Kepala Puskesmas Dituding Pungli

Kepala Puskesmas Disebut Arogan dan Berkata 'Mau T?ncek, Mau Ng?wek Kau', Ini Respons dr Andriana

Kasar kali ngomongnya. Apa pantas bilang sama anggota mau tonc*k kau ya?. Mau ngew*k kau?. Nggak ada etikanya sama anggota.

Penulis: Indra Gunawan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/HO
Kolase foto dr Andriana Gelda Sinurat, Kepala Puskesmas Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang yang dilaporkan anggotanya sendiri ke Pemkab. 

TRIBUN-MEDAN. com, LUBUKPAKAM - Puluhan pegawai Puskesmas Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang ramai-ramai membuat laporan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang dan ingin menumbangkan Kepala Puskesmas, dr Andriana Gelda Sinurat.

Dari 73 orang jumlah pegawai Puskesmas, ada 63 orang yang meneken tandatangan tidak suka dengan kepemimpinannya.

Mereka tidak tahan dengan kepemimpinan dr Adriana yang baru sekitar 5 bulan menjabat di Puskesmas karena kerap kali bersikap arogan dan berbahasa kasar kepada anggotanya.

Selain itu para pegawai juga tak tahan karena diduga adanya pungli.

Informasi yang dihimpun Tribun Medan, saat ini kasus di Puskesmas Sei Mencirim ini pun sudah ditangani oleh Inspektorat Deli Serdang.

Bahkan, sudah dibentuk tim khusus.

Puskesmas Sei Mencirim di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.
Puskesmas Sei Mencirim di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. (TRIBUN MEDAN/HO)

Sebab para pegawai Puskesmas juga membuat laporan ke Inspektorat awal November lalu.

Separuh dari pegawai yang membuat laporan secara tertulis juga sudah diambil keterangannya oleh Inspektorat.

"Untuk proses pemeriksaan sudah selesai. Kedua belah pihak baik pelapor dan terlapor sudah kita ambil keterangannya. Kalau dari pelapor ada 30 orang itu yang kita ambil keterangannya. Sudah kita siapkan LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan) dan sudah rampung. Tapi sebelum naik ke bupati kami mau gelar perkara dulu sama Pak Kadis (Kesehatan). Mau kami sampaikan dulu lah secara lisan," ujar anggota tim dari Inspektorat Alda Windra.

Alda mengatakan gelar perkara sedianya dilakukan pada Senin, (18/12/2023).

Namun karena Kadis Kesehatan sedang tugas di luar kota makanya belum jadi dilaksanakan gelar perkara.

MOSI TIDAK PERCAYA - Kolase foto, isi surat pernyataan tidak percaya para pegawai atas Kepala Puskesmas dr Andriana Gelda Sinurat yang diterima Tribun Medan, Selasa (19/12/2023).
MOSI TIDAK PERCAYA - Kolase foto, isi surat pernyataan tidak percaya para pegawai atas Kepala Puskesmas dr Andriana Gelda Sinurat yang diterima Tribun Medan, Selasa (19/12/2023). (TRIBUN MEDAN/HO)

Alda mengatakan dalam menindaklanjuti dan menangani pengaduan dari ASN mereka selalu bekerja secara profesional.

"Cuma memang butuh waktu kita, kan perlu kehati-hatian. Kalau pelapor sah-sah saja apapun yang mau dilaporkan. Boleh saja tapi kan kami harus menyikapi itu secara profesional. (Potensi sanksi) Sudah ada tapi mau diduskusikan. Kalau soal materi rekomendasi kami nggak bisa sampaikan," kata Alda.

Disinggung soal tudingan pungli yang sempat dituduhkan oleh para pegawai kepada Kapus dr Andriana Gelda Sinurat, Alda mengtakan belum bisa berkomentar banyak.

Alda hanya mengharapkan agar semua pihak dapat menjaga kondusivitas di lingkungan kerja.

Jangan sampai emosi malah menimbulkan masalah baru dan menjadi pidana.

Diharapkan tidak ada yang bermain fisik karena persoalan ketidakcocokan.

Pelayanan terhadap masyarakat harus tetap berjalan lancar.

Kolase foto dr Andriana Gelda Sinurat, Kepala Puskesmas Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang yang dilaporkan anggotanya sendiri ke Pemkab.
Kolase foto dr Andriana Gelda Sinurat, Kepala Puskesmas Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang yang dilaporkan anggotanya sendiri ke Pemkab. (TRIBUN MEDAN/HO)

"Intinya sabar, dalam waktu dekat hasil rekomendasi keluar. Kalau soal pungli kita lihat nanti lah, karena itu sudah bagian dari materi. Mudah-mudahan besok gelar perkaranya. Yang jelas kami sudah bekerja nggak usah khawatir dan sudah diselesaikan. Dalam waktu dekat kita sampaikan juga LHP pada Bupati," sebut Alda.

Beberapa orang pegawai Puskesmas Sei Mencirim sempat datang ke kantor Bupati Deli Serdang Senin, (18/12/2023) sore.

Mereka saat itu datang karena ingin bertemu dengan Asisten I, Citra Efendy Capah. Sejauh ini mereka menyebut masih belum puas dengan kinerja Inspektorat karena pengaduan yang mereka buat belum ada nampak tindak lanjutnya.

Saat diwawancarai beberapa pegawai Puskesmas pun menolak untuk dituliskan namanya.

Mereka juga sempat takut-takut ketika diwawancarai Tribun Medan.

Mereka hanya berharap agar pimpinan mereka itu bisa dicopot atau dipindahtugaskan.

"Kasar kali ngomongnya. Apa pantas bilang sama anggota mau tonc*k kau ya?. Mau ngew*k kau?. Nggak ada etikanya sama anggota. Kami dipungliin sama dia. Yang punya program kena pungli sama dia. Ada yang 900 ribu per orang dan beragamlah. Kami kecewa saja sama Inspektorat karena belum ada diberikan sanksi sampai sekarang," ucap pegawai Puskesmas.

Inilah Kapus di Deli Serdang yang Mau Ditumbangkan 63 Pegawai, Bantah Tudingan Anggota soal Pungli

dr Andriana Gelda Sinurat, Kepala Puskesmas Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang membantah tudingan yang disampaikan 63 anggotanya yang membuat laporan ke Pemkab Deli Serdang terkait ulahnya.

Selain dinilai arogan dan kerap kali berkata kasar, dr Andriana juga dituding melakukan pungli terhadap anggotanya.

Saat diwawancarai Tribun Medan, dr Andriana yang baru lima bulanan menjabat sebagai kepala puskesmas membantah tudingan itu dengan tegas.

"Tonc*k itu apa ya? (tuduhan pegawai puskesmas padanya kalau marah mengeluarkan kalimat tersebut). Saya nggak perlu melakukan seperti itu (berkata kasar dan melakukan pungli)," ucap dr Andriana ketika diwawancarai melalui telepon selulernya Selasa, (19/12/2023).

dr Andriana berpendapat ia bisa dilaporkan oleh hampir seluruh anggotanya ke Pemkab lantaran merasa terusik dengan kenyamanan yang sudah berlangsung selama ini.

dr Andriana bilang bertahun-tahun anggotanya itu jauh dari sikap disiplin sehingga ketika disiplin mau ditegakkannya anggotanya menjadi terusik dengan kepemimpinannya.

Dulu, selama dirinya belum menjabat sebagai kepala puskesmas, pegawai bisa datang hanya dua atau tiga kali seminggu.

"Dengan adanya saya sebagai Kapus baru yang keras, saya menegakkan disiplin dan mereka terusik. Saya sudah dipanggil Inspektorat, ya saya jelasin. ASN juga kan harus masuk dari pukul 08:00 sampai pukul 15.00. Saya mau tegakkan disiplin. Ya dicari lah ya (kesalahan-kesalahannya sama anggotanya)," kata dr Andriana.

Ia juga berpendapat sebenarnya ada dua orang pegawai yang menjadi provokator dalam masalah ini.

Sehingga yang lainnya bisa ikut-ikutan.

Ia mengaku tidak semuanya juga yang tanda-tangan mau sukarela memberikan tandatangan.

Disebut ada yang yang mengaku dalam tekanan (pegawai lain).

"Pegawai Puskesmas total ada 74 termasuk saya. Ada juga itu yang d ibawah tekanan (di antara 63 orang yang buat petisi tidak suka kepemimpinannya). Ada yang ke ruangan saya bilang awalnya itu tidak ada kepala suratnya makanya ada yang tanda tangan. Saya nggak pernah berkata kasar tapi saya keras karena saya orang Batak," sebut dr Andriana.

Ia menggap wajar kalau dirinya keras sama anggota.

Sebab ia juga punya target dari Kepala Dinas untuk membuat Puskesmasnya lebih baik.

Apabila sekali, dua kali hingga tiga kali anggotanya juga belum berubah, menurutnya wajar kalau ia keras dalam memberikan arahan.

"Saya sudah dipanggil dinas dan sudah ngadap sama Kadis. Kalau Pak Kadis soal disiplin, tegas dan pasti ditegakkan (sisinggung pungli) hahahaha. Saya bingung saya nggak ada terima apapun," ucapnya.

Perempuan yang baru pertama kali jadi Kepala Puskesmas ini menjelaskan Kadis Kesehatan juga sudah sempat turun ke Puskesmasnya.

Saat itu ditanyai satu per satu siapa yang merasa dipungli.

Namun ketika ditanyai tidak ada yang mengaku dan mengangkat tangan.

Disebut hanya disebut ada pegawai yang mengatakan ia berkata kasar.

"Pas ditanya Pak Kadis diamnya mereka. Ditanya apa arogannya dan apa cakap kotornya?. Ada mukul? Diam mereka," katanya.

Sementara itu dalam laporan tertulisnya ke Pemkab, 63 orang pegawai Puskesmas Sei Mencirim yang membuat laporan mengatakan:

Dengan Hormat,

Dalam rangka meningkatkan layanan kesehatan yang optimal dan efektif kerja pegawai di Puskesmas Sei Mencirim perlu adanya pimpinan yang arif dan bijaksana yang memiliki kompetensi managerial dan berkepribadian yang baik.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami pegawai Puskesmas Sei Mencirim menyampaikan kepada Bapak Kepala Dinas bahwasanya selama kepemimpinan Kepala Puskesmas (Kapus) kami yang bernama dr. Andriana Gelda Sinurat, MKM, kami merasa tertekan dan tidak dapat melaksanakan tugas dengan maksimal karena banyaknya kebijakan secara sepihak.

Pimpinan tidak mempunyai etika dalam berbahasa dan juga kurang dalam menguasai diri atau mengontrol emosi, selalu berkata kasar dan mengadu domba antar kami pegawai.

Kami berharap hapak Kadıs dapat mengevaluasi Ibu kapus kami, karena kami sudah tidak nyaman dalam melaksanakan tugas kami yang selama ini tatanan yang sudah baik dengan pola Kerjasama, komunikası, koordinası yang baik di antara stať dan pimpinan.

Namun setelah kepemimpinan dr. Andriana gelda Sinurat, MKM ini semua menjadi ke arah yang lebih buruk.

Mengingat Puskesmas Sei Mencirim adalah Puskesmas yang terbaik di Tahun 2022.

Tetapi jika masib dr. Andriana gelda Sinurat, MKM pimpinan kami, kami yakın semua tidak akan bertahan lama.

Selama persiapan dan pelaksanaan akreditasi kami semua stať pegawai Puskesmas Sei Mencirim mendukung sepenuhnya supaya terlaksana dengan baik dan mendapat nilai seperti yang kita harapkan bersama tanpa ada kontribusi darı Kapus sekarang.

(dra/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved