Breaking News

Viral Medsos

BENARKAH Iriana Tak Melayat Mertuanya? Berikut Diduga Potret Iriana-Jokowi saat Antar Jenazah Ibunda

Hubungan Jokowi dan PDIP seperti diketahui kian merenggang, apalagi setelah putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka jadi Cawapres Prabowo.

|
Editor: AbdiTumanggor
Tribunnews
PRESIDEN JOKOWI-IRIANA-DAN ANAK-ANAKNYA ANTAR JENAZAH ibunda Presiden Joko Widodo (Jokowi), Sujiatmi Notomiharjo tiba di pemakaman keluarga di Mundu, di Kabupaten Karanganyar, Kamis (26/3/2020) sekitar pukul 12.55 WIB. Gibran Rakabuming Raka membawa foto sang nenek. Sementara Presiden Jokowi didampingi Iriana Jokowi juga terlihat sekitar ambulans yang membawa jenazah sang Bunda dari rumah duka. (Tribunnews) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan PDIP seperti diketahui kian merenggang, apalagi setelah putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Terkait hal kerengganan itu, mantan Wali Kota Solo yang sekaligus Ketua DPC PDI Perjuangan (PDIP) Solo FX Hadi Rudyatmo alias FX Rudy mencoba membeberkan "pisah jalan" Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketum PDIP.

Menurut FX Rudy, "pisah jalan" Presiden Jokowi dan Megawati Soekarnoputri bukanlah soal ketersinggungan label petugas partai.

"Bukan soal sakit hati dengan sebutan petugas partai. Yang sebetulnya persoalannya bukan itu," kata FX Rudy, Kamis (30/1/2023) kemarin.

Menurut FX Rudy, Jokowi dan PDIP memulai merenggang ketika permintaan sang presiden ditolak oleh Megawati Soekarnoputri.

FX Rudy mencatat, setidaknya ada dua momen ketika Jokowi sempat meminta perpanjangan masa jabatan kepada Megawati.

"Yang pertama minta perpanjangan, minta tiga periode. Mbak Mega itu orang ataupun ketua umum yang taat dan patuh terhadap konstitusi," ujarnya.

Kemudian, sambung FX Rudy, Jokowi sempat menyampaikan permintaan, jika tak bisa tiga periode, adalah perpanjangan masa kekuasaan.

"Kedua, Pak Jokowi meminta, kalau tidak bisa tiga periode, adanya perpanjangan karena pandemi Covid19. Padahal, Covid itu bukan hanya permasalahan Indonesia, melainkan dunia".

Megawati dan PDIP, kata Rudy, tak bisa mendukung langkah Jokowi karena menganggap Indonesia bukan negara kerajaan.

"Kita rakyat Indonesia harus bisa menilai bahwa Indonesia ini Negara Kesatuan Republik Indonesia bukan negara kerajaan," tuturnya.

Sebut era Jokowi lebih buruk daripada Rezim Orde Baru

Masih dalam kesempatan itu, FX Rudy menyebutkan penguasa kini telah menjadi Neo Orde Baru Plus karena dinilai bertindak lebih buruk dari rezim Orde Baru Presiden Soeharto dulu.

Bahkan, FX Rudy kurang setuju dengan pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyebutkan pengusaha kini bertindak seperti Orde Baru.

"Saya kalau menyampaikan, bukan Orde Baru, [tapi] Neo Orde Baru Plus," kata Rudy kepada wartawan.

"Kalau Pak Harto masih baik-baik saja cara mengancamnya, tidak seperti sekarang. Intimidasi ya nggak terang-terangan kayak begini, dari institusi perintah ke bawah dan sebagainya nggak seperti itu dulu," ujar FX Rudy kepada wartawan di Jakarta, Rabu (29/11/2023).

Saat ditanya, intimidasi seperti apa, FX Rudy mempersilakan wartawan bertanya kepada pihak-pihak yang diintimidasi. Sebab, ia sendiri mengaku tak mendapatkan ancaman dari penguasa yang disebutnya sebagai Neo Orde Baru Plus itu.

"Neo Orde Baru Plus, ya semua kekuasaan yang dimiliki sekarang ini dipergunakan dengan segala cara yang tidak beretika," ujar FX Rudy.

"Ya tanya yang diancam. Kalo saya yang diancam, pasti saya buka," katanya.

"Jadi kemarin saya sampaikan 'Ojo Adigang, Adigung, Adiguno' tapi ojo-nya ilang. Jadi adigang, adigung, adiguno artinya berkuasa segala sesuatunya akan saya pergunakan untuk kepentingan diri saya sendiri," katanya.

Sebagai informasi, slogan "Ojo Adigang, Adigung, Adiguno" sendiri merupakan prinsip dalam pergaulan Jawa.

Jika diartikan memiliki arti "Jangan Merasa Paling Kuat", "Jangan Merasa Paling Besar", dan "Jangan Merasa Paling Pandai".

Tolak tawaran posisi Wamen PUPR

Masih dalam kesempatan yang sama, FX Rudy mengungkap jika dirinya pernah ditawari jadi Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Wamen PUPR).

Tawaran itu disampaikan langsung Gibran Rakabuming Raka di Loji Gandrung (Rumah Dinas Wali Kota Solo) pada tahun 2020 silam.

“Mas Gibran datang sendiri menegaskan mau nggak dilantik jadi Wakil Menteri PUPR,” ungkap Rudy.

Namun, Rudyatmo dengan tegas menolak tawaran itu dan lebih memilih kembali menjadi tukang las setelah tak lagi menjabat sebagai orang nomor satu di Kota Solo.

“Mboten mas, kulo tak balik dadi tukang las mawon (Tidak mas, saya kembali lagi jadi tukang las saja),” kata Rudyatmo menjawab tawaran Gibran ketika itu.

Ia mengungkapkan alasannya kenapa ia menolak tawaran tersebut. Menurutnya, ia lebih memilih persahabatan daripada jabatan.

“Saya sudah sampaikan bahwa saya lebih mementingkan persahabatan daripada sebuah jabatan,” ujarnya.

Rudy mengatakan ia tak mau dicap sebagai pengkhianat jika menerima tawaran yang disampaikan Gibran itu.

“Nanti Pak Pur (Achmad Purnomo ) pasti sakit hati dan menilai ternyata Rudy barter menjadikan Mas Gibran-Teguh jadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo,” lanjutnya.

Hingga berita ini ditayangkan, Tribunnews masih mencoba meminta tanggapan dari pihak Jokowi terkait pernyataan FX Rudy ini.

keluarga jokowi di pemakaman ibunda
PRESIDEN JOKOWI-IRIANA-DAN ANAK-ANAKNYA ANTAR JENAZAH ibunda Presiden Joko Widodo (Jokowi), Sujiatmi Notomiharjo tiba di pemakaman keluarga di Mundu, di Kabupaten Karanganyar, Kamis (26/3/2020) sekitar pukul 12.55 WIB. Gibran Rakabuming Raka membawa foto sang nenek. Sementara Presiden Jokowi didampingi Iriana Jokowi juga terlihat sekitar ambulans yang membawa jenazah sang Bunda dari rumah duka. (Tribunnews)

FX Rudy Sebut Iriana Tak Hargai sang Mertua

Sebelumnya, FX Rudy mengaku pihaknya sakit hati dengan pernyataan Iriana Jokowi yang kecewa suaminya dihina dengan sebutan petugas partai.

Pasalnya, hal inilah yang dinilai banyak pihak menjadi pangkal perpisahan Jokowi dengan PDIP.

FX Rudy membantah isu itu yang menjadi awal persoalan Jokowi dan PDIP.

Ia menjelaskan, petugas partai berarti sama dengan petugas rakyat.

"Saya agak sakit hati karena Bu Iriana menyampaikan bahwa kecewa dengan Pak Jokowi dihina sebagai petugas partai," katanya.

Namun, FX Rudy, mengaku bisa "memaklumi" sikap Iriana tersebut, lantaran sang ibu negara itu juga tak hadir saat ibunda Jokowi, Sudjiatmi, meninggal pada 20 Maret 2020.

"Kalau saya menilainya biasa dengan Bu Iriana kok. Mbak Mega itu kan bukan siapa-siapanya dia. Wong mertuanya (ibunda Jokowi) meninggal aja enggak ngelayat kok," ujarnya.

Menurut Rudy, narasi yang disampaikan di media, tidak sama dengan hal yang terjadi di dalam rumah tangga Iriana sendiri.

"Ibunya Pak Jokowi meninggal dunia aja (Iriana) enggak melayat kok, sampai tahlilan terakhir seribu hari enggak hadir," ujarnya.

Oleh karena itu, ia melanjutkan, jika mengingat Iriana tak menghormati mertuanya, pihaknya tak perlu sakit hati. "Wajar, mertuanya sendiri aja tidak dihargai, dihormati. Padahal (dia) yang membesarkan Pak Joko Widodo sehingga bisa menjadi presiden. Kalau Pak Joko Widodo enggak jadi presiden kan, (dia) juga tidak jadi ibu negara," katanya.

Respon Dua Anak Presiden Jokowi

Di sisi lain, dua putra Jokowi, Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep memberi respons atas pernyataan FX Rudy yang menyebut Iriana tak melayat saat sang mertua meninggal dunia.

Saat ditanya tanggapannya oleh wartawan, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming justru bertanya balik, kapan sang ibu, Iriana, mengatakan hal tersebut.

Gibran Rakabuming Raka heran, bahwa Iriana Jokowi tidak pernah bicara tentang kecewa suaminya dihina dengan sebutan petugas partai. Hal inilah yang dinilai banyak pihak menjadi pangkal perpisahan Jokowi dengan PDIP. Wali Kota Solo itu pun minta rekaman video pernyataan tersebut, kalau memang ada.

"Ha? Memang ibu saya pernah bicara seperti itu? Ha, kapan bicara seperti itu ibu saya?" kata Gibran ketika ditemui di Balai Kota Solo, Kamis (30/11/2023).

Gibran sendiri heran dengan pernyataan itu. Makanya, ia meminta awak media untuk menunjukkan video tersebut untuk melihat apakah ibunya pernah berbicara seperti itu atau tidak.

"Lha iya yang saya tanyakan ibu saya, ibu saya bicara apa. Aku yo bingung ibuku ratau ngomong ngono kok (aku ya bingung, ibuku nggak pernah bilang gitu kok). Kalau ada videonya saya lihat, ya," ungkapnya.

Ditanya soal FX Rudy yang mengatakan Iriana tidak melayat saat Ibunda Jokowi Sudjiatmi meninggal, Gibran meminta agar wartawan tak mengurusi gosip.

"Opo to (apa to). Nggak usah ngurusin gosip-gosip gitu lah ya. Enggak kalau ada statemen-statemen saya coba lihat videonya. Mosok saya menanggapi yang kayak gitu," katanya mengakhiri.

Selang sehari setelah respons Gibran, giliran sang adik yang juga Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep merespons soal pernyataan Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo yang menyinggung urusan rumah tangga orangtuanya. Kaesang mengatakan bahwa tidak mau mengurusi pernyataan FX Rudy.

"Sudahlah orang kayak begitu enggak usah diurusi. Sudah," kata Kaesang si kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Jumat (1/12/2023).

Kilas Balik Ritual Jawa 'brobosan' menghantarkan ibunda Jokowi ke peristirahatan terakhir.

Diketahui, Ibunda Presiden Jokowi meninggal dunia pada usia 77 tahun karena kanker yang telah dideritanya sejak empat tahun terakhir.

Ibunda Jokowi, Hj. Sujiatmi Notomiharjo meninggal dunia di Rumah Sakit Tentara (RST) Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, pada Rabu (25/3/2020) pukul 16.45 ,dan dimakamkan di pemakaman keluarga Mundu, Selokaton, Gondangrejo, Karanganyar pada Kamis (26/3/2020).

Dalam keterangan pers pada Rabu petang, Presiden Joko Widodo menyatakan sang ibu sudah empat tahun menderita sakit kanker. "Kita sudah berobat, kita semuanya sudah berikhtiar, berobat, terutamanya di RSPAD Gatot Subroto."

Sempat menunduk, lalu Presiden menambahkan, "Tetapi memang Allah SWT sudah menghendaki. Atas nama keluarga besar, saya ingin memohonkan doa agar dosa-dosanya diampuni Allah SWT dan khusnul khotimah."

pemakaman ibu jokowi tahun 2020
PRESIDEN JOKOWI-IRIANA-DAN ANAK-ANAKNYA ANTAR JENAZAH ibunda Presiden Joko Widodo (Jokowi), Sujiatmi Notomiharjo tiba di pemakaman keluarga di Mundu, di Kabupaten Karanganyar, Kamis (26/3/2020) sekitar pukul 12.55 WIB. Gibran Rakabuming Raka membawa foto sang nenek. Sementara Presiden Jokowi didampingi Iriana Jokowi juga terlihat sekitar ambulans yang membawa jenazah sang Bunda dari rumah duka. (BBC)

Ritual 'brobosan' antarkan jenazah, Iriana dampingi Jokowi

Prosesi pelepasan jenazah diawali dengan salat jenazah di Masjid Baiturrachman yang terletak tak jauh dari rumah duka.

Presiden Jokowi dan Iriana terlihat berjalan kaki di barisan paling depan, sedangkan putranya Gibran Rakabuming Raka ada di belakangnya dengan membawa foto sang nenek.

Usai disalatkan jenazah, jenazah dibawa kembali ke rumah duka. Setelah itu upacara prosesi pelepasan jenazah dilaksanakan.

Sebelum berangkat menuju tempat peristirahatan terakhirnya di makam keluarga, Jokowi dan keluarga melakukan ritual brobosan.

Dalam ritual tersebut, peti jenazah diangkat lalu anak dan cucu yang ditinggalkan berjalan menunduk di bawah peti.

Tradisi tersebut bertujuan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah.

Setelah itu, peti jenazah dimasukkan ke mobil untuk dibawa menuju makam.

Berdasaran tayangan dalam Program Breaking News Kompas TV, tampak jenazah dibawa ke luar lokasi pemakaman oleh delapan personil Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres).

Sebelumnya, jenazah Ibunda Jokowi sudah diberangkatkan dari rumah duka menuju pemakaman keluarga di Mundu, di Kabupaten Karanganyar, Kamis (26/3/2020).

Kemudian, jenazah Sujiatmi Notomiharjo tiba di pemakaman keluarga di Mundu, di Kabupaten Karanganyar, Kamis (26/3/2020) sekitar pukul 12.55 WIB.

Sejumlah pejabat layat ke rumah duka.

Sejumlah menteri dan pejabat tinggi negara melayat ke rumah duka di Solo, Kamis, 26 Maret 2020.

Para anggota Kabinet Indonesia Maju yang hadir melayat di antaranya Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mengenang Sujiatmi Notomiharjo merupakan sosok ibu yang sangat sederhana.

Bahkan, figur yang penuh sederhana itu juga menurun ke putranya, Presiden Jokowi.

"Saya hormat kepada Ibu Noto (panggilan ibu Jokowi) ini karena beliau itu tetap sederhana meskipun Pak Jokowi Presiden," kata Luhut usai melayat di rumah duka.

Protokol penanganan virus corona di rumah duka

Meninggalnya ibunda Presiden Jokowi berbarengan dengan wabah virus corona di Indonesia.

Melalui Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, Presiden mengarahkan agar para menteri tidak melayat ke rumah duka pun pemakaman ibunya.

Hanya ada dua orang menteri yang mendampingi Presiden Jokowi di Solo, yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan sempat berniat terbang ke Solo, namun kemudian diurungkan dan memutuskan salat ghaib dari rumah untuk almarhumah.

"Beliau minta agar almarhumah didoakan dari rumah masing-masing saja. Saya sendiri mengimbau juga, sebaiknya bagi kaum Muslimin yang ingin mensalatkan janazahnya dilakukan dengan salat ghaib saja dari rumah," kata Mahfud.

Wartawan Fajar Sodiq yang melaporkan untuk BBC Indonesia menggambarkan para tamu yang ingin melayat harus melalui pemeriksaan dan pengecekan berlapis seperti cek suhu badan, mengoleskan hand sanitizer serta melalui alat penyemprot disinfektan yang dipasang menuju rumah duka.

Tak hanya itu, petugas paspampres juga meminta kepada wartawan maupun tamu yang akan ke rumah duka untuk menjaga jarak antara satu dengan lainnya.

Petugas kesehatan juga membagikan masker.

Sementara itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo atas nama keluarga Presiden Joko Widodo meminta kepada masyarakat untuk mendoakan di rumah masing-masing.

Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadi kerumuman orang saat di lingkungan sekitar rumah duka.

"Tentu keluarga sangat bahagia, senang dan sangat menghormati jika warga masyarakat semuanya bisa mendoakan dari rumah. Dan doa dari rumah, jauh sangat cukup sekali," kata Ganjar.

Ibunda Presiden Jokowi, Sujiatmi Notomiharjo dimakamkan pada Kamis (26/03) pukul 13.00 WIB di pemakaman keluarga yang terletak di Dukuh Mandu, Desa Nolligaten, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

(*/tribun-medan.com/tribunnews.com/bbc news)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter    

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Artikel ini sebagian telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved