SPBUN Solusi Beroperasi, Akses BBM untuk Nelayan Kini Semakin Dekat dan Hemat

SPBUN di Desa Paluh Sibaji resmi beroperasi tanggal 29 Agustus 2023, merupakan bagian dari Program Solusi (Solar untuk Koperasi) Nelayan.

|
TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
PROGRAM SOLAR UNTUK KOPERASI NELAYAN - Nelayan antre mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) 18.205.028, di Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Selasa (24/10). SPBUN di Deli Serdang ini merupakan bagian dari Program Solar untuk Koperasi (SOLUSI) Nelayan. Tujuan program ini untuk memenuhi ketersediaan dana aksesibilitas Bahan Bakar Minyak atau produk lainnya bagi nelayan yang merupakan anggota koperasi nelayan. 

TRIBUN-MEDAN.com, DELISERDANG – Suara mesin diesel yang menggerakkan kapal penangkap ikan milik Rahman (42) perlahan mengecil. Lajunya pun melambat saat akan mendekati muara sungai yang berada di pinggir jalan besar Desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara. Suara mesin diesel benar-benar berhenti, ketika kapal sudah bersandar di dermaga kayu. Rahman keluar dari lambung kapal dan menambatkan tali di tempat penambatan kapal yang ada di dermaga. 

Siang itu, Selasa (24/10/2023), Rahman dan tiga rekannya baru saja kembali ke Desa Paluh Sibaji setelah lima hari mencari ikan di laut Selat Malaka. Hasil tangkapan lumayan banyak, ada empat fiber ikan ukuran besar. Empat fiber itu kemudian dibawa naik ke daratan dengan menyusuri jetty (jembatan) kayu sepanjang sekitar 10 meter.

Rahman kembali masuk ke lambung kapal. Tak sampai semenit, ia kembali dengan  membawa enam jeriken ukuran sedang dengan kedua tangannya. Jeriken ini merupakan tempat menyimpan Solar subsidi yang digunakan sebagai bahan bakar kapal selama lima hari melaut. Jeriken-jeriken ini kemudian dibawa ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) Solusi 18.205.028. Lokasi SPBUN ini tak jauh dari dermaga kayu, hanya berjarak sekitar 20 meter atau cukup dengan menyeberang jalan saja.

Suasana SPBUN Solusi sudah cukup ramai. Ada belasan nelayan yang sedang berdiri mengantre di depan tangki pengisian SPBUN dengan jeriken yang diletakkan di samping mereka. Ketika nelayan di barisan depan sudah selesai mengisi Solar, nelayan di belakangnya maju dan menyerahkan selembar kertas kepada petugas administrasi. Kertas tersebut adalah surat rekomendasi dari Dinas Perikanan Kabupaten Deliserdang yang menerangkan jumlah alokasi volume Solar yang boleh dibeli seorang nelayan.

ANTRE ISI SOLAR - Nelayan antre mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) 18.205.028, di Desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (24/10).
SOLAR UNTUK NELAYAN - Nelayan mengangkat jeriken usai mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) 18.205.028, di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (24/10). SPBUN di Deli Serdang ini merupakan bagian dari Program Solar untuk Koperasi (SOLUSI) Nelayan. (TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI)

Setelah memastikan data di surat rekomendasi sudah benar dengan data yang ada di database petugas administrasi, petugas pengisian SPBUN Solusi kemudian mengisi Solar ke jeriken. Total, ada sekitar 40-an nelayan yang datang mengisi solar hari itu.

“Nelayan-nelayan saat ini sudah dapat mengisi Solar dengan praktis dan hemat. Semua ini berkat kehadiran SPBUN Solusi yang dikhususkan untuk nelayan yang menjadi anggota koperasi di Desa Paluh Sibaji dua bulan terakhir,” kata Rahman kepada Tribun-Medan.com, Selasa (24/10/2023).

Warga Dusun IV Desa Paluh Sibaji ini mengatakan, praktis dan hemat menjadi dua manfaat yang ia rasakan setelah SPBUN Solusi beroperasi. Dari sisi praktis, Rahman dan nelayan lainnya dapat langsung mengisi jeriken begitu kembali dari melaut. Jarak SPBUN Solusi yang tidak jauh dari dermaga tempat kapal bersandar membuat nelayan cukup berjalan kaki. Setelah diisi, jeriken disimpan kembali ke kapal untuk digunakan melaut di trip (minggu) berikutnya.

“Sudah praktis sekarang. Kami tak perlu jauh-jauh untuk mengisi solar ke SPBUN yang lain,” kata Rahman.

Rahman yang sudah 20 tahun menjadi nelayan ini mengatakan, ketika mereka tak perlu jauh-jauh mengisi Solar ke SPBUN lain, mereka pun mendapat manfaat hemat yang jumlahnya tidak sedikit dari biaya sewa becak mesin untuk menjemput Solar.

“Sebelum SPBUN Solusi beroperasi, ratusan nelayan di Desa Paluh Sibaji harus menempuh jarak yang jauhnya bervariasi untuk sampai ke SPBUN. Biaya sewa becaknya pun bervariasi mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 15 ribu per jeriken, tergantung jarak SPBUN nya,” kata Rahman.

Rahman mengungkapkan, dua bulan terakhir, ia dan nelayan lainnya sudah merasakan penghematan yang cukup signifikan. Untuk kebutuhan sekali melaut dengan menggunakan kapal ukuran 5 GT (gross tonage), nelayan memerlukan Solar untuk bahan bakar kapal sebanyak enam jeriken dengan total 210 liter. Artinya setiap jeriken berisi 35 liter.

Rata-rata nelayan di Desa Paluh Sibaji memiliki kapal ukuran 5 GT. Ada juga nelayan yang memiliki kapal lebih dari satu. Kalau satu kapal ukuran 5 GT memerlukan enam jeriken Solar, maka dibutuhkan biaya sewa becak Rp 30 ribu untuk membawa jeriken. Biaya ini untuk jarak yang paling dekat. Kalau Solar di SPBUN terdekat tidak cukup, nelayan mengisi ke SPBUN lain yang jaraknya bisa mencapai dua kilometer bahkan lebih. Biaya sewa becaknya mulai dari Rp 60 ribu.

“Kapal ukuran 5 GT dapat dipakai melaut selama lima hari empat malam. Artinya dalam seminggu minimal satu kali melaut. Jadi penghematan dari biaya sewa becak bisa mencapai puluhan ribu hingga ratusan ribu per bulan. Biaya sewa becak bisa semakin besar karena kapal yang harus diisi Solar lebih dari satu. Selain itu, kami juga mendapatkan harga Solar yang sama dengan di SPBU yakni Rp 6.800 per liter,” terang Rahman.

Pengalaman yang sama juga disampaikan Sikke (49). Nelayan yang sudah melaut lebih dari 20 tahun ini memiliki lima kapal penangkap ikan ukuran 5 GT. Jika lima kapal ini melaut bersamaan selama satu trip (lima hari empat malam), sedikitnya dibutuhkan sekitar 1.000 liter Solar. Namun, berdasarkan rekomendasi dari Dinas Perikanan Pemerintah Kabupaten Deliserdang, ia hanya mendapat alokasi  volume sebanyak 400 liter atau sekitar 10 jeriken.

Meskipun jumlahnya tidak mencukupi untuk lima kapal, Sikke mengakui, 400 liter Solar dari SPBUN Solusi sangat membantu dirinya dan menghemat biaya sewa becak. Sebelum ada SPBUN Solusi, Sikke mengisi Solar dari SPBUN milik swasta yang berjarak 500 meter dari dermaga. Biaya sewa becaknya Rp 5.000 per jeriken.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved