Pemilu 2024

Penjelasan PSI Sumut soal Gejolak di Siantar hingga 8 Caleg Mundur, Ada yang Dukung Anies Baswedan

Riak-riak ini bermula dari keputusan DPW PSI Sumut melakukan pergantian Samuel Azarya Sianturi sebagai Ketua DPD PSI Siantar.

Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Juang Naibaho
HO
Ketua PSI Sumut Nezar saat datang ke kantor Tribun Medan beberapa waktu lalu. Nezar mengatakan siap mendukung penuh Ijeck untuk maju Pilgub 2024 mendatang. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Pematang Siantar bergejolak.

Riak-riak ini bermula dari keputusan DPW PSI Sumut melakukan pergantian Samuel Azarya Sianturi sebagai Ketua DPD PSI Siantar.

Imbas dari keadaan itu, sejumlah caleg dari PSI Siantar berniat mengundurkan diri.

Samuel dan orang tuanya Horas Sianturi yang merupakan kader dan juga caleg PSI untuk DPRD Kota Pematang Siantar, merasa pencopotan tersebut bentuk kediktatoran DPW PSI Sumut.

Mereka lalu menginisiasi gerakan bersama beberapa kader PSI untuk hengkang sebagai caleg.

Ketua DPW PSI Sumut Nezar Djoeli mengatakan, keputusan menganti Samuel sebagai Ketua PSI Siantar berdasarkan penilaian kinerja yang dilakukan selama ini.

"Sekarang gini, kira-kira pada bulan Januari lalu sudah beri instruksi kepada DPD agar dirapikan struktur kecamatan hingga ranting PSI. Itu sudah sejak Januari. Tapi tidak selesai di Siantar tidak ada progres yang terbentuk," kata Nezar kepada Tribunmedan.com, Senin (27/11/2023).

Baca juga: PSI Siantar Bergejolak, 8 Caleg Mengundurkan Diri, Horas Sianturi: Bro Kaesang Harus Belajar

Nezar mengatakan, PSI Siantar tidak menjalankan aturan dan perintah partai. Bahkan pihak kesulitan untuk menjalin komunikasi dengan Samuel.

"Kita tidak bisa menghubungi, dikontak tidak jawab. Usai susun caleg, kita lewatkan, kita buat progres pembuatan ranting, tidak juga dilakukan, kita beri peringatan kedua, tidak respons. Kita panggil ke DPW mereka juga tidak datang," ujar Nezar.

Nezar pun membantah pernyataan Horas Sianturi yang menyebutnya semena-mena dengan melakukan pergantian terhadap anaknya.

Menurut Nezar, PSI telah melakukan mengambil keputusan sesuai tahapan organisasi.

"Ini surat-surat semua ada. Dan keputusan yang diambil DPP itu atas rekomendasi DPW, kan di sini bukan saya saja. Rapat internal sudah, kita panggil rapat tidak datang juga, ketua di sana Samuel. Horas tidak kenal, yang kenal itu Samuel. Sekretaris menyatakan sikap mendukung terhadap pengurusan yang baru. Apa yang mereka lakukan merupakan kader-kader yang tidak memiliki DNA PSI," kata Nezar.

Selain kinerja PSI Siantar, Nezar menyebut, Horas Sianturi yang merupakan kader PSI sekaligus ayah Samuel secara diam-diam memberikan dukungan terhadap presiden Anies Baswedan.

Hal itu diketahui saat Horas Sianturi menyambut kedatangan Anies Baswedan bersama beberapa pendeta di Siantar.

Saat itu Horas sempat berinteraksi dan menyampaikan dukungan terhadap Anies Baswedan.

Nezar pun mengaku mendapatkan informasi tersebut dan hal itu turut menjadi pertimbangan pergantian Samuel.

"Mereka anggap ini perseteruan padahal tidak. Horas Sianturi terindikasi berafiliasi mendukung pencalonan yang bukan kader partai. Mengatasnamakan masyarakat gereja yang mendukung presiden lainnya," kata Nezar.

"Bohong bilang dia tidak tahu. Jadi di Siantar tidak membentuk ranting, tanda-tanda kehidupan PSI di Siantar tidak ada, tidak ada baliho, gambar partai, Popdar Daerah. Ini catatan bagi kami," tutup Nezar.

(cr17/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved