Sumut Terkini

Letjen Purnawirawan TB Silalahi Dimakamkan di Bonapasogit, dr Manurung: Sudah Disiapkan sejak Lama

Letjen TNI (Purn) TB Silalahi direncanakan dimakamkan besok, Kamis (16/11/2023) di Hall of Silence

|
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Randy P.F Hutagaol

TRIBUN-MEDAN.com, BALIGE - Letjen TNI (Purn) TB Silalahi direncanakan dimakamkan besok, Kamis (16/11/2023) di Hall of Silence, yang berada di areal Museum TB Silalahi Center, Balige, Kabupaten Toba.

Seorang ajudan, dokter, dan mantan Ketua Yayasan TB Soposurung Balige dr Tota Manurung, mengisahkan soal makam tersebut yang sudah lama dipersiapkan sebelum kematian pria yang kerap dijuluki guru para jenderal itu.

"Saya pun tahu bahwa itu adalah rumah doa, seperti pendopo. Tetapi setelah lima atau tujuh tahun yang lalu, beliau (Letjen TNI Purn. TB Silalahi) bercerita, itu sebenarnya dipersiapkan untuk makamnya yang kita telah lihat tadi," ujar dr Tota Manurung, Rabu (15/11/2023).

Almarhum adalah seorang tokoh nasional yang seharusnya dimakamkan di Kalibata namun memilih dimakamkan di kampung halamannya. Ternyata, soal lokasi pemakaman tersebut sudah lama dipesankan almarhum.

"Dan, saya lihat itu membuktikan konsistensi beliau. Sebagai tokoh nasional dan seorang TNI, peraih Bintang Mahaputra, seharusnya beliau dimakamkan di Kalibata. Tapi, beliau telah mewasiatkan, beliau dimakamkan di Pagar Batu, bonapasogit," tuturnya.

Lokasi makam tersebut berada di samling belakang Museum TB Silalahi Center atau tepatnya berada di belakang Huta Batak, sebuah personifikasi kampung Batak di masa lalu.

"Posisi makam itu kan persis bisa memandang Danau Toba. Jadi, saya secara filosofis, letak makam itu seakan menghidupkan beliau. Dengan doa kita bersama, cita-cita beliau akan tetap hidup," tuturnya.

Selanjutnya, ia juga menyampaikan perihal mimpi almarhum di bidang pendidikan. Ia dikenal sebagai pendiri Asrama Yayasan TB Soposurung Balige, sebuah asrama yang menjadi tempat pelajar berprestasi sembari belajar di SMA Negeri 2 Balige.

"Cita-cita beliau soal pendidikan amat jelas terlihat di tempat kita ini," ujarnya.

"Saya beliau juga cinta akan budaya Batak. Satu hal yang saya ingat dari beliau, yang dicita-citakan masyarakat Batak; hamoraon, hagabeon, hasangapon. Soal hasangapon yang ia sebut sebagai dignity akan diperoleh melalui pendidikan," tuturnya.

"Bagi beliau, konsep pendidikan bukan semata-mata soal. akademis tapi juga soal. karakter dan kompetitif," sambungnya.

Dengan lahirnya asrama tersebut, kini SMA Unggul di Toba mulai bertambah dengan hadirnya SMA Del yang didirikan oleh Luhut Binsar Panjaitan.

"Dan itu sudah mulai berbuah, bukan karena lulusan dari Asrama Yayasan TB Soposurung Balige. Tapi kita lihat dengan adanya semangat visioner sebagai pelopor, sekarang bisa kita lihat sekolah yang lain bermunculan," katanya.

(cr3/tribun-medan.com)

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved