TB Silalahi Meninggal Dunia

KABAR DUKA, Letjen TNI Purn TB Silalahi Meninggal Dunia, Tutup Usia di Umur 85 Tahun

Kabar berpulangnya TB Silalahi diketahui dari staf, ajudan, dan dokter beliau selama 13 tahun, dr Tota Manurung.

|
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
HO
TB Silalahi bersama dr Tota Manurung saat acara di Yayasan TB Soposurung, Balige.  

Sosok dibalik berdirinya Yayasan Tunas Bangsa (TB) Soposurung adalah mantan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Indoesia yang keenam.

Masa jabatannya sejak 17 Maret 1993 hingga 14 Maret 1998. Pria kelahiran Pematangsiantar, 17 April 1938 ini diberi nama Tiopan Bernhard Silalahi, atau yang kerap dipanggil para alumni Asrama Yayasan TB Soposurung sebagai Oppung TB Silalahi.

TB Silalahi merupakan lulusan milter pada Akademi Militer Nasional tahun 1961 dan memiliki jabatan terakhir sebagai Asisten I Kasad dengan pangkat Mayor Jenderal pada tahun 1988.

Usai menjabat sebagai Asisten I Kasad, ia pun mengabdikan diri sebagai Sekjen Departemen Pertambangan dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara sejak tahun 1993 hingga 1998.

Dari buku biografinya dengan judul, “T.B. Silalahi Anak Hadal” yang telah diterbitkan pada tahun 1996 ini termuat sejumlah perjuangannya hingga mendapatkan apa yang ia cita-citakan sejak kecil.

Satu diantaranya adalah mendirikan sebuah sekolah unggul dengan pendidikan berbasis boardingschool.

Para pelajar yang dikumpulkan dalam sebuah asrama ini harus menjalani tes terlebih dahulu, mulai dari tes akademis hingga samapta.

Tokoh yang dikenal sebagai sosok yang memajukan pendidikan di pinggiran Danau Toba ini mengawali pengabdiannya pada negeri ini di bidang militer sebagai Danton Yonkav 4 Siliwangi dalam operasi Kamdagri di Jawa Barat pada tahun 1962.

Selanjutnya, ia sebagai Wadanki dalam operasi Kamdagri di Sulawesi Selatan 1963 hingga 1965 yang bersamaan dengan operasi Dwikora. Pada tahun 1972, ia sebagai Danyonkav 8 Tank Kostrad.

Pengabdiannya kepada negara terus berlanjut, ia diutus ke Timur Tengah sebagai pasukan PBB pada perang Oktober 1973 antara Israel dan Mesir serta sebagai Camp Commandant UNEF Middle East di Kairo.

Sebagai seorang militer, ia juga memberi perhatian khusus bagi dunia pendidikan.

Ia menjadi dosen Dosen Sesko AD pada tahun 1974. Empat tahun sesudahnya, tepatnya pada tahun 1978, ia menjadi Asops Kasdam XIV/ Hasanuddin di Ujung Pandang.

Karirnya di dunia militer terus melejit, ia menjadi Asistern Perencanaan dan Anggaran KASAD pada tahun 1986 dengan pangkat Mayor Jenderal TNI.

Walau usia bertambah, kenikmatan belajar masih terus ia rasakan. Ia memamfaatkan waktunya dengan kulah di Fakultas Hukuk Universitas Padjajaran Bandung hingga sarjana muda pada tahun 1968.

Sebagai seorang militer, ia juga memberi perhatian khusus bagi dunia pendidikan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Baca Juga
    Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved