Berita Viral

FAKTA-fakta Pilu Kematian Awan, Bocah yang Dibanting Ayah Kandung, Dermawan Meskipun Kekurangan

Kepergian Awan, bocah yang tewas karena dibanting ayah kandungnya, ternyata menyisahkan duka bagi tetangga.

Editor: Liska Rahayu
Tribun Jakarta
FAKTA-fakta Pilu Kematian Awan, Bocah yang Dibanting Ayah Kandung, Dermawan Meskipun Kekurangan 

TRIBUN-MEDAN.com - Kepergian Awan, bocah yang tewas karena dibanting ayah kandungnya, ternyata menyisahkan duka bagi tetangga.

Bagaimana tidak, saat mengantar jenazah bocah 11 tahun tersebut, warga satu kampung di wilayah Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, menangis.

Warga masih tak percaya bocah kesayangan yang memiliki hati bak malaikat itu pergi untuk selamanya.

Bagaimana tidak, Awan meregang nyawa akibat dibanting sang ayah kandung, Usmanto alias Usman (43).

Bocah bernama lengkap Kurniawan itu meninggal dunia setelah dianiaya Usman pada Rabu (13/12/2023).

Pasca-kejadian tersebut, Usman pun resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan anak.

Baik Hati dan Suka Menolong

Kini, perasaan sedih masih menggelayuti relung siapapun yang mengenal Awal.

Terlebih tetangga dan petugas PPSU yang mengenal baik Awan.

Usut punya usut, Awan memiliki kepribadian yang membuat siapa saja yang dekat dengannya merasa senang.

Seperti yang diungkap Konedy, salah satu petugas PPSU wilayah Penjaringan yang mengenal baik mendiang Awan.

Dua tahun mengenal sosok Awan, Konedy sedih saat mendengar bocah polos itu meregang nyawa di tangan sang ayah kandung.

Konedy lantas mengurai sosok baik almarhum semasa hidup.

Ternyata Awan adalah bocah yang supel dan mudah akrab dengan siapapun. Bahkan Awan sering membantu pekerjaan petugas PPSU.

Maka tak heran jika Awan bersahabat dekat dengan mereka.

FAKTA-fakta Pilu Kematian Awan, Bocah yang Dibanting Ayah Kandung, Dermawan Meskipun Kekurangan
FAKTA-fakta Pilu Kematian Awan, Bocah yang Dibanting Ayah Kandung, Dermawan Meskipun Kekurangan (Tribun Jakarta)

"Sosoknya (Awan) anak yang baik, suka membantu, penurut. Dia tangannya enteng (suka membantu), dia suka masukin sampah, pegangin karung," ungkap Konedy dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Jakarta, Jumat (15/12/2023).

Tak cuma petugas PPSU, tetangganya pun sangat menyukai sosok Awan.

Hal tersebut diungkap istri Ketua RT setempat bernama Haria.

Wanita 39 tahun itu bersaksi atas kebaikan sosok Awan.

Kendati usianya masih belia, Awan tak ragu membantu tetangganya. Mulai dari membantu di hajatan hingga membelikan belanjaan tetangga.

Awan tak bersikap seperti bocah lainnya yang manja. Ia selalu sigap jika dimintai tolong oleh tetangganya.

"Selama ini dia (Awan) sering bantu warga sini. Misalnya 'tolong beliin ini', nanti dia berangkat terus dikasih uang buat jajan," ungkap Haria dikutip dari Kompas.com.

Tulang Punggung Keluarga

Selain itu, Awan juga dikenal sebagai sosok yang dewasa melebihi usianya.

Ya, Awan adalah tulang punggung keluarga yang membantu perekonomian orangtuanya.

Saban hari Awan selalu memberikan uang ke ibunya dari hasil membantu orang.

"Dia (Awan) kayak tulang punggung keluarga, dia mau bekerja untuk membantu keluarganya," ujar Haria.

Tak cuma uang, Awan juga selalu memberikan makanan yang diberikan oranglain ke keluarganya.

Almarhum semasa hidupnya selalu memprioritaskan ibu dan adiknya yang masih kecil.

Maka tak heran jika Awan sering diminta tolong oleh warga karena keuletannya dalam membantu.

"Misal dia dikasih uang atau makan sama orang, dia selalu bawa pulang kasih ke ibunya dan adiknya. Dia selalu prioritaskan ibunya," akui Haria.

Dermawan Meskipun Kekurangan

Tak cuma baik di lingkungan tetangga, Awan juga dikenal sebagai sosok yang dermawan.

Hal tersebut diakui petugas PPSU yang sering bertemu almarhum.

Meskipun hidup serba kekurangan, Awan tak ragu memberikan rezekinya ke orang lain.

Saat sedang berkumpul dengan petugas PPSU, Awan pernah membelikan air mineral dalam jumlah banyak.

Air mineral tersebut lalu ia berikan kepada petugas PPSU di kelurahan.

Kebaikan itulah yang membuat petugas PPSU berurai air mata saat kehilangan Awan.

"Sumpah dia baik banget sama kita-kita," akui Juanda, petugas PPSU.

Selain karena kebaikannya, Awan juga diingat karena cita-citanya yang besar.

Meski tergolong disabilitas dan putus sekolah, Awan mengaku ingin jadi sosok hebat di masa depan.

Harapan itu sempat diungkap Awan kepada petugas PPSU.

"Yang paling kita ingat dia itu senang kegiatan pemadam. Kalau ditanya cita-citanya mau jadi apa, katanya mau jadi pemadam," imbuh Konedy.

Tutupi Aib Pelaku

Kebaikan selanjutnya yang terpancar di diri Awan adalah soal tabiatnya yang enggan membongkar aib pelaku.

Usut punya usut, Awan bukan baru sekali mendapatkan perlakuan keji dari ayahnya.

Awan diduga pernah disiksa oleh sang ayah dalam bentuk lain.

Hal tersebut tampak saat petugas PPSU melihat bekas luka bakar di perut Awan beberapa waktu lalu.

"Dia (Awan orangnya) tertutup anaknya, kita yang nanya ada luka di perutnya bekas luka bakar. Di kepalanya banyak bekas luka," pungkas Konedy.

Tiap ditanya soal penyebab luka di tubuhnya, Awan selalu bungkam.

Dan kerap menjawab bahwa luka tersebut akibat kecerobohannya sendiri.

Mengingat hal tersebut, petugas PPSU baru tahu saat Awan telah meninggal dunia soal luka tersebut.

"Kalau ditanya (bekas luka) katanya (Awan) jatuh. Saya tanya luka bakar di perut, kan besar, (kata Awan) kena air panas," ungkap Konedy.

(*/TRIBUN-MEDAN.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

 

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved