Tribun Wiki
Meneganal Apa Itu Alutsista dan Rincian Belanja Kemenhan di Bawah Pimpinan Prabowo Subianto
Dalam debat capres ada dibahas mengenai alutsista Indonesia. Lantas, apa saja daftar alutsista yang sudah dibelanjakan Kemenhan
TRIBUN-MEDAN.COM,- Dalam debat calon presiden yang diadakan di Istora, Senayan, Jakarta Pusat, pada Minggu (7/1/2024) kemarin sempat dibahas mengenai alutsista.
Lantas, apa sih arti alutsista itu?
Apa pentingnya alutsista bagi negara Indonesia?
Dan apa saja alutsista yang sudah dibelanjakan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) selama dipimpin Prabowo Subianto?
Mari simak ulasan berikut ini.
Pengertian Alutsista
Alutsista adalah singkatan dari alat utama sistem senjata.
Dalam indeks kekuatan militer yang dikeluarkan Global Firepower (GFP), kekuatan alutsista menjadi salah satu penilaian penting untuk mengukur seberapa kuat militer sebuah negara.
GFP sendiri menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kekuatan militer ke-15 dari 140 negara di seluruh dunia pada 2023.
Lantas, apa saja daftar alutsista yang sudah dibelanjakan Kemenhan selama kepimpinan Prabowo Subianto? Berikut daftarnya:
1. Pesawat Tempur Rafale
Pada Februari 2022 silam, Kementerian Pertahanan RI memborong 42 jet atau pesawat tempur Dassault Rafale dari Prancis.
Saat itu, Prabowo Subianto mengatakan pihaknya sudah menandatangani kontrak pembelian jet tempur tersebut.
"Kita mulai hari ini dengan tanda tangan kontrak pertama untuk enam pesawat yang akan disusul dalam waktu dekat, dengan kontrak untuk 36 pesawat lagi, dengan dukungan latihan persenjataan dan simulator-simulator yang dibutuhkan," beber Prabowo, Kamis (10/2/2022).
Menurut rencana, pesawat itu akan dikirim secara bertahap mulai 2026 mendatang.
Prabowo menambahkan, PT Dirgantara Indonesia dan Dassault Aviation untuk pemeliharaan, perbaikan, dan overhaul untuk pesawat-pesawat Prancis yang akan atau sudah digunakan Indonesia.
2. Kapal Selam Scorpene
Selain pesawat tempur Dassault Rafael, Kemenhan RI juga membeli kapal selam Scorpene dari Prancis.
Sebagai tindak lanjut pembelian itu, Prabowo mengatakan PT PAL dan Naval Group dari Prancis telah menandatangni nota kesepakatan tentang pengembangan kapal selam.
"Yang tentunya akan mengarah pada pembelian dua kapal selam Scorpène dengan AIP (Air Independent Propulsion) beserta persenjataan dan suku cadang-suku cadang yang dibutuhkan, termasuk latihan," ungkap Prabowo.
3. Kapal Perang Fregat
Prabowo menandatangani kontrak kerja sama dengan perusahaan pembuat kapal Italia, Fincantieri, untuk pembelian kapal perang Fregat, pada Juni 2021.
Lewat kesepakatan itu, Fincantieri akan menyuplai enam Fregat kelas FREMM atau European multi-purpose frigate dan dua Fregat bekas kelas Maestrale.
"Fincantieri akan menjadi kontraktor utama untuk keseluruhan program," demikian bunyi informasi dari laman Fincantieri.
4. Pesawat Airbus A400M
Dalam acara Dubai Airshow pada 2021 silam, Kemenhan telah menandatangani kontrak pemesanan dua unit pesawat Airbus A400M untuk TNI AU.
Di kesempatan yang sama, Kemenhan juga menandatangani Letter of Intent (LoL) untuk akuisisi empat unit Airbus A400M di masa mendatang.
Sehingga, total ada enam pesawat Airbus A400M yang dipesan Kemenhan.
Prabowo saat itu mengatakan pemesanan Airbus A400M bertujuan untuk memaksimalkan taktis udara TNI AU.
“Selain kemampuan taktis dan udara ke udara, A400M akan menjadi aset nasional dan berperan penting untuk misi Bantuan Manusia dan Tanggap Bencana,” kata dia dalam keterangannnya di laman resmi Kemenhan.
Meski demikian, satu unit Airbus A400M yang dipesan baru akan dikirim pada 2026 mendatang.
5. Helikopter Angkut Berat H225M
Pada awal Desember 2023, Prabowo meneyrahkan delapan helikopter Angkut Berat H225M kepada TNI AU di Lapangan Udara Atang Sanjaya, Bogor, Jawa Barat.
Helikopter tersebut merupakan buatan Prancis.
Saat pembelian helikopter angkut berat H225M, Indonesia lewat PT Dirgantara Indonesia bekerja sama dengan Airbus Helicopters untuk proses maintenance.
Namun, Prabowo berharap, lewat kerja sama itu, Indonesia bisa mandiri membuat helikopter sendiri.
“Dimulai dengan kemampuan maintenance, pelan-pelan kita mau harus bisa dibuat di Indonesia, dan PTDI sudah sanggup."
"Beberapa bagian sudah dibangun di Indonesia, harapan kita kandungan lokal heli ini bisa 40 persen,” ujar Prabowo, Jumat (1/12/2023).
6. Radar Militer
Kemenhan memborong 13 unit sistem radar Ground Control Interception (GCqI) GM-403 dari Thales, Prancis pada April 2022.
Pembelian itu dilakukan lewat kontrak kerja sama yang ditandatangani oleh Direktur Utama Len, Bobby Rasyidin, dan SVP Latin America & Asia of Thales International SAS, Guy Bonassi, di Prancis.
"Kontrak ditandatangani pada tanggal 20 April 2022 dan pengiriman dilakukan dalam waktu 48 bulan setelah tanggal efektif kontrak."
"Selain itu, periode garansi untuk sistem radar ini adalah 36 bulan," kata keterangan resmi Biro Humas Setjen Kemhan di laman kemhan.go.id pada Selasa (27/6/2023).
"Kementerian Pertahanan mengadakan kontrak pembelian dengan PT Len Industri (Persero) untuk memajukan industri pertahanan dalam negeri," sambung dia.
Pengadaan 13 unit sistem radar GCI tersebut juga merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memodernisasi dan memperkuat kemampuan pertahanan negara, serta alutsista TNI.
Lalu, pada 12 Desember 2023, Prabowo mengatakan Kemenhan mengungkap rencana pembelian 12 dari 25 radar baru untuk memperkuat pertahanan udara.
Dua belas radfar militer itu akan dibeli dari Ceko.
"Kalau nggak salah Ceko. Dari Ceko," ujar Prabowo, Selasa (12/12/2023).
7. Rantis Maung
Atas dorongan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kemenhan membeli kendaraan taktis (rantis) Maung dari PT Pindad pada Juli 2020.
Pemesanan 500 rantis Maung itu berlangsung tak lama setelah Jokowi meminta Prabowo membeli alutsista buatan dalam negeri.
Prabowo pun menyerahkan 40 unit Maung kepada Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) yang saat itu masih dijabat Jenderal TNI Andika Perkasa.
Penyerahan mobil taktis ini diberikan Prabowo di sela-sela penyelenggaraan Rapat Pimpinan (Rapim) Kementerian Pertahanan yang digelar di Kemenhan, Jakarta, pada 11-13 Januari 2021.
Soal PT PIM
Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan sempat menyinggung 'orang dalam' Prabowo Subianto di PT Teknologi Militer Indonesia (TMI).
Pernyataan itu bermula saat Anies Baswedan menanyakan mengenai pentingnya standar etika yang harus dimiliki presiden selaku panglima tertinggi militer dalam sesi tanya jawab debat ketiga.
Anies mengatakan, sebagai panglima tertinggi, presiden akan memutuskan pengerahan pasukan yang berisiko pada hilangnya nyawa prajurit.
Menurutnya, hal itu merupakan keputusan menyangkut etik.
"Tapi dalam kenyataannya Pak, ketika Bapak memimpin di Kementerian Pertahanan banyak 'orang dalam' dalam pengadaan alutsista, PT Teknologi Militer Indonesia, Indonesia defense security, lalu orang dalam dalam pengelolaan food estate," ujar Anies dalam debat di Istora, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024).
Setelah debat capres tersebut, banyak netizen yang penasaran dengan PT TMI ini, termasuk soal alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang ada di Indonesia.
Lantas, seperti apa profil dari PT TMI ini?
Profil PT TMI
Menurut informasi, PT TMI berkantor di Cilandak, Jakarta Selatan.
PT TMI menawarkan setidaknya empat produk utama.
Ada sistem pertahanan laut, udara, darat, serta inovasi dan teknologi.
TMI mempunyai visi, yakni menjadi yang terdepan dalam manajemen teknologi militer serta penyedia solusi untuk berbagai kebutuhan misi berbasis teknologi dan perangkat lunak.
Untuk mewujudkannya, mereka punya tiga misi utama.
Pertama, merancang alutsista untuk keandalan sistem pertahanan negara.
Kedua, mengeksekusi kebijakan dan program pemerintah, khususnya terkait Kementerian Pertahanan, dalam kemandirian membuat Alutsista.
Ketiga, menjadi mitra terpercaya dan terkemuka untuk menghadirkan solusi.
Mereka juga mencantumkan beberapa mitra perusahaan.
Bahkan, ada 4 dari 5 BUMN pertahanan yang mereka klaim pernah bekerja sama dengan perusahaan.
Dikutip dari CNN, kelima perusahaan itu yakni PT LEN Industri (Persero), PT Pindad (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), dan PT PAL Indonesia (Persero).
Akan tetapi, laman resmi perusahaan tidak mencantumkan siapa saja orang-orang di balik PT Teknologi Militer Indonesia.
Berdasarkan catatan Kompas.com, PT Teknologi Militer Indonesia pernah menjadi sorotan karena disebut terkait dengan tersebarnya dokumen Rancangan Peraturan Presiden (Raperpres) tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia Tahun 2020-2024.
Dalam Raperpres disebutkan, rencana modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) membutuhkan dana Rp 1.760 triliun dan bisa menggunakan skema utang asing.
Merujuk pada salinan akta perusahaan PT TMI yang diterima Kompas.com, perusahaan itu didirikan pada 14 Agustus 2020 dengan bentuk perseroan tertutup dan diisi oleh kolega Prabowo.
Pengurus dan pemilik saham adalah Glenny H Kairupan sebagai komisaris utama, Harsusanto sebagai direktur utama, Judi Magio Yusuf sebagai komisaris, Mundasir sebagai direktur, dan Nugroho Widyotomo sebagai komisaris.
Dikutip dari Kompas.id, Glenny dan Magio adalah teman seangkatan Prabowo di Akademi Militer yang juga aktif di Partai Gerindra, Harsusanto adalah mantan pimpinan PT PAL, sedangkan Nugroho adalah lulusan Akmil 1983 dan Mundasir lulusan Akmil 88A.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| Apa Itu Emas Cukim? Pilihan Investasi Selain Emas Antam |
|
|---|
| Profil Heru Pambudi, Sekjen Kemenkeu Hartanya Mentereng Dibanding Purbaya, Ternyata Lulusan Inggris |
|
|---|
| SOSOK Alfeandra Dewangga, Eks Pemain PSIS 'Pecah Telur' Debut Bersama Persib Bandung |
|
|---|
| SOSOK Letjen TNI Mochamad Syafei Kasno, Putra Asal Manado Kini Jabat Komandan Pusterad |
|
|---|
| Kalender Jawa Weton Senin Pahing 27 Oktober 2025, Waktu yang Tepat Melamar Pekerjaan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.