Tempat Wisata di Sumut
Destinasi Wisata Air Soda, Alternatif Tempat Berlibur di Tarutung
Pasalnya, pemandian air soda hanya ada dua di dunia, yakni di Tarutung dan Venezula.
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, TARUTUNG - Destinasi wisata Air Soda merupakan alternatif lokasi wisata manakala pengunjung sambangi Kota Tarutung.
Sebagai destinasi wisata, tempat memiliki keunikan tersendiri.
Pasalnya, pemandian air soda hanya ada dua di dunia, yakni di Tarutung dan Venezula.
Artinya juga, Pemandian Air Soda Tarutung ini adalah pemandian air soda satu-satunya di Indonesia. Sehingga cocok banget bagi kamu yang sedang mencari objek wisata unik.
Tidak hanya unik, air soda di pemandian ini dipercaya punya banyak khasiat bagi tubuh, mulai dari relaksasi tubuh, pegal-pegal, menghaluskan kulit, menyembuhkan gatal atau luka di badan.
Bahkan disebutkan juga untuk terapi bagi penderita stroke dan asam urat.
Dari berbagai informasi, ditemukan keunikan air soda Tarutung tersebut.
Warna airnya didominasi warna merah, sehingga sesuai dengan nama Pemandian Air Soda Tarutung.
Dalam Bahasa Batak Toba atau bahasa masyarakat sekitar disebut Aek Rara Tarutung, aek artinya air dan rara artinya merah.
Bila pengunjung mandi di sana, maka tubuhnya kan dipenuhi buih-buih air seperti soda pada umumnya.
Mata juga akan perih jika terkena percikan airnya, disarankan jangan membuka mata di dalam air.
Airnya tidak lengket di badan seperti minuman bersoda, karena yang menyebabkan air lengket-lengket di tubuh adalah kandungan gula pada minuman bersoda.
Air soda ini seperti membuat badan kita lebih ringan dan halus saat bergerak di dalamnya. Jika airnya dikecap atau dirasakan, maka rasanya akan terasa asin.
Disebutkan juga, lokasi ini berjarak sekitar 5 kilometer ke arah Selatan dari pusat Kota Tarutung, pemandian air soda dengan mudah ditemukan.
Angkutan kota juga melintasi daerah ini, sehingga memudahkan wisatawan menjangkau objek wisata Air Soda.
Mata air soda ini pertama kali ditemukan oleh Opung Boru Sihite pada tahun 1973. Kala itu ia sedang mencangkul tanah dan dari camgkulannya itu tersemburlah air soda tersebut.
Semakin lama semakin banyak sehingga terbentuklah kolam berdiameter kurang lebih 10 meter. Hingga saat ini, pemandian air soda menjadi destinasi wisata yang tetap dikunjungi para wisatawan.
(cr3/tribun- medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.