Mertua Bunuh Menantu

Firasat Tak Enak Nurul Afini, Ibu Wanita yang Tewas Dibunuh Mertua di Pasuruan: Tiap Hari Minta Maaf

Nurul Afini mengatakan, sang anak kerap beberapa kali menyampaikan permohonan maaf yang tak jelas peruntukkan atas kesalahan apa.

Editor: Satia
Tribunjatim
Firasat Nurul Afini Sebelum Anaknya Dibunuh Mertua 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Fitria Almuniroh Hafidloh (23), wanita yang hamil 7 bulan dibunuh mertuanya di Pasuruan, sempat meminta maaf kepada ibu kandungnya sebelum meninggal.

Sebelum kejadian, Fitria sering menelpon ibunya Nurul Afini (49) untuk meminta maaf.

Diketahui, Fitria tewas dibunuh oleh ayah mertuanya Khoiri atau Satir (53) di rumah, Selasa (31/10/2023).

Baca juga: Rencana Pembangunan Berkelanjutan di Pakpak Bharat, Bappelitbangda Gelar Forum Konsultasi Publik

Nurul Afini mengatakan, sang anak kerap beberapa kali menyampaikan permohonan maaf yang tak jelas peruntukkan atas kesalahan apa.

Disela percakapan tersebut, lanjut Nurul Afini, sang anak kerap beberapa kali menyampaikan permohonan maaf yang tak jelas peruntukkan atas kesalahan apa.

"Firasat ada. Satu bulan sebelumnya, dia minta maaf terus. Terus bolak bolik WA itu saya ditelponi terus," katanya.

"Biasanya kalau di sekolah, saya gak bisa angkat karena kerjaan. Dia bilang mengiranya saya sedang marah (padahal sibuk urusan sekoah)," tambah wanita yang juga menjabat sebagai kepala sekolah SMP swasta di Kalibokor, Gubeng, Surabaya itu.

Namun hal tersebut sama sekali tak disadari Nurul sebagai firasat tanda sang putri akan pergi.

"Dia bilang lagi; bu sepurane sing akeh, aku mesti ngerepoti ibu. Jadi dia itu dalam satu bulan ini, setiap kali WA saya selalu bilang; ibu Baik baik saja, aku minta maaf merepoti ibu, saya belum bisa membahagiakan ibu," terangnya.

Baca juga: Kajati Sumut Lantik 10 Pejabat di Wilayah Kejaksaan Sumatera Utara, Berikut Nama-namanya

Nurul Afini menyebut Fitria sempat berkomunikasi dengannya selama 2 jam sampai pukul 14.45 WIB.

Saat itu keduanya diketahui berbincang ringan seputar menanyakan kabar keseharian, disertai senda gurau hangat seperti biasanya.

"Saya video call dari jam 13.00-14.45 hampir jam 3 sore. Aku menduga ya jam itu, setelah kami telpon.

Kemudian, kalau kata polisi, diketahui pertama sama suaminya ya jam 4-an atau jam 5-an," pungkasnya.

Kedua, ia juga sempat bercerita bahwa pada hari itu telah resmi memiliki Kartu Keluarga (KK) tersendiri dengan suaminya, Sueb.

Sehingga keduanya telah resmi sebagai pasangan suami istri yang berdomisili di Pasuruan.

"Ya di hari itu, dia dan suaminya dapat KK sendiri," katanya.

Baca juga: Ketua MKMK Jimly Asshiddiqie Ungkap Ada Kebohongan Terkait Putusan Usia Capres-Cawapres

Bukan itu saja, isela percakapan tersebut, lanjut

Sampai akhirnya, sekitar pukul 17.30 WIB, ia tak menyangka bakal memperoleh kabar mengagetkan bahwa sang anak tak sadarkan diri hingga dibawa ke Puskesmas Purwoadi.

Hal itulah yang membuat Nurul tak menyangka ucapan sang anak sulung menjadi pertanda peristiwa tragis ini terjadi.

Sementara itu ledakan emosi Nurul Afini makin membuncah setibanya di puskesmas tersebut sekitar pukul 21.00 WIB, dan ia harus mendapati anaknya sudah tak bernyawa dengan berbagai kejanggalan.

Kejanggalan yang diketahuinya seperti luka robek pada leher sisi kanan, dan kondisi memar pada bagian bawah perut anaknya yang membuncit karena hamil tujuh bulan.

"Aku tatak (berusaha kuat) di Puskesmas. Di sana aku lihat anakku kok pegang perutnya. Posisi pegang perut, sininya (leher sisi kanan) menganga. Cuma wajahnya (saat meninggal) senyum. Ya Allah nak, intinya saya mau keadilan," ujarnya.

Baca juga: Anies Baswedan Kunjungi 6 Daerah di Sumut Besok, NasDem: 100 Ribu Warga Menunggu

Lebih jauh, diketahui jika Fitri dibunuh mertuanya Khoiri atau Satir (53) pada Selasa (31/10/2023).

Kejadian tersebut terjadi di Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Terkuaknya pembunuhan itu berawal dari teriakan suami Fitria, Sueb saat pulang kerja.

Sueb melihat Fitri sudah tergeletak di kasur dengan bersimbah darah.

Nahas, ketika dalam perjalanan menuju ke Puskesmas Purwoadi, nyawa korban yang tengah hamil tujuh bulan tersebut tidak tertolong lantaran diduga kehabisan darah.

Baca juga: Drakor Twinkling Watermelon Raih Rating 3,8 Persen pada Episode 12, Berikut Spoilernya

Dugaan Motif

Sejumlah spekulasi pun muncul dibalik kejadian ini.

Rumor yang berkembang adanya cinta segitiga, hingga ada dugaan pemerkosaan.

"Masih kami dalami. Tapi yang jelas, suami korban menyebut istrinya itu sangat gemati (perhatian, red) ke mertuanya, karena sudah dianggap orang tuanya sendiri," paparnya.

Menurut Kapolsek Pujianto, pihaknya juga sudah mendengar informasi itu.

Namun pihaknya perlu waktu untuk memastikan kebenaran informasi tersebut.

Baca juga: Istri Pergoki Suami Simpan Foto Bagian Pribadi Putrinya, Syok saat Anak Bongkar Kelakuan Bejat Ayah

Sementara, berdasarkan keterangan Kapolsek Purwodadi, AKP Pujiyanto, mengatakan tindakan pelaku itu dipicu karena pelaku merasa lapar.

"Alasannya lapar. Tetapi pengakuan anaknya, terduga pelaku ini tiap malam suka marah-marah," katanya, dilansir dari Tribuntrends,com.

Perubahan sikap menjadi tempramental ini terjadi sejak dua hari belakangan.

Menurut keterangan Sueb, suami korban, kepada polisi tidak masuk akal jika ayahnya kelaparan.

”Keterangan Sueb, istrinya itu gati (peduli) kepada terduga pelaku.

Selalu dibuatkan makanan, nggak pernah sampai kelaparan,” ujar Kapolsek.

Baca juga: Baliho Ganjar-Mahfud Diturunkan Paksa Saat Jokowi ke Bali, PDIP: Terjadi Politik Diskriminasi

Terkait dugaan perkosaan yang dilakukan pelaku, kapolsek mengaku tengah mendalaminya.

Pihaknya juga sudah mendengar informasi tersebut.

Namun, kebenarannya masih akan dipastikan dalam pemeriksaan lebih lanjut.

”Yang terpenting kami amankan dulu. Supaya dia tenang sebelum dilakukan pemeriksaan,” tandasnya.

 

Artikel ini Tayang di Tribun Sumsel

Baca Berita Tribun Medan Lainnya di Google News

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved