Ayah Bunuh 4 Anaknya

Kasus Ayah Bunuh Empat Anaknya di Jagakarsa Jadi Perhatian Istana Negara: Rapuhnya Mental Keluarga

Kasus ayah bunuh empat anak mendapatkan perhatian dari Istana Negara. Pihak istana negara mengirim utusan untuk melihat kondisi yang terjadi di Jaga

KOLASE/TRIBUN MEDAN
Kejinya cara Panca Darmansyah (41) ayah pembunuh 4 anaknya di Jagakarsa, Jakarta Selatan. 

TRIBUN-MEDAN.com - Kasus ayah bunuh empat anak mendapatkan perhatian dari Istana Negara

Pihak istana negara mengirim utusan untuk melihat kondisi yang terjadi di Jagakarsa, Jakarta Selatan. 

Istana menyebut kasus ini sebagai fenomena mental yang rapuh di tengah masyarakat.

Pihak Istana sudah mengirim utusan ke lokasi terjadinya peristiwa itu di Jagarsa, Jakarta Selatan.

Melalui juru bicara Kantor Staf Presiden, Erlinda, pihak Istana menyoroti masalah sosial dalam keluarga hingga akhirnya pembunuhan ini terjadi.

Menurut dia, Istana prihatin dan bertanya-tanya soal fenomena sosial yang sedang terjadi di tengah masyarakat saat ini.

"Apakah ini terjadi karena KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) atau rapuhnya mental-mental para keluarga kita yang saat ini informasi berseliweran tanpa mereka harus bisa memfilter?" ucap Erlinda, dikutip Kompas.com dari kanal Youtube Kompas TV, Jumat (8/12/2023).

Baca juga: Guru dan Wali Murid Diduga Jadi Korban Pelecehan Kepsek, Berani Ngajak ke Hotel Hingga Minta Dicium

Baca juga: KENAPA Bisa Lolos Akad Nikah Pasangan Sesama Jenis Perempuan di Cianjur? Ini Penjelasan Kepala KUA

Di sisi lain, ia juga bertanya-tanya apakah harus ada kebijakan yang diperkuat, baik itu politik kebijakan maupun politik anggaran.

Kejadian ini, kata Erlinda, membuat pihak Istana sampai harus turun karena ini menjadi peringatan (warning) kepada masyarakat luas.

Erlinda menitipkan pesan kepada kepada siapa pun yang mengambil kebijakan untuk peduli pada anak, terlebih Indonesia bakal menghadapi fenomena bonus demografi.

"Tapi, pada saat anak mengalami kekerasan, kejahatan, dan tindak pidana, baik itu menjadi korban,

saksi atau pelaku, jangan harap kita bisa mendapatkan bonus demografi," ucap dia.

Erlinda, yang pernah menjadi komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), juga berharap Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menjadi momentum untuk memasukkan komponen anak dalam visi-misi mereka.

"Karena siapa pun yang akan terpilih, kita harus memberikan pesan kepada mereka yang terpilih (untuk peduli) tentang perempuan dan anak, sumber daya manusia, pendidikan dan kesehatan mental," ucap dia.

Panca resmi tersangka

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved