Berita Viral

VIRAL Ngaku Cuma Bisa Minum Air Putih, Nenek Ini Sudah 50 Tahun tak Makan, Mual Cium Bau Makanan

Seorang nenek mengaku sudah 50 tahun tak makan makanan padat. Nenek berusia 75 tahun itu malah merasa mual saat makan.

Editor: Liska Rahayu
Tribun Trends
Ngaku Cuma Bisa Minum Air Putih, Nenek Ini Sudah 50 Tahun tak Makan, Mual Cium Bau Makanan 

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang nenek mengaku sudah 50 tahun tak makan makanan padat.

Nenek berusia 75 tahun itu malah merasa mual saat makan.

Kisah langka ini terjadi di Vietnam.

Oleh karena itu, satu-satunya cara bertahan hidup adalah minum air putih.

Ia juga meminum minuman ringan bergula.

Dilansir dari Tribuntrends.com, nenek itu bernama Bui Thi Loi, yang berasal dari komune Loc Ninh, di Provinsi Quang Binh, Vietnam.

Ia bersikeras telah hidup dengan air dan minuman ringan selama setengah abad dan tidak pernah menginginkan makanan padat.

Bui menceritakan awal mula dirinya bisa tak pernah makan lagi.

Itu berawal pada 1963 ketika ia tersambar petir saat bersama beberapa perempuan lainnya mendaki gunung untuk merawat tentara yang terluka selama perang.

Saat itu ia pingsan berhari-hari tanpa ada asupan makanan masuk ke tubuhnya.

Ia pun diberi minuman manis oleh teman-temannya.

Beberapa tahun setelah kejadian sambaran petir, Bui tetap makan makanan padat, terutama buah-buahan, karena keluarga dan teman-temannya menyuruhnya.

Ngaku Cuma Bisa Minum Air Putih, Nenek Ini Sudah 50 Tahun tak Makan, Mual Cium Bau Makanan
Ngaku Cuma Bisa Minum Air Putih, Nenek Ini Sudah 50 Tahun tak Makan, Mual Cium Bau Makanan (Tribun Trends)

Namun, dia tidak pernah benar-benar merasa perlu untuk makanan seperti itu.

"Pada 1970, dia mulai menghindari makanan padat untuk seterusnya, hanya mengandalkan air dan minuman ringan untuk bertahan hidup," demikian tulis Dantri, dikutip dari Oddity Central, Kamis (31/11/2023).

Kulkas dan dapur nenek itu lantas dipenuhi air mineral dan minuman manis.

Sejak saat itu, ia merasa mual saat makan bahkan mencium bau makanan.

Karena pola makannya yang aneh, ia bahkan tidak pernah bisa menyusui anak-anaknya.

Ia harus meminta air susu ibu (ASI) dari orang lain.

Meskipun selalu memasak untuk anak-anaknya, Bui mengatakan dirinya tidak pernah benar-benar makan masakannya sendiri.

Kini, setelah anak-anaknya tumbuh besar dan pindah rumah, dapurnya mulai berdebu.

Komentar Dokter

Dokter dari Departemen Gizi Rumah Sakit Persahabatan Vietnam-Kuba di Dong Hoi menyatakan bahwa meskipun minuman ringan bergula dapat memberikan energi cepat dan mendukung pencernaan, pengonsumsiannya berlebihan dapat menyebabkan risiko kesehatan serius seperti obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit kardiovaskular.

Kasus Bui Thi Loi yang menjadi viral di Vietnam menyoroti dampak potensial negatif dari konsumsi minuman ringan.

Sementara dalam sejarah, masyarakat Vietnam pernah dihebohkan dengan pengakuan seseorang yang tidak tidur selama 60 tahun.

Warga itu bernama Thai Ngoc, seorang petani berusia 80 tahun.

Namun, sebagai catatan, dalam kedua kasus tersebut, klaim itu belum diverifikasi secara ilmiah, karena saat ini hanya didukung oleh laporan saksi.

Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Tidak Makan Seharian?

Dilansir dari Kompas.com, tidak makan seharian, tentu akan menimbulkan efek tertentu bagi tubuh.

Pasalnya, tubuh kita membutuhkan asupan makanan untuk mendapatkan pasokan energi.

Makanan yang kita konsumsi juga sangat memengaruhi kondisi kesehatan tubuh.

Efek tidak makan seharian, yang dalam konteks ini mencakup konsumsi air bebas kalori seperti air mineral, dapat diamati melalui proses tubuh.

Menurut Healthline, dalam 24 jam pertama tanpa makan, tubuh memasuki periode puasa di mana delapan jam pertama masih didedikasikan untuk mencerna asupan makanan sebelumnya.

Selama periode ini, tubuh menggunakan glukosa yang disimpan sebagai sumber energi dan terus berfungsi seolah-olah sedang mendapatkan asupan makanan.

Setelah melewati delapan jam tanpa makan, tubuh mulai beralih menggunakan lemak yang tersimpan sebagai sumber energi.

Proses ini mencerminkan adaptasi tubuh untuk mengatasi kekurangan asupan makanan dalam periode waktu yang lebih panjang.

Tubuh akan terus memanfaatkan lemak yang tersimpan sebagai sumber energi sepanjang periode puasa 24 jam.

Namun, melebihi 24 jam tanpa makan dapat mengakibatkan tubuh menggunakan protein yang disimpan sebagai alternatif energi.

Meskipun puasa 24 jam mungkin berpotensi membantu menurunkan berat badan yang tidak sehat, tetapi juga memiliki risiko tersendiri.

Puasa berulang selama 24 jam dapat menimbulkan efek samping dan meningkatkan risiko komplikasi.

Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai metode diet khusus untuk memahami dampaknya pada kesehatan secara keseluruhan.

(*/TRIBUN-MEDAN.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter  

 

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved