Tribun Wiki
Profil Gunung Marapi Sumbar yang Meletus dan Sering Dikira Gunung Merapi di Jawa
Gunung Marapi di Sumatera Barat sering disalahsangka sebagai Gunung Merapi di Jawa Tengah. Simak penjelasannya
TRIBUN-MEDAN.COM,- Gunung Marapi yang ada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat baru saja meletus pada Minggu (3/11/2023) kemarin.
Sejak Gunung Marapi ini meletus, tak sedikit warga yang salah sangka.
Banyak yang mengira bahwa gunung berapi yang meletus itu berada di Jawa Tengah.
Sebab, dari namanya memang agak mirip.
Baca juga: SOSOK Zhafirah Wanita Minta Tolong Usai Jadi Korban Erupsi Gunung Marapi, Begini Kondisinya Kini
Jika gunung yang meletus ini dinamai Marapi (dalam bahasa Minang), sedangkan gunung di Jawa bernama Merapi.
Gunung Marapi sendiri berada di ketinggian 2.891 mdpl.
Sedangkan Gunung Merapi yang ada di Pulau Jawa berada pada ketinggian 2.930 mdpl.
Sebagaimana Gunung Marapi di Sumatra Barat, Gunung Merapi di Pulau Jawa juga memiliki potensi kebencanaan yang tinggi.
Punya Sejumlah Kawah
Gunung Marapi yang ada di wilayah Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, dan Kotamadya Padang Panjang ini diketahui memiliki sejumlah kawah.
Dari catatan yang ada, kawah di Gunung Marapi diantaranya Kaldera Bancah, Kapundan Tuo, Kabun Bungo, Kapundan Bongso, dan Kawah Verbeek atau Kapundan Tengah.
Baca juga: DAFTAR NAMA Korban Erupsi Gunung Marapi di Agam Sumbar, 11 Ditemukan Meninggal dan 12 Masih Dicari
Sejak letusan di tahun 1987, letusannya sering terpusat di Kawah Verbeek.
Bahkan, letusannya kerap bersifat eksplosif yang disertai suara gemuruh dan lontaran pijar lava.
Rentetan Letusan Gunung Marapi
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sempat merilis data rentetan letusan Gunung Marapi di Sumatera Barat ini.
Menurut BNPB, pada 8 September 1830, terjadi letusan pertama yang mengeluarkan awan berbentuk kembang kol abu-abu kehitaman dengan ketebalan 1.500 m di atas kawahnya, disertai dengan suara gemuruh.
Kemudian, terjadi letusan susulan pada 30 April 1979.
Saat itu, dilaporkan 60 orang meninggal dunia, dan dilaporkan ada 19 orang pekerja penyelamat terperangkap oleh tanah longsor.
Baca juga: UPDATE Erupsi Gunung Marapi: 11 Pendaki Tewas di Puncak, 12 Lainnya Masih Dicari, 8 Alami Luka Bakar
Memasuki tahun 2011 hingga awal tahun 2014, Gunung Marapi menampakkan peningkatan aktivitasnya melalui letusan yang menyemburkan abu dan awan hitam.
Menurut catatan di akhir tahun 2011, semburan abu terbawa angin hingga mencapai Kabupaten Padang Pariaman.
Selanjutnya pada tanggal 26 Februari 2014, Gunung Marapi meletus pukul 16.15 WIB, melepaskan beberapa material hingga ke wilayah Kabupaten Agam dan Tanah Datar.
Adapun tanggal 7 Januari 2023, Gunung Marapi mengalami erupsi pada pukul 06.11 WIB.
Saat Gunung Merapi erupsi, diketahui ada sejumlah pendaki yang masih berkemah.
Padahal sebelumnya sudah ada imbauan kepada masyarakat, wisatawan maupun pendaki agar tidak mencapi puncak.
Baca juga: Gunung Marapi di Sumbar Meletus, 11 Pendaki Tewas, Terjebak Saat Erupsi, Evakuasi Berjalan Dramatis
75 Pendaki Dilaporkan Terjebak Letusan
Saat Gunung Marapi meletus, ada 75 pendaki yang dilaporkan terjebak dalam bencana alam ini.
Dari 75 pendaki itu, 49 diantaranya sudah berhasil dievakuasi.
Menurut laporan terakhir, masih ada 12 pendaki dan delapan jenazah yang belum dievakuasi.
"Masih ada 12 orang pendaki lagi yang masih dalam pencarian," kata Kepala Kantor SAR Kota Padang, Abdul Malik, dilansir dari Kompas.com.
Baca juga: Gunung Marapi Sumbar Erupsi, 40 Pendaki Terjebak di Puncak Gunung, Kondisi Belum Diketahui
Sementara itu, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumbar berhasil mengidentifikasi jenazah pendaki korban erupsi Gunung Marapi.
Ketiga jenazah itu diantaranya:
1. Nazatra Adzin Mufadal (22) asal Pekanbaru.
2. Muhammad Adan (21) asal Pekanbaru
3. Muhammad Teguh Amanda (20) asal Padang.
Berstatus Waspada Sejak Tahun 2011
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) pada level II atau waspada sejak 3 Agustus 2011.
Sayangnya, status ini diabaikan oleh para pendaki.
Kepala PVMBG Sumbar, Hendra Gunawan ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa Gunung Marapi berada pada level II (waspada) sejak 2011.
Baca juga: IDENTITAS 26 Pendaki Masih Terjebak dan 8 Orang Alami Luka Bakar Akibat Erupsi Gunung Marapi
"Betul," kata Hendra melalui pesan WhatsApp.
Dalam rilis tertulis itu, PVMBG menyatakan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Marapi pada awal tahun 2023 didominasi erupsi eksplosif yang berlangsung sejak 7 Januari 2023 sampai 20 Februari 2023 dengan tinggi kolom erupsi berkisar antara 75 hingga 1.000 meter dari puncak.
Selanjutnya erupsi berhenti dan aktivitas kegempaan lebih didominasi oleh gempa tektonik lokal dan tektonik jauh.
Sementara, tingkat aktivitas pada saat ini berada pada Level II (waspada) sejak 3 Agustus 2011.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.