Berita Viral
Alat Vitalnya Pecah, Aldi Sahilatua Nababan Dituduh Gay, Keluarga dan Teman-temannya Murka
Alat vitalnya pecah saat ditemukan mengenaskan di kamar kosannya, di Bali. Kini, Aldi Sahilatua Nababan dituduh gay
Padahal kala itu pihak kepolisian belum melakukan olah TKP.
Saat itu Eva mengklaim bahwa yang meminta agar kamar Aldi dibersihkan adalah pemilik kos.
"Kak Eva Nababan yang selalu berkomunikasi dari awal, bahkan mayat masih di rumah sakit, dia sudah membahas 'itu bapak kos sudah mendesak (untuk membersihkan TKP) karena harus dilakukan upacara secepatnya
Kalau memang kalian bersedia biar kami gaji, mumpung ada orang biar dibersihkan (TKP) kamarnya'," pungkas Monalisa.
Namun saat dikonfirmasi ke pemilik kos, keluarga terkejut dengan keterangan Eva.
Ternyata pemilik kos tak pernah mendesak siapapun agar kamar Aldi dibersihkan.
Pemilik kos malah menunggu polisi guna melakukan olah TKP kasus kematian Aldi.
"Setelah kita menghubungi pihak bapak kos, bahkan bapak kos enggak ada menyentuh apapun. Bapak kos masih menunggu polisi karena masih ada garis polisi. Jadi berbeda konfirmasi dari Kak Eva dengan bapak kos," kata Monalisa.
Kedua, keluarga curiga dengan Eva Nababan karena jadi sosok pertama yang menyebut Aldi meninggal dunia karena mengakhiri hidup.
Padahal saat itu pihak kepolisian pun belum memberikan keterangan apa-apa terkait kematian Aldi.
"Pada saat jam 9 pagi kita terima info dari polisi kalau si almarhum meninggal. Sekitar jam 1 sampai jam 3, ada konfirmasi dari Kak Eva, meyakinkan si adek ini (Aldi) memang betul meninggal dengan keadaan bunuh diri," ucap Monalisa.
Selanjutnya, keluarga curiga dengan Eva karena mengklaim tahu pesan terakhir dari Aldi untuk keluarga.
Sembari menunjukkan bukti foto, Eva mengaku tahu catatan kematian Aldi di ponselnya.
Hingga akhirnya terungkap isi ponsel almarhum Aldi yang ternyata menyimpan pesan terakhir untuk sang mama.
"Si adek (Aldi) meninggalkan pesan terakhir. Pesan terakhirnya di folder, disimpan di sana menggunakan bahasa batak pesan untuk mama. Tapi janggalnya, kalau Aldi menulis tidak persis di catatan ini, kosa kata, penempatan bahasa batak ini seperti terjemahan," pungkas Monalisa.
"Kak Eva ini punya bukti, dia foto HP Aldi ada sama dia dan ada catatan itu. Kenapa barang bukti ada sama orang lain, kenapa dia bisa sampai memfotokan?," sambungnya.
Heran dengan tabiat Eva, Monalisa pun curiga.
Terlebih setelah kematian Aldi, Eva disinyalir punya akses bebas mengecek ponsel Aldi yang harusnya jadi ranah penyelidikan kepolisian.
"(Monalisa tanya ke Eva) 'ini HP siapa?' (kata Eva) 'itu HP Aldi, kami disuruh polisi menerjemahkan. Sudah kami cek juga di aplikasi si Aldi ini dia chat sama siapa aja'. Berarti sebebas itu dia mengakses," ungkap Monalisa.
"HP itu ditemukan dicharger di dalam kos dan tanpa ada kunci HP ini. Kenapa ada HP sama Eva, (kata Eva) karena disuruh polisi menerjemahkan. Seharusnya kalau pun disuruh menerjemahkan, enggak mungkin difoto (HP Aldi), dipegang," sambungnya.
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.