Viral Medsos
DPR AS Sahkan Penyelidikan Pemakzulan Presiden Joe Biden, Apa Kesalahannya?
Penyelidikan itu dilakukan untuk memeriksa apakah Biden mengambil keuntungan yang tidak semestinya dari bisnis luar negeri sang anak, Hunter Biden (53
TRIBUN-MEDAN.COM - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) mengesahkan penyelidikan pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden, Rabu (13/12/2023). Padahal, penyelidikan informal yang sudah berlangsung selama tiga bulan terakhir, tak menemukan bukti kesalahan Biden. Diketahui, Partai Republik menuding Biden menyalahgunakan kekuasaannya untuk melakukan korupsi dan menerima suap saat menjadi wakil presiden di pemerintahan Barack Obama. Tak hanya Biden, keluarganya juga ikut diseret dalam tudingan tersebut.
Dikutip dari AlJazeera, DPR AS yang dikuasai Partai Republik, memberikan 221 banding 212 suara untuk menyetujui penyelidikan tersebut. Penyelidikan itu dilakukan untuk memeriksa apakah Biden mengambil keuntungan yang tidak semestinya dari bisnis luar negeri sang anak, Hunter Biden (53).
Pemungutan suara soal penyelidikan pemakzulan berlangsung beberapa jam setelah Biden menolak panggilan untuk memberikan kesaksian secara tertutup.
"Kami tidak menganggap enteng tanggung jawab ini dan tidak akan berprasangka buruk terhadap hasil penyelidikan," kata Ketua Mike Johnson dan timnya dalam sebuah pernyataan setelah pemungutan suara. "Tapi, catatan pembuktian tidak mungkin diabaikan."
Donald Trump, yang akan kembali bertarung melawan Capres Demokrat di pemilu mendatang, mendorong sekutunya di Kongres untuk bergerak cepat dalam memakzulkan sang presiden. Desakan itu merupakan bagian dari seruan Trump yang lebih luas untuk membalas musuh politiknya itu. Tetapi, Gedung Putih menolak inisiatif itu karena tidak berdasarkan fakta dan bermotif politik. Di hari yang sama saat pemungutan suara digelar, anggota DPR AS dari Parati Demokrat bersatu menentang resolusi penyelidikan tersebut.
Mereka menyebutnya sebagai lelucon yang dilakukan pihak-pihak yang berseberangan untuk membalas dua dakwaan terhadap Trump. "Semua ini (penyelidikan pemakzulan terhadap Biden) adalah aksi politik yang ekstrem. Semua ini tidak memiliki kredibilitas, tidak memiliki legitimasi, dan tidak memiliki integritas. Ini hanya tontonan," kata perwakilan Partai Demokrat, Jim McGovern, dalam debat terbuka, dilansir AP.
Beberapa anggota DPR AS dari Partai Rebpublik, juga ragu-ragu melakukan pemungutan suara mengenai pemakzulan Biden karena takut akan dampak politik yang signifikan. Mereka yang ragu-ragu adalah yang berasal dari distrik yang terpecah secara politik. Tetapi, pemimpin Partai Republik telah menyatakan dalam beberapa pekan terakhir, resolusi itu hanya sebuah langkah dalam proses, bukan keputusan untuk memakzulkan Biden. Pernyataan itu tampaknya berhasil memenangkan hati-hati orang yang skeptis.
Beberapa jam sebelum pemungutan suara dilakukan, Senator Chuck Grassley mengakui penyelidikan pemakzulan terhadap Biden yang dilakukan Partai Republik tidak menghasilkan fakta apapun yang menunjukkan adanya kesalahan sang presiden. "Tidak ada bukti mengenai hal itu," kata Grassley, Rabu, dikutip dari News Republic.
"Saya hanya akan mengikuti fakta yang ada, dan fakta itu belum membawa saya ke titik di mana saya dapat mengatakan Presiden bersalah," lanjutnya, mengaitkan Biden dengan urusan bisnis putranya.
Sementara itu, Biden lewat pernyataan yang dirilis oleh Gedung Putih, mengecam disahkannya penyelidikan pemakzulan terhadap dirinya.
Biden menggambarkan hal tersebut sebagai "aksi politik" anggota DPR AS dari Partai Republik. "Alih-alih membantu membuat kehidupan warga Amerika lebih baik, mereka justru fokus menyerangs aya dengan kebohongan. Alih-alih melakukan pekerjaan mendesak yang perlu diselesaikan, mereka memilih membuang-buang waktunya untuk aksi politik yang tak berdasar, yang bahkan diakui oleh Partai Rebublik di Kongres bahwa tidak ada bukti," tuturnya, Kamis (14/12/2023).
Penyelidikan Pemakzulan Masih akan Berlangsung hingga 2024
Dengan DPR AS mengesahkan penyelidikan pemakzulan terhadap Hie Biden, maka penyelidikan itu akan berlangsung hingga 2024 mendatang. Hal ini dapat menimbulkan kesulitan besar bagi presiden di tengah tahun pemilu. Dalam jangka pendek, tindakan DPR ini memberikan tiga komite DPR yang dikuasai Partai Republik yang memimpin penyelidikan lebih banyak wewenang untuk mendapatkan dokumen dan memanggil saksi. Juga, bagi hakim untuk menegakkan permintaan tersebut.
Jika komite memutuskan untuk melanjutkan pemakzulan, seluruh anggota DPR akan melakukan pemungutan suara. Apabila mayoritas memilih ya, Biden akan dimakzulkan. Senat kemudian akan mengadakan persidangan dan memberikan suara apakah akan mencopot presiden dari jabatannya. Meskipun tiga presiden sebelumnya telah dimakzulkan oleh DPR, tidak ada presiden yang pernah dicopot dari jabatannya.
Lalu, apakah bisa Biden dicopot dari jabatannya?
REKAM JEJAK Brigjen Yusri Yunus, Daftar Jabatan Penting di Polri Pernah Diemban Yusri Yunus |
![]() |
---|
DUDUK PERKARA Oknum TNI Prada SA Ngamuk di Tempat Hiburan Malam, TNI AD Usut Asal Senjata Api |
![]() |
---|
SOSOK Brigjen Yusri Yunus Petinggi Polri Meninggal Tadi Malam, Yusri Rekan Seangkatan Kapolri |
![]() |
---|
Nasib Oknum Polisi M Yunus Tendang Pengendara, Kapolres Prabumulih Diminta Bertindak, Kronologinya |
![]() |
---|
Paniknya Pejabat Ini Tiba-tiba Didatangi Petugas dan Ditangkap, Puluhan Juta Uang di Bawah Meja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.