Pembunuhan

Tetangga Ungkap Ayah yang Dibunuh Anaknya di Siantar Tukang Pukul, Tak Cocok dengan Warga

Rudi yang pada akhirnya tewas di tangan kedua anaknya, dirasa pas oleh warga kampungnya di Jalan Pdt J Wismar, Pematang Siantar.

Penulis: Alija Magribi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/HO
RA (18), anak yang terlibat menganiaya ayahnya hingga meninggal dunia kini ditahan oleh Polres Pematang Siantar 

TRIBUN-MEDAN.com, SIANTAR - Rudi Santo, seorang ayah yang dibunuh anaknya di Siantar memiliki kesan buruk oleh keluarga bahkan tetangganya sendiri.

Rudi yang pada akhirnya tewas di tangan kedua anaknya, dirasa pas oleh warga kampungnya di Jalan Pdt J Wismar Saragih, Kelurahan Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Pematang Siantar.

Ketua RT setempat, J Saragih yang ditanyai reporter Tribun Medan, Selasa (2/1/2024) mengaku sosok korban Rudi Santo sudah lama ditinggalkan istri dan anak-anaknya karena ulahnya sendiri.

"Sama keluarga sendiri gak cocok. Sama tetangga pun nggak cocok. Sering ribut sama tetangga. Memang tukang pukul dia ini," kata J Saragih.

J Saragih mengatakan, selama hidup Rudi Santo memang sulit dipahami oleh tetangga sekitarnya. Karena tingkahnya itulah, banyak warga yang kurang pas dengan cara bergaul Rudi selama ini, sehingga tak terlalu memperdulikannya.

"Kalau kerja ya gak tentu. Luntang lantunglah. Kadang di rumah, kadang pergi merantau entah ke mana," kata J Saragih.

Menurut J Saragih, tetangga pun pada akhirnya memaklumi langkah sang istri dan ketiga anaknya untuk meninggalkan korban selama ini.

Menurut tetangga keributan sering terdengar tatkala mereka hidup tiga tahun lalu dalam satu atap.

"Sama keluarga gak bagus. Memang tukang pukul, istri dipukuli, anak dipukuli," kata Santo.

Warga pun menyesalkan kejadian ini di mana kedua putra Rudi Santo pada akhirnya ikut ditahan karena membunuh sang ayah. Warga berharap aparat penegak hukum memberi keadilan bagi kedua anak yang ditahan tersebut.

Sebelumnya, Kapolres Pematang Siantar AKBP Yogen Heroes Baruno menyampaikan bahwa kasus ini berawal pada Selasa (26/12/2026) lalu. Saat itu kedua anak remaja berinisial RA (18) dan IR (16) dan ibunya pulang kampung dari Batam, Kepulauan Riau. Sesuai rencana, mereka akan merayakan Natal di Kota Pematang Siantar.

Saat mereka bertemu kembali dengan ayahnya Rudi Santo, keributan pun tak terhindari lagi.

Apalagi anak-anak ingin kembali mengajak sang ibunda pulang ke Batam, Kepulauan Riau, tempat selama ini mereka hijrah.

"Kembali cekcok. Korban mengambil celurit untuk mengancam anaknya. Tapi celurit itu berhasil diamankan sang anak. Mereka saling dorong, tapi karena anak-anak dua orang, korban pun tak bergerak," kata Yogen.

Oleh keluarga pun sempat membawa Rudi Santo ke RS Efarina yang tak jauh dari rumah. Namun sayangnya, nyawa Rudi Santo melayang.

(alj/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved