TRIBUNWIKI

SOSOK Siska E. Yunita, Anak Muda Asal Sumut yang Getol Suarakan Isu Lingkungan

Sejak tahun 2018, Siska sudah mulai mengikuti berbagai kegiatan pelestarian lingkungan, baik dari skala kecil maupun berskala besar. 

Editor: Ayu Prasandi
HO
Siska E. Yunita, Anak Muda Asal Sumut yang Getol Suarakan Isu Lingkungan 

Kemudian tahun 2015 terjadi kebakaran hutan dan lahan yang luasnya sekitar 174 ribu hektare di Riau, daerah kami yang bersebelahan dengan Riau sangat terkena dampaknya seperti terkena penyakit ISPA, hal itu juga yang buat aku mau terjun menjadi aktivis lingkungan," katanya. 

Perempuan lulus Teknik Sipil yang dulunya dikenal sebagai sosok introvert, kini lantang berbicara didepan banyak orang hingga di forum Internasional. 

Banyak hal yang harus dikorbankan untuk terus mengikuti hatinya menjadi seorang aktivis lingkungan, seperti memilih untuk keluar dari pekerjaan sebagai Data Entry di Sekretariat DPRD Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara. 

Meski mendapat pertentangan dari orang tua dan tantangan harus membiayai hidup sendiri tanpa pekerjaan, Siska tetap optimis mengambil jalan sebagai aktivis lingkungan untuk dapat memberikan perubahan kepada lingkungan di Indonesia khususnya kampung halamannya. 

"Kalau diceritakan memang sedih, orang tua mau anaknya mendapatkan pekerjaan yang layak, pasti dan di kantor, tetapi selama satu tahun aku menyadari bahwa ini bukan passion ku, akhirnya aku mutusin untuk keluar dan mencari organisasi yang bisa menaungi ku," ucapnya. 

Saat ini, Siska tergabung aktif di organisasi lingkungan Internasional yaitu Children and Youth Major Group to United Nation Environment Program (UNEP) , kemudian tergabung di We speak-up.org dan membentuk wadah baru untuk aktivis perempuan yaitu Tano Puan. 

Mendirikan organisasi lingkungan perempuan yang Tano Puan. 

Dengan pengalaman serta ilmu yang didapatnya ketika menjadi delegasi di forum diskusi lingkungan Internasional, Siska kini mencoba untuk membangun sebuah komunitas untuk memberdayakan perempuan marginal dalam menghadapi tantangan sosial dan lingkungan di Sumatera Utara yang diberi nama Tano Puan. 

Tona Puan yang berarti tanah perempuan ini diharapkan bisa menciptakan sebuah bisnis yang berkelanjutan untuk menjadi ekonomi mandiri bagi perempuan-perempuan di Sumut. 

"Awal mula aku memutuskan untuk mendirikan komunitas ini adalah ketika aku diprogram We Create Change dan bertemu dengan 2 orang teman perempuan yang memiliki permasalahan yang hampir sama," katanya. 

Komunitas yang baru didirikan pada April 2023 lalu ini, berencana melakukan study kasus di daerah Pangkalan Susu dan mencoba untuk mengedukasi masyarakat tertantang bahayanya limbah pabrik. 

"Selama ini kebanyakan komunitas itu lebih ke edukasi belum banyak yang khusus perempuan dan di lingkungan, apalagi di Pangkalan Susu itu isunya masih diabaikan padahal banyak dampak yang mereka terima, jadi kita mulai dengan edukasi terlebih dahulu," katanya. Tidak hanya menyuarakan isu lingkungan saja. 

Biofile

Nama : Siska E. Yunita 
Nama panggilan : Siska 

Kuliah : S1 Pendidikan Teknik Sipil, Universitas Negeri Medan 
Hobi : Berpetualang, Membaca buku, Menulis, Main sama kucing 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved