rp 200 juta sampai Rp 300 juta sekali cair.
"Dari satu yayasan bisa Rp 1 miliar. Itu bukan uang (pribadi), buat sekolah, buat guru. Gak mungkin bisa di (mainkan) ini," kata Leni.
Kepada TribunnewsBogor.com beberapa waktu lalu, Yoris Raja Amarullah sempat mengaku dipaksa untuk kembali menjabat sebagai kepala sekolah. Kini sudah tak lagi menjadi pengurus Yayasan Bina Prestasi Nasional. "Sekarang mah keluar dari pengurus yayasan jadi kepala sekolah saja," kata Yoris.
Bahkan, setelah pembunuhan Tuti dan Amalia, Yosef mendadak meminta Yoris mencairkan dana.
"Yoris yang masih dalam kondisi berduka ditinggal ibu dan adiknya, langsung naik darah pada Yosef. "Ribut sama pak Yosef. 'Belum ge mamah udah bahas uang'. Makanya sama Yoris gak mau ikut campur urusan uang. Ada pencairan oleh orang pak Yosef. Ada Rp 200 juta, Yoris gak ikutan," katanya.
Yoris tak terima ketika suasana masih bersedih, Yosef justru sibuk mengurus uang. "Udah ngomongin duit. 'Yoris coba cairkan itu uang'. Ini kan lagi sedih," beber Leni Anggraeni.
*Waktu Terjadinya Pembunuhan Tuti dan Amalia Diungkap Ahli Forensik*
Dalam keterangan Ahli Forensik, Kombes. Pol. Dr. dr. Sumy Hastry Purwanti, DFM, Sp.F, ia membeberkan waktu kematian Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23).
Kombes dr. Hastry menyebut, bahwa kedua korban yakni Tuti dan Amalia meninggal dunia akibat dibunuh.
Terkait jam kematian kedua korban, dr. Hastry mengunggkap, bahwa Tuti meninggal pada jam 02.00 – 04.00 dini hari. Adapun Amalia meninggal pada jam 04.00 – 06.00 WIB.
"Saya bermain dong di jam itu, ‘HP siapa yang online’ Ambillah DNA-nya."
"Di TKP tuh ada dua DNA yang kita duga sebagai pelakunya," kata Hastry melalui podcast di YouTube Deddy Corbuzier pada Mei 2023.
Menurutnya, dari hasil otopsi yang dilakukan pada saat itu, sejumlah data sudah ia sajikan, namun belum juga ada penetapan tersangka.
“Belum ditangkap pelakunya, padahal saya udah otopsi kedua, padahal saya sudah jelaskan, sudah paparkan, sudah kasih clue-clue-nya gitu kan, tapi ya, belum ada tersangka sampai sekarang,” ujar Hastry pada Mei 2023.
Dokter Hastry mengaku gemes, pasalnya berdasarkan clue yang sudah ia paparkan dari hasil otopsi, seharusnya pihak kepolisian sudah bisa mengembangkan dan menetapkan tersangka, namun pada kenyataannya tersangka belum juga ditemukan. “Padahal menurut saya itu bisa,” ungkapnya kemudian.
Lebih lanjut, dokter Hastry pun mengungkap bahwa proses pengambilan DNA pun sudah dia lakukan, namun belum ada yang cocok.
"Karena nggak ada yang cocok, akhirnya kita carilah dari garis keturunan sang ibu. Ya kan, siapa tahu ada yang cocok. Ternyata belum dikerjakan (Polres Subang) juga,” ungkapnya.
Hastry pun memohon maaf kepada Kabareskrim karena telah membeberkan kasus ini, pasalnya, kata Hastry, warganet kerap menanyakan terkait kelanjutan kasus Subang ini.
Apalagi, korban juga disebut kerap mendatanginya lewat mimpi. "Semoga dengan ini bisa terungkap kasus Subang,” harap Hastry.
*Peristiwa sebelum Terjadi Pembunuhan, Amalia Masih Main Game*
Sesaat sebelum terjadinya pembunuhan, Amalia sempat mengunggah video di akun Instagram pribadinya. Postingan itu diunggah di malam dia dibunuh atau Selasa (17/8/2021). Di Instastory yang diunggah sekira pukul 21.00 WIB itu di akun @amaliamustika_ memvideokan bulan di halaman rumahnya dengan memutar lagu berjudul Heaven (Surga) milik penyanyi Emilee.
Bahkan, Amalia Mustika Ratu juga sedang asyik main game. Hal itu didasarkan pada pengakuan pacar korban yang ungkap komunikasi terakhir dengan Amalia. "Almarhumah terakhir kali mengirimkan pesan kepada saya tuh sekitar pukul 22.47 WIB," ungkap Dicky, pacar Amalia, dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube TVOne News.
"Saya sempat menanyakan lagi ngapain, sedang apa? Almarhumah menjawab sedang main game di tabletnya," tambah Dicky.
Ketika mencermati runutan kejadiannya, Pakar Mikro Ekspresi yang sekaligus psikologis Poppy Amalya, waktu itu memberikan tanggapan.
Poppy Amalya mengatakan bahwa korban diduga keras mengenal pelaku pembunuhan. Poppy Amalya juga mencurigai sesuatu. Apalagi, disebutkan pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang ini hanya mengambil 3 HP Amel setelah membunuh kedua korban. "HP Amel itu hilang. Berarti pada saat menjawab chat pacarnya, karena tab-nya itu digunakan untuk main game. Berarti asumsi saya, dia menggunakan HP satu lagi untuk menjawab chat dari pacarnya," papar Poppy Amalya ketika itu.
Poppy Amalya kemudian menghubungkan dengan keterangan polisi. Berdasarkan hasil autopsi, diketahui ada perbedaan waktu 5 jam kematian kedua korban. Diduga, Tuti dibunuh terlebih dulu sekira pukul 2 pagi. Setelah itu, Amalia Mustika Ratu diduga dibunuh pada pukul 4-5 pagi. "Ibunya (dibunuh) duluan. Sedangkan Amelia meninggal sekitar pukul 05.00 WIB. Jadi ibunya lima jam sebelumnya. Ada perbedaan waktu lima jam," kata Kasatreskrim Polres Subang, Jumat (20/8/2021) lalu.
Alhasil, ada rentang waktu sekira 2 jam dari chat terakhir Amalia dengan pembunuhan Tuti ibunya. Poppy Amalya mencurigai Amalia saat main game itu sedang mengenakan headphone, sehingga tidak tahu kalau ibunya sedang dibunuh pelaku.
"Berarti di pukul 22.47 WIB, saat Amel main game, ia tidak mengetahui ibunya sedang meregang nyawa. Dan tidak ada keributan. Berarti asusmsinya, Amel sedang menggunakan headphone. Sehingga ia tidak mendengar suara apapun. Padahal, kamar korban (Tuti) di TKP berantakan sekali," papar Poppy Amalya kala itu.
Namun, Amalia Mustika Ratu baru mengetahui kalau ibunya terbunuh ketika hendak sholat Subuh, yakni pukul 04.00 - 05.00 pagi. Pada waktu itu juga, Amalia ikut dibunuh pelaku.
Menurut analisanya, saat hendak sholat subuh, Amalia diduga sempat berbincang dengan pelaku menanyakan keberadaan ibunya. "Polisi menyatakan kalau Amel itu meninggal jam 5. Berarti, asumsinya jam 4 ia baru mengetahui. Mungkin, ia mencari ibunya. Kemudian, korban bangun lalu berbicara dengan orang tersebut (read: pelaku pembunuhan), menanyakan di mana ibunya, mungkin mau mengajak sholat subuh," papar dia.
Namun, Amalia langsung kaget begitu melihat kamar ibunya berantakan dan Tuti sudah dalam keadaan terbunuh. Mengetahui ibunya terbunuh, Amalia diduga sempat melawan pelaku pembunuhan. "Karena melihat kamar ibunya berantakan, lihat mayat ibu, maka asumsinya korban, Amel memberontak melawan sekali," ungkap Poppy Amalya.
*Seluruh Ponsel Amalia Hilang*
Dari hasil olah TKP pada saat itu, polisi juga telah menemukan beberapa barang bukti di lokasi kejadian, di antaranya papan pencuci baju, pisau stainless, karpet dengan bercak darah, pakaian korban, serta sidik jari. Selain itu, dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa ternyata ponsel milik Amalia hilang dan diduga dibawa pelaku.
"Informasinya hanya handphone anak saja yang diambil, yang lainnya tidak ada," kata AKBP Sumarni, ketika itu menjabat Kapolres Subang.
Sumarni mengatakan, polisi menemukan bahwa baju milik salah seorang saksi (Yosef) terdapat bercak darah. "Kami juga mengumpulkan barang-barang bukti yang ada di TKP termasuk baju (Yosef) yang ada di TKP yang dikenakan salah satu saksi, di mana baju tersebut ada bercak darah," kata Sumarni.
Akan tetapi, polisi masih belum bisa memastikan siapa pelaku pembunuhan tersebut, karena saat ini masih dilakukan penyelidikan. "Kami masih belum bisa sampaikan, masih dalam penyelidikan, tapi kami sudah fokuslah," kata Sumarni ketika itu.
*Amalia Mustika Ratu Sempat Melawan Pelaku hingga Kepalanya Dibenturkan*
Pemaparan pakar soal Amel yang sempat melawan pelaku ini didasarkan pada luka-luka di tubuh korban. "Amel, ada pemukulan di kepala hingga retak. Karena posisi di kepala, maka darah akan mengucur sangat banyak," ungkap Poppy Amalya.
Beda halnya dengan jasad Tuti, disebutkan forensik tidak ada luka akibat berusaha melawan pelaku. "Kalau jasad ibu, selain luka di kepala, ada juga luka di bibir. Itu asumsinya korban dipukul karena ada dialog dengan seseorang yang bisa masuk kamar. Atau korban dibekap. Atau ada benda di tangan pelaku, hingga sebebkan bibir korban robek," ungkap Poppy.
"Tidak ada luka di leher. Bisa jadi korban ibunya ini mati lemas, atau kekurangan oksigen," tambahnya.
Kemudian, ia menjelaskan, setelah Amalia dibunuh, pelaku kelimpungan menghilangkan jejak pembunuhan. "Dan jam 5, sebentar lagi jam 6. Tahu sendiri kan kalau jam 6 itu pasti sudah ramai di Jalan Raya Cagak. Jadi kehabisan waktu dari para pelaku," papar dia.
Hingga akhirnya, pelaku pembunuhan pun menyeret jasad Amalia yang masih berlumuran darah ke dalam bagasi mobil. Tak hanya itu, baju Amalia dilucuti pelaku demi menghilangan jejak. "Pelaku menyeret Amel tapa dicuci terlebih dahulu. Untuk menghilngkan jejak, dibukalah bajunya," ungkap pakar.
"Ini agar polisi terkecoh saat korban tidak mengenakan baju. Diduga pelecehan seksual untuk mengecoh polisi, supaya tidak fokus ke pelaku," pungkasnya.
*Asbak Rokok di Rumah Tuti dan Amalia di Malam Kejadian Pembunuhan*
Pada Selasa (9/11/2021) lalu, penyidik Polres Subang sempat mempertanyakan soal asbak rokok di rumah korban Tuti dan Amalia di saat pembunuhan terjadi.
Dikutip dari Tribunjabar.id, dalam pemeriksaan itu, Yosef ditanya soal asbak rokok. Namun, Yosef membantah bahwa ia telah berehenti merokok sebelum kejadian.
"Pada BAP, pihak penyidik memang ada menanyakan terkait asbak rokok yang berada di rumah bahkan kucing yang dimiliki allmarhumah itu juga dipertanyakan pihak penyidik dalam BAP ini kepada Pak Yosef," ucap Rohman Hidayat kuasa hukum Yosef di Polres Subang, Selasa (9/11/2021).
Terkait asbak, Rohman menerangkan bahwa sebelum kasus perampasan nyawa Amalia dan Tuti itu terjadi pada 18 Agustus 2021, dia sudah berhenti merokok. "Pak Yosef punya dua asbak rokok. Tapi itu buat tamu karena pak Yosef sudah tidak merokok sejak sebelum kejadian," kata Rohman Hidayat.
Danu juga ditanya soal asbak rokok. Namun, Danu mengaku memang pernah merokok di lokasi pembunuhan Tuti dan Amalia Mustika Ratu.
"Kan hujan dulu, sudah lihat polisi ke dalam, Danu ngerokok, setelah selesai buang di samping," kata Danu.
Sedangkan soal sidik jari di mobil, Danu mengaku sempat diajak oleh Polisi. "Disuruh sama polisi, sama polisi ikut, Danu juga tadinya gak mau ikut, jadi ikut aja, nurut," kata Danu.
Ketika itu menurutnya, semua polisi menggunakan sarung tangan, sedangkan Danu tidak. "Polisi pakai sarung tangan, cuma Danu tidak," katanya.
Selain itu Danu sempat membersihkan kamar mandi di lokasi pembunuhan Tuti dan Amalia Mustika Ratu. "Tim polisi suruh, Danu juga dari di SMK pagi disuruh bersihan kamar mandi, sempat diberesin. ada pendampingan dari polisi," katanya.
Danu pun mengungkap kondisi kamar mandi saat itu. "(bak mandi isi) air sih, kalau di pinggir dekat rak piring itu darah, belum dibersihin," kata Danu.
"Disuruh bersihin bak mandi, 'Nu kadieu heula (kesini dulu) bersihan ceunah ini, keruk weh airnya, dikuras," kata Danu.
Di sisi lain, terkait asbak rokok ini, Ahli Forensik Kombes Sumy Hastry Purwanti saat berbincang dengan Denny Darko di Youtube-nya yang diunggah Selasa (23/11/2021) lalu, ia mengatakan memang puntung rokok banyak ditemui di TKP kasus Subang di Dusun Ciseuti tersebut.
Memang kata Hastry Purwanti, soal DNA yang ditemukan di puntung rokok di lokasi kejadian butuh waktu, di mana penyidik harus mencocokkan DNA itu dengan waktu kematian korban.
"Itu yang agak sulit karena harus kita ulang lagi, kita bandingkan dengan properti atau sisa-sisa rokok yang lain. Karena rumah itu banyak didatangi orang-orang dari yayasan,"ujarnya.
Meski lama, dr Hastry memastikan sudah menemukan petunjuk penting kasus ini. "Sebenarnya kita sudah dapat dan selesai dari properti yang kita periksa di laboratorium forensik di Jakarta itu sudah ketemu semua," tegasnya ketika itu.
Hastry juga membocorkan bagaimana cara mengungkap pelaku dalam kasus ini dilihat dari cara merokoknya. "Pada identifikasi puntung rokok bisa diketahui bagaimana profil orangnya. Profile orang merokok berbeda. BIsa sampai satu potong rokok habis, bisa 3/4," katanya.
Selain itu juga bisa diketahui dari cara memegang rokoknya. "Kita juga bisa profile dari saksi-saksi ini. Bagaimana dia memegang rokok, bagaimana dia menghabiskan rokok, itu bisa dihabiskan ternyata berbeda-beda. Nanti bila sewaktu-waktu diumumkan (tersangka), memang cara merokoknya seperti itu," urainya.
Diungkapkan Hastry, sebetulnya tidak terlalu sulit dari puluhan saksi yang merokok itu bisa menjadi bahan identifikasinya. "Itu kayak memprofile. Mungkin masyarakat gak mikir, itu kerja polisi. Jadi perlu berhati-hati. DNA berbicara, profile dia merokok, mereknya apa, itu sudah ada rekamannya," tegasnya.
*Pertemuan Danu dan Yosef sebelum pembunuhan terjadi*
Diketahui, Penyidik Polda Jabar telah menetapkan lima tersangka dalam kasus yang menewaskan Tuti dan Amalia ini. Adapun para tersangka ialah Yosef Hidayah suami sekaligus ayah korban, Mimin istri muda Yosef, Danu keponakan sekaligus sepupu korban, serta Arighi dan Abi sebagai anak Mimin.
Kepada penyidik, Danu mengurai detail soal keterlibatannya dalam kasus pembunuhan tersebut. Melalui salah satu kuasa hukumnya, Ahid Syaroni, tersangka Danu bercerita tentang detik detik Tuti dan Amalia dihabisi Yosef dan dua anak tirinya, Arighi dan Abi. Awalnya, Danu hanya disuruh untuk membantu Yosef ke TKP.
Pada tanggal 17 Agustus 2021 sekira pukul 21.00 Wib, Danu bertemu Yosef. Di momen itulah Yosef mengurai curhatan soal keinginannya untuk memberi pelajaran ke istri dan anaknya. Dalam curhatan tersebut terkuak bahwa Yosef diam-diam menyimpan dendam ke Tuti dan Amalia.
"Danu tahunya Y akan memberikan pelajaran kepada korban ini pada tanggal 17 Agustus 2021 malam sebelum kejadian. Danu dipanggil (Yosef) 'Nu, kadieu, tolong bantu mamang, mamang mau kasih pelajaran'. (Yosef) curhat masalah Yayasan, tidak diberikan uang (oleh korban)," ungkap Ahid Syaroni pengacara Danu dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Heri Susanto, Jumat (20/10/2023).
Mendengar Yosef selaku pamannya curhat, Danu hanya menyimak. Namun kala itu, Danu tidak menyangka bahwa maksud Yosef meminta bantuan adalah untuk membantu perkara pembunuhan. "Tersangka Y curhat masalah rumah tangga, masalah yayasan, intinya dia kecewa berat dengan korban. Tersangka Y ini menyatakan dia akan memberikan pelajaran ke kedua korban dan Danu diminta membantu," ujar Ahid Syaroni.
"Pemahaman Danu, memberikan pelajaran ya tidak sejauh ini, tidak sampai membunuh ini. Tahunya Danu tentang rencana itu ya di malam sebelum kejadian," sambungnya.
*Danu dan Yosef Tiba di Rumah Korban Tuti-Amalia*
Sekira pukul 21.00 atau 22.00 WIB malam, pada Selasa (17/8/2021), mereka pun tiba di TKP di rumah Tuti Suhartini dan Amalia.
Ketika itu, Danu masih bingung soal tugasnya di rumah Tuti dan Amalia.
Selama tiga jam Danu disuruh berjaga di depan rumah Tuti dan Amalia, sementara Yosef berada di dalam.
Kemudian, dua anak Mimin, Arighi dan Abi tiba di rumah itu juga. "Di momen itulah Danu melihat kedatangan Arighi dan Abi anak-anak Mimin,"ujar Ahid Syaroni.
"Danu disuruh oleh Y, jadi peran Danu memang disuruh oleh Y, tidak lebih, tidak ada hal lain,"pungkas Ahid.
Subuhnya, Mimin menyusul datang. Terkait peran Mimin, istri muda Yosef, Danu tahu sedikit.
Bahwa yang dilihat Danu, Mimin sempat membersihkan jenazah korban. "Peran M menurut pengakuan Danu adalah M datang belakangan, setelah tindak pidana itu terjadi. M membersihkan jasad tubuh itu dengan air. Jadi bisa dibilang mungkin untuk menghilangkan jejak, sidik jari agar perkara ini tidak menjadi terang," ungkap Ahid berdasarkan cerita Danu.
Diakui Ahid, Danu sejatinya tidak tahu persis kejadian pembunuhan Tuti dan Amalia. Karena yang terus menerus berada di dalam rumah adalah Yosef, Arighi, dan Abi. "Danu tidak tahu persis rencana (pembunuhan) kapan. Tapi kami melihatnya tindak pidana yang serapi dan sebersih ini pasti perlu proses untuk perencanaanya. Cuma Danu dikasih tahunya pas kejadian," kata Ahid.
*Peran Kedua Anak Mimin*
Kini, Kedua anak Mimin, Arighi dan Abi juga ditetapkan sebagai tersangka bersamaan dengan ibunya dan Yosef. Arighi dan Abi diduga ikut jadi eksekutor di malam pembunuhan ibu dan anak itu. Bahkan menurut keterangan Danu, dia melihat sendiri anak kandung Mimin itu sedang menyiksa Amalia Mustika Ratu. Hal itu bahkan disaksikan pula oleh Yosef, ayah kandung Amel.
Bukan cuma itu, Danu juga mengaku melihat Tuti Suhartini, istri Yosef, sudah dalam posisi terbaring di kamarnya. Orang yang pertama kali menemukan keduanya yakni Yosef.
Menurut Danu, Yosef adalah pelaku utama dalam pembunuhan tersebut. Bahkan pada tanggal 17 Agustus 2021 malam, Danu mengaku diajak oleh Yosef untuk membantunya.
Saat itu Danu sedang berada di warnet yang berada tak jauh dari rumahnya. "Pas ditanya minta dibantu apa, Pak Yosef bilang 'udah bantu aja Nu, ikut aja'," kata Pengacara Danu, Achmad Taufan, kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (19/10/2023).
*Setelah Pembunuhan, Yosef Melapor ke Kepala Desa*
Setelah melakukan pembunuhan, pada Rabu (18/8/2021) pagi, Yosef mengadu ke Kepala Desa, lalu membuat laporan ke Polsek Jalan Cagak.
Keterangan Yosef ketika itu, ia baru pulang ke rumah yang ia tempati bersama Tuti dan Amalia.
Sebelumnya pada Selasa (17/8/2021) malam, Yosef mengaku bermalam di rumah istri mudanya, Mimin.
Ia mengaku terakhir komunikasi dengan istrinya pertamanya itu sekitar pukul 20.00 WIB malam.
Saat pulang paginya ke rumah istrinya pertamanya Tuti, Yosef mendapati rumahnya dalam keadaan berantakan. Ia juga mengaku tak menemukan Tuti dan Amalia.
Merasa ada yang janggal, Yosef lantas melapor ke Polsek Jalan Cagak. Bersama anggota kepolisian, ia mencari keberadaan istri dan anaknya.
Jasad keduanya kemudian ditemukan di dalam bagasi mobil Alphard yang terparkir di garasi rumah.
Awalnya, Yosef menemukan ceceran darah di sekitar lokasi kejadian yang mengarah ke mobil Alphard.
Ketika bagasi dibuka, Yosef dan anggota kepolisian menemukan jasad Tuti dan Amalia dalam kondisi tumpang-tindih serta mengeluarkan banyak darah.
Polisi kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), memeriksa saksi-saksi, dan mengautopsi kedua jenazah.
"Awalnya saya mendapatkan laporan dari suaminya Tuti, bahwa sekitar pukul 07.30 WIB istri serta anaknya ditemukan tewas dengan kondisi banyak darah di dalam bagasi belakang mobil," kata Kepala Desa Jalan Cagak Indra Jenal saat ditanya wartawan, Rabu (18/8/2021) lalu.
Menurut Indra Jenal, kedua korban tersebut ditemukan dengan kondisi darah mengalir ditumpuk di bagasi mobil jenis Alphard. "Setelah itu saya langsung melaporkan ke pihak Kepolisian Subang terus langsung dilakukan identifikasi," ujarnya. Kemudian, kedua korban dievakuasi ke Rumah Sakit Sartika Asih Kota Bandung untuk dilakukan Autopsi.
*Pengakuan Mimin*
Setelah Danu buka suara yang dirahasiakan selama dua tahun ini, Mimin pun turut buka suara. Dilansir TribunnewsBogor.com dari wawancara SCTV, Mimin tegas membantah keterlibatannya dalam pembunuhan Tuti dan Amalia. Ditegaskan oleh Mimin, ia dan dua anaknya, Arighi dan Abi bahkan tidak kenal dengan Danu.
Karena hal tersebut, Mimin heran kenapa Danu bisa menyebut Mimin, Arighi, dan Abi. "Saya dan anak-anak itu tidak ada keterlibatan dalam kasus ini. Bahkan kami di sini tidak kenal sama Danu. Tahu Danu itu pas di TKP," pungkas Mimin.
Terus membantah, Mimin menyebut ia dan anak-anaknya ada di rumah saat kejadian pembunuhan berlangsung. Selain itu, Mimin juga mengakui Yosef ada di rumah. "(Waktu kejadian) ibu ada di rumah, Abi juga. Arighi ada di tempat kerja tapi sempat pulang dulu ke sini. Pak Yosef ada di sini," ungkap Mimin.
*Kilas Balik Keterangan Danu sebelum Mengaku saat Ini*
Dilansir dari Tribunnews.com, Danu juga sempat melakukan tes kebohonga. Bahkan Danu sosok yang diendus anjing pelacak polisi saat olah TKP.
Saat itu, anjing pelacak terus menggonggong pada Danu saat dimintai keterangan oleh polisi.
Selain itu, DNA Danu belum lama ini juga ditemukan menempel pada puntung rokok yang berada di TKP.
Atas temuan beberapa fakta baru ini, penyidik lalu melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap Danu.
Danu sempat diperiksa polisi selama 12 jam lamanya hingga dini hari.
Danu kala itu buka suara dan membeberkan semua kejadian yang terjadi detik-detik sebelum pembunuhan ibu dan anak itu terjadi.
Ia mengaku sempat bertemu dengan keluarga Tuti dan Amalia, pada 17 Agustus 2021, sehari sebelum korban terbunuh.
Pada siang hari, Danu sempat ke rumah korban untuk menghampiri Amalia Mustika Ratu dengan alasan disuruh Yoris untuk membeli double tips dan meminta uangnya pada korban.
"Terakhir ketemu tanggal 17, karena disuruh Yoris membeli doubletip jam 11 siang. Gak sempet ngerokok atau makan di sana. Terus ngambil uang ke Amel Rp 100 ribu, terus beli doubletip," ungkap Danu, dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Yuherda Production.
Setelah itu, Danu kemudian pergi ke rumah Yoris yang ternyata Tuti dan Amalia juga ke sana. Saat pulang dari rumah Yoris, Danu sempat mengantar Tuti dan Amalia pulang dan ia sempat merokok di sana. "Tanggal 17 sore memang ke rumah Amel karena di suruh membeli makanan. Sempat merokok...wajar saja ada sisa puntung rokok yang tertinggal," ungkap Danu, dilansir TribunnewsBogor.com dari akun Youtube TVOne News, Senin (20/9/2021).
"Malamnya gak kemana-mana lagi. Mian game, TikTokan, WA-an, ngecek grup WA sekolah," ungkap Danu.
*Pura-pura Tidur di Rumah saat Dibanguni Yosef*
Keesokan harinya, Danu terkejut dengan teriakan Yosef meski sempat tak dipedulikannya dan ia pura-pura tidur. "Pagi-pagi tanggal 18-nya Danu lagi tidur ada yang teriak-teriak pakai motor, terus samar-samar juga kaya pak Yosef, pura-pura tidur lagi," ungkap Danu.
"Pas mama nyamperin, 'Danu itu rumah acak-acakan Amel diculik'. Danu kaget gak sempat cuci muka dulu atau sikat gigi, langsung ngeluarin motor langsung ke sana," kata Danu seperti dikutip dari Youtube Heri Susanto.
Saat Danu menyusul ke TKP, Yosef justru berbalik arah dan menuju ke Polsek Jalan Cagak untuk melaporkan peristiwa tersebut. Setelah itu, Danu pergi ke rumah korban dan melihat kondisi rumah tersebut telah acak-acakan.
Danu mengaku baru tidur pukul 02.30 WIB, Rabu (18/8/2021). Pagi harinya ia mengaku dikejutkan dengan teriakan Yosef yang datang ke rumahnya.
"Pagi-pagi tanggal 18-nya Danu lagi tidur ada yang teriak-teriak pakai motor, terus samar-samar juga kayak pak Yosef, pura-pura tidur lagi. Pas mama nyamperin, 'Danu itu rumah acak-acakan Amel diculik'. Danu kaget gak sempat cuci muka dulu atau sikat gigi, langsung ngeluarin motor langsung ke sana," beber Danu.
Menurut Danu saat datang ke rumahnya, Yosef mengenakan jaket. "Pak Yosef posisinya pake jaket ke rumah udah pakai jaket, posisinya ke arah kulon, terus Danu pas mau bilang gitu pak Yosef udah kabur, cepet, Danu nyusul. Danu di TKP sama pak Yosef udah ada beberapa warga," kata Danu.
"Mungkin bisa aja pak Yosef ke rumah (setelah) ke polisi dulu, bisa ke rumah danu dulu terus ke polsek," kata Danu.
Danu menuturkan ia ke rumah Tuti disuruh ibunya untuk memeriksa. "Posisinya pak Yosef udah kabur dari rumah Danu, Danu langsung ke sana. Disuruh si mamah, lihat cek," kata Danu.
Ketika jaket Yosef menjadi perbincangan setelah polisi mengungkap ada bercak darah, Danu kemudian merasa ada kejanggalan dengan jaket Yosef. Pasalnya menurut Danu, saat datang ke rumahnya Yosef mengenakan jaket. Sedangkan ketika di TKP, Yosef justru sudah tak mengenakan jaket.
"Dari rumah pakai jaket waktu itu, dari rumah TKP gak pakai jaket, posisinya itu yang aneh," kata Danu.
Danu mengaku sempat melihat jaket Yosef di TKP. "Sempat lihat di kursi sebelah kiri, depan," kata Danu.
Sebelumnya, Rohman mengatakan Yosef memang melepas jaketnya dan ditaruh di kursi depan sebelum masuk ke dalam rumah. "Dia (Yosef) maju ke pintu depan (rumah), di pintu depan ada kursi, dibukalah jaket, disimpan di situ, dia masuk rumah tidak berjaket," kata Rohman Hidayat.
Saat masuk, kata Rohman Hidayat, Yosef melihat kondisi rumah yang hanya ditinggali oleh istri dan anaknya itu sudah berantakan. "Dia lihat ke kamar darah sudah di mana-dimana, dia kemudian lihat ke kamar mandi, ruang tengah sampai ke dapur bercak darah, sampai ke ujung, terakhir itu dia balik lagi ke pintu depan sampai bertemu pak Ujang," kata Rohman Hidayat.
*Ponakan Yosef, Anak dari Mulyana, Anggota Polsek Jalancagak, Bawa Mobil Amalia dari TKP*
Sementara, kuasa hukum Yoris Raja Amanullah beserta Ramdanu, Achmad Taufan Soedirjo mendesak agar penyidik memeriksa anggota polsek Jalancagak, Arif.
Dikutip dari Tribunjabar.id, Arif merupakan keponakan Yosef, anak dari Mulyana. Mulyana merupakan adik Yosef sendiri. Taufan meminta Arif ikut diperiksa karena menurut kabar yang beredar, dia pernah membawa barang dari TKP yakni mobil Yaris milik Amalia Mustika Ratu ke suatu tempat sebelum dikembalikan.
"Kalau menurut cerita seperti itu. Kita berharap segala sesuatu apakah itu berkaitan dengan anggota, diperiksa semua. Pada saat kejadian, ada oknum yang namanya Pak Arif, yang kita dengar anak dari Pak Mul. Ya, semua harus diperiksa lah Kalau memang seperti itu, harus diperiksa kenapa harus dibawa," desak presiden ATS Law Firm ini.
Menurut Taufan, barang bukti yang ada di TKP seharusnya langsung diantar ke kantor polisi. "Tapi Yaris ini sempat di tangan si A si B. Ini yang harus ditelusuri," tegasnya.
Taufan juga menyoroti peran adik Yosef, Mulyana yang masuk ke TKP sehari setelah kejadian atau tanggal 19 Agustus 2021. Polisi melakukan olah TKP di lokasi penemuan mayat ibu dan anak di Dusun Ciseuti, Desa/Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (21/8/2021) lalu.
Kedatangan ayah anggota polisi Arif, Mulyana dan Yosef tak sekadar mengambil kucing, tapi mengambil alat golf itu dari dalam rumah. Saat itu, Yoris, anak Yosef juga berada di TKP.
"Yoris dalam kesaksiannya dengan sebenar-benarnya menyatakan bahwa Pak Mul dan Pak Yosef masuk ke dalam rumah. Yang ambil kucing itu kan malah polisi. Yang diambil Yosef dan Pak Mul itu pul golf," katanya.
Setelah mengambil alat golf itu, Yosef tak langsung membawanya, malah dititipkan ke Yoris untuk disimpan ke rumah sang anak bersama mobil Yaris milik Amelia Mustika Ratu.
Yoris pun menuruti perintah Yosef, hal ini dinilai janggal oleh Taufan. "Pak Yosef memerintahkan membawa pul golf ke Yoris. Yoris juga diperintahkan bawa mobil Yaris ke rumahnya. Ini yang jadi pertanyaan, seharusnya apapun yang ada di TKP ketika diamankan ke polsek atau polres atau tempat untuk barang bukti dan lain-lain," kata Taufan lagi.
Lewat sehari, Yoris merasa perlu mengembalikan alat golf itu ke Yosef dan membawa mobil Yaris ke Polsek Jalancagak. "Tapi sempat berdiam ke rumah Yoris, kenapa diarahkan ke situ, siapa yang mengarahkan?. Ini harusnya polisi memeriksa. Masalah soal benar atau tidaknya kita kembalikan ke polisi," kata Taufan yang ternyata juga seorang pengusaha minyak.
Ia pun berharap agar Propam Polda Jabar segera memeriksa Arif, anak dari Mulyana.
*Danu Temukan Barang Cap Yayasan di Lokasi*
Usai peristiwa pembunuhan tersebut itu terjadi, Danu mengaku dimintai bantuan oknum Bantuan Polisi (Banpol) untuk masuk ke TKP. Bukan hanya itu, kata Danu, oknum banpol itu juga menyuruhnya menguras bak mandi di TKP. Dari sana Danu mengaku melihat dua barang yang diduga barang bukti.
Dua barang tersebut yakni gunting dan cutter. Selain gunting dan cutter, Danu juga mengaku melihat barang mencurigakan. Adapun barang mencurigakan itu menurutnya adalah cap atau stempel yayasan. Tak hanya itu, Danu juga mengaku melihat lembaran SPJ (Surat Pertanggungjawaban).
"Jujur cap juga ada di situ, cap yayasan lah segala macam, terus juga ada laporan-laporan SPJ, ada juga di situ," kata Danu dikutip dari TribunJabar.id pada Senin, 13 Desember 2021 dalam artikel berjudul Berbagai Misteri Kasus Subang, Sosok Pelaku, Keterangan Saksi, hingga Oknum Banpol yang Disebut Danu.
Danu menduga dalam SPJ tersebut berupa laporan bukti administrasi pertanggungjawaban keuangan dari yayasan yang dimiliki Yosef. Adanya pernyataan Danu yang menyebut dirinya diminta banpol untuk membersihkan bak mandi di TKP, dibantah tegas oleh Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago.
Bahkan, Erdi membantah keterlibatan banpol dalam kasus pembunuhan ibu dan anak tersebut. Kata Erdi, TKP merupakan kewenangan dari penyidik dan banpol tak memiliki kewenangan membuka atau menutup TKP. "Enggak ada, TKP itu dibuka dan ditutup oleh petugas. Jadi tidak ada Banpol untuk membuka-buka itu, tidak ada," kata Erdi kala itu.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kasus ini terungkap berawal dari Danu yang menyerahkan diri ke pihak kepolisian, Selasa (17/10/2023). Kepada polisi, Danu mengaku sudah lama ingin membuka kasus tersebut, tapi dirinya diancam oleh pelaku lainnya. Yosep dan Danu saat ini telah ditahan, sementara ketiga tersangka lainnya masih dalam pemeriksaan.
(*/Tribun-Medan.com/Surya.co.id/ Kompas.com/TribunJabar.Id)
Artikel ini sebagaian dolah dari TribunnewsBogor.com.
Baca juga: Kecurigaan Yosep sebelum Menemukan Istri dan Anak Gadisnya Tewas Tanpa Busana di Dalam Bagasi Mobil
Baca juga: Jeritan Tangis saat Pemakaman Tuti (55) dan Amelia (23), Video Terakhir Sang Putri sebelum Tewas
Baca juga: Video Terakhir Amelia (23) sebelum Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Bagasi Mobil Alphard
Artikel ini sebagian diolah dari Tribunnews dengan judul: Fakta Baru Pembunuhan di Subang, Sang Ibu Dibunuh Lebih Dulu, Begini Kondisi Putrinya
Viral Medsos
pembunuhan di subang
pembunuhan ibu dan anak di subang
Olah TKP
hasil tes DNA
kasus Subang
Tuti Suhartini
Amalia Mustika Ratu
Tribun-medan.com
| Terungkap Motif 2 Perempuan Penyuka Sesama Jenis yang Habisi Nyawa Pria Disabilitas di Subang |
|
|---|
| UPDATE Kasus Subang, Bukti Cukup, Mimin dan 2 Anaknya tak Bisa Mengelak Lagi, Siap-siap Dipenjara |
|
|---|
| Terkuak Dalang Utama Kasus Subang, Ini Sosok yang Inisiasi Pembunuhan, Bakal Terancam Hukuman Mati |
|
|---|
| Danu Resmi Jadi Justice Collaborator Kasus Pembunuhan di Subang, Yosef dkk Mulai Ketar-ketir? |
|
|---|
| Polda Jabar akan Limpahkan Berkas Perkara Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang ke Kejaksaan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.