Tribun Wiki

Tradisi Manganggap pada Masyarakat Batak Toba yang Mulai Memudar

Pada suku Batak Toba, ada satu tradisi yang mulai memudar saat ini. Namanya Manganggap. Tradisi ini bisa dilakukan saat ada warga yang melahirkan

Editor: Array A Argus
INTERNET
ILUSTRASI- Bayi yang baru beberapa bulan dilahirkan 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Masyarakat suku Batak Toba banyak memiliki beragam tradisi dan ritual, termasuk tradisi Manganggap.

Mungkin, sebahagian orang saat ini, khususnya kalangan anak muda sudah tidak ada yang tahu mengenai tradisi Manganggap ini.

Pada masa lalu, khususnya di wilayah perkampungan Kabupaten Tapanuli Utara, tradisi Manganggap ini masih terjaga dan dilakukan turun temurun.

Tradisi Manganggap adalah kegiatan bermalam di rumah warga, yang baru saja melahirkan atau memperoleh anak. 

Baca juga: Tradisi Ngumbung pada Suku Karo yang Sejalan dengan Kehidupan Alam Semesta

Pada masa lalu, kegiatan ini bisa dilakukan hingga satu minggu atau lebih.

Selama Manganggap, warga desa biasanya akan berkumpul dan membantu menjaga ibu serta bayinya dari berbagai ancaman dan gangguan.

Dalam keyakinan masyarakat suku Batak Toba di masa lalu, mereka percaya bahwa bayi yang baru lahir rentan diganggu oleh roh halus.

Selain itu, dia kerap menjadi sasaran orang yang sedang menuntut ilmu hitam.

Baca juga: Tradisi Ngampeken Tulan-tulan Suku Karo yang Mirip Mangongkal Holi pada Batak Toba

Karena itu, sesaat setelah lahir, ari-ari bayi harus ditanam secara sembunyi-sembunyi.

Jangan ada orang yang tahu.

Sebab, tak jarang orang yang ikut Manganggap ini ikut mencari tahu dimana ari-ari itu ditanam.

Karena alasan ini pula, tradisi Manganggap dianggap sangat penting bagi masyarakat suku Batak Toba

Dalam praktiknya, tradisi Manganggap tidak hanya bicara soal bagaimana warga begadang sambil jaga malam.

Baca juga: Mengenal Tradisi Panjopputan di Kalangan Petani Kabupaten Labuhanbatu Utara

Namun, dalam pelaksanaan Manganggap ini, ada fungsi sosial yang terkandung di dalamnya.

Dengan adanya kegiatan ini, maka hubungan antar anggota komunitas di satu desa akan terjalin lebih erat.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved