Siswa MAN 1 Medan Dibully
Beredar Video Siswa MAN 1 Medan Korban Bully Malah Ngaku Geng Motor, Ayah Korban : Dipaksa
Mengenakan seragam sekolah ditutup jaket sweater hoodie, MHD menyatakan tidak akan memperpanjang masalah tersebut, apalagi sampai melapor Polisi.
Penulis: Fredy Santoso | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Bikin heboh di media sosial video pengakuan MHD (14) siswa MAN 1 Medan, korban dugaan penyiksaan yang menyebut dirinya merupakan salah satu anggota komunitas geng motor di Kota Medan.
Ada dua pernyataan yang dikatakannya, yakni meminta maaf lantaran ia dan rekannya telah menyerang dan menculik seseorang berinisial S dan menyebut tidak akan membawa permasalahan ini ke pihak berwajib.
Mengenakan seragam sekolah ditutup jaket sweater hoodie, MHD menyatakan tidak akan memperpanjang masalah tersebut, apalagi sampai melapor Polisi.
Namun demikian belum diketahui apa alasan Habib menyatakan tidak melapor polisi, sedang pada pernyataan awal dia lah yang menyerang dan menculik.

"Yang bernama Muhammad Habib Dalimunthe anggota komunitas geng motor Wardi dengan ini menyatakan setulus hati dan sadar, saya meminta maaf kepada saudara Satria atas perilaku penyerangan dan penculikan oleh Wardi terhadap saudara Satria. Dan saya tidak akan memperpanjang masalah ini kepada pihak berwajib,"kata korban dari video singkat yang diterima Tribun-medan.com, Kamis (30/11/2023).
Ayah korban, Rahmat, saat dikonfirmasi membenarkan di dalam rekaman itu merupakan anaknya.
Namun dia menyebut video itu dibuat di hari yang sama pada 23 November lalu, beberapa saat setelah anaknya diculik dan disiksa oleh para pelaku.
Ia pun menyatakan anaknya diintimidasi dan dipaksa saat direkam sembari memberi pengakuan.
"Setelah disiksa disuruh membuat video pernyataan oleh si Fauzie. Jaket yang dia pakai adalah jaket yang sama saat dia dibawa ke rumah sakit. Itu dipaksa. kan kelihatan wajahnya bengkak. Kesannya diviralkan supaya dia anggota geng. Bukan video terbaru, bohong mereka," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang siswa SMA kelas 1 bernama Muhammad Habib (14), pelajar di MAN 1 Medan menjadi korban dugaan penyiksaan oleh teman satu sekolah dan kakak kelas yang sudah alumni.
Ia dipukuli, disuruh memakan sendal berlumpur, makan daun mangga dan dipaksa meminum air yang sudah diludahi sekitar 20 orang.
Bukan cuma itu, punggung telapak tangannya juga disundut menggunakan kunci berbahan besi yang dibakar terlebih dahulu menggunakan korek api.
Setelah dibakar, kunci sepeda motor panas tadi ditempelkan ke tangan dan dibentuk huruf PA hingga melepuh.
Ayah korban, Rahmat Dalimunthe (49) mengatakan, peristiwa ini terjadi pada Kamis, (23/11/2023) lalu.
Dari keterangan yang didapat, saat itu anaknya bersekolah seperti biasa. Namun karena ada persiapan menjelang hari guru, maka korban permisi keluar sebentar mengendarai sepeda motor.
Di tengah perjalanan tiba-tiba anaknya dicegat dan dipiting oleh teman satu sekolahnya bernama Alfi Syahri Ramadhan.
Setelah itu ia dibawa ke sebuah tempat yang sudah ada beberapa orang lain menunggu. Sementara Alfi, yang membawa korban langsung pergi.
Lalu korban dibawa pergi kembali ke sebuah tempat. Disinilah ia mengalami dugaan penyiksaan yang dilakukan oleh Fauzie Alrasyid Siregar, alumni MAN 1 Medan, yang kini disebut berkuliah di UINSU Medan.
"Pertama di telapak tangan, kedua di punggung tangan diolesi minyak Karo setelah itu dibakar kunci sepeda motor menggunakan mancis dan dicap kan ke tangan Habib berbentuk P dan A,"kata Rahmat, ayah korban, Sabtu (25/11/2023).
Menurut informasi yang didapat keluarga korban dan teman-temannya, huruf PA yang dicap ke tangan korban menggunakan besi panas merupakan singkatan dari sebuah geng.
Geng ini disinyalir sebagai gerombolan geng motor berisikan anak sekolah dan alumni MAN 1 Medan.

"Saya tanya PA itu ternyata sebuah geng bernama Parman Abadi, yang diketuai oleh Fauzi."
Ayah korban telah membuat laporan resmi ke Polrestabes Medan pada Kamis (23/11/2023) malam.
Saat itu juga Polisi dan keluarga korban ikut melihat Polisi olah tempat kejadian perkara.
Rahmat berharap Polisi segera menangkap pelaku yang keji menyiksa anaknya.
"Harapan saya pelaku harus ditangkap dan dihukum sesuai dengan perbuatannya di atas 5 tahun. Harapan saya lagi supaya menjadi efek terjerat bagi alumni-alumni yang membuka geng geng kejahatan. Pelakunya Fauzi dan kawan-kawannya."
(Cr25/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.